“Di balik kesempurnaan sikap bahkan persahabatan mereka, nyatanya mereka justru ib*lis toxic yang sangat menji*jikan!” batin Binar diam-diam mengikuti kepergian dokter Anna dan dokter Thomas.
Binar memasuki kamar hotel persis di sebelah kamar yang baru saja dokter Anna maupun dokter Thomas masuki. Namun sebelum keduanya benar-benar memasuki salah satu kamar di penginapan mewah di sana, Binar merekam keromantisan keduanya yang terjalin layaknya suami istri melalui kamera tersembunyi di tasnya.
Sungguh, interaksi dokter Thomas dan dokter Anna bukan lagi layaknya kekasih yang cukup gandengan atau mengelus beberapa bagian anggota tubuh. Karena baru berhasil membuka pintu kamar hotel saja, kedua sejoli itu sudah berciu*man bibir secara brutal. Seolah keduanya merupakan sepasang suami istri yang sangat saling mencintai dan sudah bertahun-tahun tidak bertemu, hingga tidak bisa mengontrol naf*s*u bahkan mengendalikan diri.
Di hotel Binar mengawasi dokter Anna dan dokter Thomas, ternyata Adam juga melakukan hal yang sama. Adam berada persis di depan kamar yang baru akan Binar tutup pintunya.
Tatapan Binar dan Adam bertemu. Tatapan yang langsung membuat dunia mereka seolah berhenti berputar. Segera Adam mengejar, melangkah buru-buru sekaligus cepat menghampiri Binar.
Adam sengaja menutup bahkan mengunci pintu kamar hotel yang Binar sewa. Tangis kesedihan sekaligus kebersamaan seketika pecah membersamai pertemuan mereka.
“A—adam mengenaliku?” batin Binar tak percaya ketika kedua tangan pria yang sangat ia cintai, membingkai wajahnya.
Adam menatap Binar tak percaya di tengah kedua jemari tangannya yang terus menyentuh tak percaya setiap inci wajah Binar. Karena meski wajah Binar sudah sangat berbeda efek rias wajah yang menyertai, hubungan mereka yang terjalin sangat dekat sejak kecil, menjadi alasan Adam dengan begitu mudah mengenali Binar.
“Kangen banget, Bi!” lirih Adam setelah ia memeluk Binar sangat erat.
“Beneran ... Adam beneran langsung mengenali aku!” batin Binar antara tak percaya sekaligus nelangsa. Ia berangsur membalas pelukan Adam di tengah kenyataannya yang terisak pilu.
“Semuanya akan baik-baik saja. Kita pasti bisa memenangkan kasusmu!” yakin Adam, sementara Binar yang ada dalam dekapannya langsung mengangguk-angguk.
“Kamu mengenaliku?” ucap Binar akhirnya bersuara.
“Tentu ... bahkan aku tahu, akun bo*dong selain punyaku yang menyebarkan video maupun foto mereka, itu kamu!” balas Adam yang perlahan menatap wajah Binar.
“Mau heran karena kamu bukan polisi apalagi detektif, kok bisa-bisanya kamu tahu, ... baru aku sadari, sutradara dan pembuat cerita jauh lebih keren dari mereka!” ucap Binar sampai detik ini masih berlinang air mata. Di hadapannya, Adam yang kembali membingkai wajah Binar menggunakan kedua tangan refleks tersenyum.
“Memang sekeren ini kan aku? Aku memang tidak punya kedudukan tinggi bahkan kuasa layaknya mereka, tapi aku bisa membuat sebuah kejadian menjadi viral. Ada, yang bisa melawan berita viral? Petinggi di sebuah negara saja harus tunduk jika rakyatnya kompak memberontak!” ucap Adam yang kali ini menatap Binar penuh keseriusan.
Binar yang balas menatap kedua mata Adam nyaris tidak berkedip. Tak semata ia yang terpesona dengan cara pikir calon suaminya. Melainkan, anggapan Adam yang baginya sangat benar. Anggapan yang membuatnya makin mantap balas dendam dengan elegan. Apalagi jika keadaannya seperti sekarang. Yang mana dokter Luri dan rekannya bahkan para orang tua, memiliki hubungan sangat tocix.
“Aku sudah tahu semua kerja keras sekaligus perjuanganmu dan perjuangan keluarga kita, dalam memperjuangkan keadilan untukku,” ucap Binar yang seketika menjadi melow hanya karena kini, ia tengah ada di hadapan pria yang sangat ia cintai. Pria yang juga sangat mencintainya.
