“Itu bukan jenazah anak saya!” tolak ibu Suci ketika peti jenazah dan dikatakan sebagai Binar, diantar ke kediamannya.
Dengan kedua matanya yang sudah sangat sembam, wanita berkerudung biru gelap itu berucap lantang, “Anak saya masih hidup dan dia akan segera mengakhiri segala kekacauan ini!”
“Identifikasi sudah membuktikan, bahwa kerangka dan pakaian yang masih melekat di tubuhnya merupakan dokter Binar! Kenapa kalian justru membuat keadaan makin runyam, sementara kalian sudah tahu bagaimana keadaan putri kalian?” ucap polisi yang memimpin dan benar-benar galak. “Perkara siaran langsung dan CCTV yang beredar sudah dijelaskan sejelas-jelasnya. O–knu—m yang terlibat juga sudah mengakui. Dari tersangka pemb-unuhan, juga mereka yang terlibat dalam perdagan*gan wanita!” lanjutnya benar-benar galak.
Mereka yang datang rombongan, dilengkapi senjata dan gayanya sangat arogan, juga tak segan mengintimidasi keluarga Binar maupun tetangga yang berbondong-bondong hadir. Hingga keadaan benar-benar riuh. Bukan hanya adu argumen yang tak terelakan antara keluarga Binar, tetangga, dan para aparat. Karena beberapa dari ponsel yang sengaja mengabadikan berakhir dirus*ak. Hingga sebagian dari mereka yang sengaja jaga-jaga dan memang merupakan mafia, tak segan bertindak.
Polisi yang datang jumlahnya memang ada dua puluh orang. Namun karena yang jaga-jaga di rumah orang tua Binar merupakan mafia, meski mereka hanya sekitar lima, mereka bisa dengan gesit menum*bangkan sebagian besar polisi di sana.
“Pergi dan bawalah sandiwara ini. Karena jika kalian tidak mampu mengurus kasus putri kami, kami sendiri yang akan mengurusnya! Bahkan kami juga akan mengurus kalian!” kecam pak Sepri sambil menatap marah mereka-mereka yang sudah terdampar di lantai setelah terjadi keributan.
Para anggota polisi memang kalah dan berakhir terkapar di lantai, selain senjata mereka yang sengaja dir*usak. Cara yang mereka tiru dari para polisi sendiri. Karena sejak kasu*s Binar dimanipulasi dan dibuat drama sedemikian rupa, pihak Binar dan Adam termasuk para mafia sengaja makin siaga. Sebagian dari mereka menjaga Adam, sebagiannya lagi langsung berjaga di kediaman orang tua Binar. Sementara sisanya diam-diam melakukan penyelidikan tanpa mau mengikuti arahan polisi yang terus meyakinkan apa yang menimpa Binar sesuai drama ciptaan mereka.
Kini, di tengah kesunyian yang menyelimuti karena waktu juga sekitar pukul dua pagi, waktu yang tentu saja bukan saat yang tepat untuk bertamu, ditambah lagi cara mereka bertamu kepada keluarga Binar begitu arogan. Padahal, mereka bertamu pada keluarga yang mereka yakini anak gadisnya yang berstatus dokter muda telah mati dan kasu*snya sudah bergulir selama 3 bulan terakhir.
Para polisi dibuat gondok lantaran pihak Binar menolak peti berikut jenazah di dalamnya yang mereka yakinkan sebagai Binar. Termasuk itu pakaian d*ala*m yang awalnya mereka yakini milik Binar karena ciri-cirinya persis seperti keadaan terakhir Binar.
“Aku masih hidup, Mah! Aku benar-benar masih hidup karena Mamah percaya kepadaku. Bahwa aku akan selalu bisa seberapa sulit jalan yang harus aku lalui. Sekarang, Mamah cukup percaya kepadaku. Karena apa pun itu yang aku lakukan, semua ini sengaja aku persiapkan untuk balas dendam!” Ucapan yang dua hari lalu menyapa indera pendengar sekaligus kehidupan ibu Suci dari nomor baru itu terngiang di benak sekaligus ingatan ibu Suci. Kini, sambil menatap marah pihak kepolisian dari teras rumahnya, ia sungguh akan mengikuti sandiwara Binar.
Pihak Binar yang dibantu warga, sebagiannya sudah merekam, mengabadikan yang terjadi melalui ponsel masing-masing.
“Jika kalian menolak menguburkan jenazah anak kalian sendiri, biar kami yang menguburnya secara layak!” tegas pimpinan polisi yang makin jadi sosok pemarah.
***
Meninggalkan kegaduhan di luar sana, di tempat dirinya tinggal, Binar berperan layaknya dokter dan orang-orang sana sebut sebagai tabib. Bersama nenek Cucun dan juga warga, Binar turut serta menjadi relawan untuk bencana alam yang melanda desa.