Adam yang masih menyimak dengan saksama sekaligus menatap kedua mata Binar penuh cinta, mengangguk-angguk. “Ya. Dijamin, kita pasti menang terlebih sekarang, kamu sudah di sini. Apa pun akan aku dan keluarga kita lakukan, demi menegakkan keadilan,” ucap Adam.
“Sekarang saja kita bisa sama-sama lihat, belum apa-apa, mereka termasuk aparat negara, sudah ketakutan gara-gara sandiwara ciptaan mereka,” lembut Adam masih menatap Binar penuh cinta.
“Wajahku rusa*k parah. Namun alasanku mengubah wajahku mengandalkan rias, bukan semata untuk itu. Karena aku sengaja belajar rias untuk mendapatkan wajah berbeda dari setiap riasan yang aku lakukan, agar aku bisa balas dendam dengan leluasa. Termasuk penampilanku yang selalu aku ubah disesuaikan dengan rias agar mereka terkecoh, selain aku yang sebisa mungkin muncul di CCTV untuk meneror mereka,” ucap Binar lirih sengaja cerita.
“Enggak apa-apa, tetap cantik. Apalagi cantik enggak hanya dilihat dari wajah maupun fisik. Karena adanya kamu yang bisa bertahan bahkan sampai mengecohkan mereka, ini beneran kecantikan yang enggak semua wanita bisa miliki!” yakin Adam dan sudah langsung membuat Binar tersipu.
“Namun aku juga enggak ambil pusing karena niatnya, aku akan mengembangkan produk kecantikan sekaligus kesehatan untuk mengobati wajahku. Belum ada waktu saja karena aku harus fokus dulu ke misiku!” ucap Binar.
Detik itu juga Adam terdiam. Namun, ia membiarkan tangan kirinya digandeng Binar masuk ke area tempat tidur. Baru Adam ingat, bahwa sosok Binar juga digadang-gadang sebagai tabib muda nan cantik.
“Apa yang kamu alami bikin kamu menemukan banyak temuan pengobatan bahkan ramuan?” ucap Adam memastikan.
Binar yang menurunkan ransel jinjing maupun tas kecil di dadanya yang berisi kamera tersembunyi, refleks menatap Adam sambil mengumbar senyum. “Bahkan lebih dari itu ....”
Mendengar itu, Adam merasa sangat bahagia. Kedua matanya sampai basah meski kini, ia tengah tersenyum menatap Binar penuh cinta. “Ya sudah, beres kasus kamu, aku buatin klinik saja. Kamu praktik pribadi, enggak usah kerja ke pihak lain. Terlebih aku jamin, sekelas pihak pemerintahan saja bakalan sibuk sungkem ke kamu!”
Bersama Adam yang begitu terpukul pada apa yang menimpa Binar, terlebih setelah Binar menghapus rias di wajahnya, Binar menggeledah ponsel dokter Anna. Sederet bukti rekaman ketika Binar dirundung sungguh ada di sana. Dan sebagai awal dari pembalasannya kepada dokter Anna, Binar menyebarkan video itu menggunakan a—kun dokter Anna.
“Berikan ponselnya ke aku. Biar aku salin semua datanya, termasuk setiap aku-nnya. Mereka masih ada di sebelah, kan? Kita harus mengembalikan ponsel ini,” ucap Adam yang bergegas membuka ranselnya di tempat tidur.
Binar yang masih duduk di tepi tempat tidur dan memang berseberangan dengan Adam berkata, “Enggak usah dibalikin. Dan memang enggak perlu.”
Detik itu juga Adam menjadi menatap Binar penuh tanya. “Maksudmu?”
“Mereka kangen berat ke aku. Otomatis, aku juga harus menemui mereka agar mereka tidak sibuk mengutus orang untuk menyingkir*kanku!” balas Binar sembari tersenyum penuh kemenangan.
Melihat tanggapan Binar yang begitu santai bahkan tampak merayakan kemenangan dengan elegan, Adam yakin, wanita yang sangat ia cintai itu memang sudah memiliki senja*ata pamungkas yang bisa menghabi*si lawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sandisalbiah
emaknya Azky selalu semangat kalau mendeskrepsikan tentang Ojan jdnya Azky nya terkontaminasi si Ojan deh.. 🤭🤭🤭 sory... thor.. vissss..✌✌✌
2024-02-20
1
Mas Bos
dokternya lagi pada sibuk
ngikutin iblis yg gentayangan
di dalam pikirannya
pasien yg berobat di abaikan
/Joyful//Joyful//Joyful/
2024-02-05
0
Wurry
anak sambung Ojan dan anak sambung Sepri, segi usia lbh tuaan si Binar kan
2024-02-04
0