“Aku tidak mungkin tutup mata meninggalkan keadaan di sini begitu saja. Banyak korba*n berjatuhan dan sebagian besar merupakan anak-anak dan lansia,” pikir Binar yang mengemban bayi merah setelah ia bantu keluar dari rahim wanita yang melahirkannya di bawah reruntuhan bangunan kayu.
“Sebentar, ... ini banyak yang meliput. Mereka wartawan,” batin Binar was-was terlebih sebagian dari mereka yang memegang kamera juga sibuk mengabadikan setiap tindakan kesehatan yang ia lakukan.
Seperti yang Binar yakinkan, beberapa dari mereka pada akhirnya mengenali Binar. Dan fatalnya, beberapa dari mereka sampai melaporkannya kepada pihak Paradise Hotel dan tentu saja sampai ke nyonya Rima maupun Luri dan rekannya.
“Ibl*is itu masih hidup?!” Nyonya Rima yang lagi-lagi memimpin jalannya kebersamaan di ruang kerjanya, membuat mereka yang masih memakai jas putih kedokteran gelisah tingkat dewa.
Foto maupun video Binar sudah langsung mereka awasi secara saksama. Karena meski tampak tidak begitu mirip efek make-up yang Binar pakai di wajahnya, mereka tetap mengenali Binar.
“Dia benar-benar punya banyak nyawa ...,” batin dokter Luri gemetaran sekaligus berkaca-kaca kemudian menjatuhkan selembar foto Binar dan awalnya sempat ia awasi dengan saksama.
“Mungkin hanya kebetulan mirip!” komentar dokter Bagas yang selalu menyikapi keadaan dengan bengis.
“Iya, aku juga mikirnya gitu. Ini pasti orang lain karena logikanya saja, dia sudah begitu dan kita sendiri yang melakukannya. Bahwa dalam keadaan sekarat, kita membuangnya ke sungai berarus sangat deras!” timpal dokter Thomas yang berdiri tepat di sebelah dokter Bagas.
Dokter Kristine yang berdiri di sebelah dokter Thomas, tetap saja tidak bisa berhenti gelisah meski calon suaminya sudah memberikan alasan masuk akal mengenai sosok yang dimaksud memang bukan Binar.
“Masalahnya desa yang kena bencana alam itu kalau dipikir-pikir, ... kalau dipikir-pikir bisa ditempuh melalui jalur sungai kita membuang Binar!” ucap dokter Kristine tak kalah bengis dari dokter Bagas. “Duh, please deh. Hari pernikahanku sudah ada di depan mata. Ngapain juga harus ada situasi seperti sekarang?”
“Daripada enggak pasti, bukankah lebih baik dipastikan? Andai memang benar, ya cukup diley*apkan dan terus begitu saja sampai benar-benar mat ... ti?” ucap dokter Anna yang turut berkomentar dengan suara lirih karena ia sendiri tidak yakin dengan rencananya.
Berbeda dari biasanya, kali ini saran dokter Anna yang terkenal manja, tulalit bin lem*ot justru langsung dipakai. Mereka semua setuju dan semuanya langsung berniat memastikan, tapi diam-diam, Binar yang menyadari kegaduhan justru tersenyum puas sebab setelah tiga bulan menunggu, kabar tentangnya yang akhirnya disebarkan memang sengaja Binar jadikan sebagai awal dari balas dendamnya.
“Berita terbaru tentang aku benar-benar plot twist. Padahal sebelumnya mereka begitu yakin dengan skenario mereka. Jenazah itu sampai dikuburkan atas namaku!” batin Binar yang diam-diam menonton acara berita di salah satu ponsel relawan di sana. Kebetulan, Binar memakai masker hingga mereka yang kebanyakan merupakan korba*n bencana alam dan sedang menonton secara berjamaah, tak mengenalinya.
“Iya, kemarin tabib cantik ini yang bantu beberapa persalinan. Kayaknya dia memang enggak tidur soalnya hampir semuanya diurus sama dia. Ih benar, mirip kisah semasa hidupnya sebelum menghilang seperti yang diceritakan oleh pihak keluarganya. Karena menurut pihak keluarga, dokter Binar tipikal yang sangat rajin, suka menolong. Ini aneh, sih.”
Di tengah kegelapan yang membersamai sunyinya malam ini, Binar membiarkan siapa pun berkomentar. Ia sungguh menikmati awal mula dari balas dendamnya. Sebab caranya yang mendadak muncul dalam keadaan sehat wal afiat, sukses men*ampar mereka yang sudah bersandiwara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
🌸nofa🌸
reaksi oknum pol ini... ku jadi membayangkan, ini real atau nyata. Kok mirip berita real yang pernah ku baca
2024-10-16
0
Muhammad Fauzi
main cantik aja/Sly//Sly//Sly/
2024-03-15
0
Sandisalbiah
sekenario yg bagus binar... usik ketenangan para iblis itu... kacaukan pikiran mereka... buat mereka gak nyaman dgn berita akan keberadaanmu yg masih hidup tp belum jelas...
2024-02-20
0