Rekaman CCTV yang dokter Luri tonton, sukses membuat wanita itu merinding. Dokter Luri kebas selain wanita emosional itu yang akhirnya menyadari, bukan hanya jantungnya yang jadi berdetak sangat cepat. Karena tubuhnya juga langsung gemetaran hebat.
Di rekaman CCTV yang juga akhirnya turut ditonton rekan dokter Luri karena keempatnya baru sampai sana, mereka mendapati seorang wanita memakai seragam dokter melenggang bebas memasuki setiap ruang kerja mereka. Wanita cantik yang wajahnya bukan berwajah Binar itu tampak sangat santai tanpa sedikit pun beban, bahkan tanda-tanda jika wanita itu tegang.
Pada kenyataannya, Binar memang datang ke Paradise Hospital. Binar sengaja memulai teror. Kartu nama berdarah menghiasi setiap meja kerja para pelaku lengkap dengan tulisan tangan berisi anca*man. Seperti biasa, untuk kali ini Binar juga sengaja membuat sosoknya terekam CCTV.
“Agar mereka terkecoh,” batin Binar yakin, kini dirinya sudah langsung dikejar.
Dokter Luri dan semuanya dibuat dilema lantaran sosok misterius yang terekam di kamera CCTV berwajah berbeda dari Binar. Padahal, trik Binar balas dendam memang memanfaatkan keahlian merias wajah untuk membuat semuanya terkecoh. Terbukti, dokter Luri dan rombongan jadi terkecoh.
“Wajahnya mirip cewek Jepang ...,” lirih dokter Kristine belum bisa menyudahi ketakutannya.
“Aku yakin dia memang Binar. Dia hanya mengandalkan kekuatan rias untuk mengubah setiap gaya tampilan wajahnya. Terus, lihat, ini tulisan tangan Binar!” ribut dokter Anna yang kemudian menatap tajam dokter Luri. “Jika menurutmu aku kembali salah, coba katakan kepadaku mana yang benar?”
Ditodong begitu, dokter Luri langsung tidak terima. Kedua tangannya mengepal kencang di sisi tubuh, selain ia yang seolah akan menerkam dokter Anna hidup-hidup.
Lain dengan dokter Kristine yang cuek, diam-diam dokter Thomas malah menatap iba sekaligus sendu, kekasih gelapnya itu.
“Tapi aku setuju dengan Luri. Bahwa wanita itu bukan Binar, melainkan orang kiriman Adam!” tegas dokter Bagas sengaja mengambil sikap di tengah kenyataannya yang masih saja dingin sekaligus bengis.
Mendengar nama Adam disebut, dokter Luri langsung ketar-ketir. Wanita bermata tajam itu tidak bisa untuk tidak marah. “Kamu apa-apaan, sih? Ngapain bawa-bawa Adam? Adam itu orangnya lurus. Latar belakang keluarganya juga jelas! Adam dari keluarga bahagia bahkan mereka motivator!”
“Tapi memang enggak ada salahnya kalau kita mencurigai Adan loh, Ri. Dia itu sutradara dan terbiasa merekayasa, menciptakan sandiwara—” Dokter Thomas yang ikut berkomentar refleks diam karena dokter Luri sudah langsung marah-marah kepadanya.
“Ngapain kamu ikut-ikutan? Adam itu pacarnya Binar. Bahkan kita tahu, saat penghargaan, di tempat duduk depan kita duduk, dia melamar Binar. Keadaan itu sudah sangat lumrah membuat Adam berusaha mati-matian memperjuangkan nasib pacarnya! Adam ini gambaran lak-laki sejati. Bukan laki-laki banc*i yang hobinya mainin wanita atau malah nanam benih tanpa dinikahi!” tegas dokter Luri.
Balasan menohok dokter Luri sudah langsung membuat dokter Thomas maupun dokter Anna, kena mental. Kedua sejoli yang berdiri berseberangan dan hanya terhalang keberadaan dokter Kristine itu refleks saling lirik, sebelum akhirnya justru salah tingkah.
“Kok si Luri bilang gitu, ya? Dia sudah tahu hubunganku dan Anna, apa bagaimana?” pikir dokter Thomas sambil memalingkan wajah. Hingga ia tak lagi menghadapi wajah garang dokter Luri yang akan membuat bibir tipis wanita bengis itu sibuk memberinya dakwah pedas.
“Lama-lama aku jadi merasa enggak berguna. Apalagi, ... enggak sampai dua minggu lagi, Thom akan menikah dengan Kristine. Masalahnya aku sayang banget ke Thom. Thom juga sayang banget ke aku!” batin dokter Anna yang diam-diam melirik punggung sang kekasih. Bahkan saking sayangnya ia kepada pria tinggi bertubuh bidang berambut agak gondrong dan ketampanannya jauh di atas dokter Bagas itu, ia rela menghabiskan waktu bahkan usianya untuk menjadi kekasih gelap atau malah pemua*s dokter Thomas. Yang mana karena rasa cintanya kepada dokter Thomas dan membuatnya tidak bisa berpikir dengan benar juga, ia jadi lupa pada ketakutannya terhadap Binar.
“Kita cari wanita itu!” sergah dokter Bagas, tak mau membuat pelaku teror lepas begitu saja karena perdebatan yang lagi-lagi menyita kebersamaan sekaligus waktu mereka.
Meski masih sama-sama dikuasai kekesalan bahkan emosi, mereka berpencar mencari sosok si wanita.
“Dia sudah ada di lantai bawah. Jangan sampai lepas!” tegas dokter Luri segera lari.
Kelimanya berbondong-bondong lari dikawal juga oleh seorang satpam yang sudah langsung menyebarkan foto Binar yang tertangkap di rekaman CCTV, melalui pesan WA. Hingga semuanya yang sebelumnya sudah dikabari melalui hate, langsung mengawasi setiap wajah yang mereka jumpai.
Hanya saja, Binar yang masuk salah satu toilet umum sudah ganti kostum. Bukan lagi pakaian serba hitam yang dipadukan dengan jas putih khas kedokteran. Binar keluar dengan gaya yang swag layaknya anggota gengster.
Jadi, meski rombongan dokter Luri sampai berpapasan dengan Binar, kelimanya tidak ada yang mengenali Binar. Karena gaya Binar yang sangat berbeda dari biasanya.
Binar tersenyum penuh kemenangan, merasa puas telah mengecohkan dokter Luri dan rekannya. Terlebih jika melihat kepanikan sekaligus ketakutan kelimanya.
“Kukira kalian suhu, tapi ternyata hanya begitu,” batin Binar sengaja pergi dari sana.
Binar juga melewati para satpam yang berjaga dengan sangat mudah. Malahan ia sengaja bersiul kemudian mengeluarkan ponselnya. Melalui gawai berwarna putih tersebut, ia menonton rekaman CCTV. Karena diam-diam, khusus di ruang kerja nyonya Rima sengaja ia beri beberapa kamera pengawas berukuran kecil.
“Cara lic*ik kalian yang membuatku terinspirasi,” lirih Binar yang kemudian memasuki sebuah taksi. Namun, baru juga ia duduk, pemandangan nyonya Rima yang tak kalah panik setelah mendapati kartu nama penuh darah, sukses mengusiknya. Namun hadirnya pak Hasan yang langsung dipeluk nyonya Rima, juga kenyataan pria itu yang sampai membalas hangat bahkan melayangkan ciu*man di kepala sang nyonya, langsung membuat Binar melongo.
“Waw ... waw ... ada cinta terlarang. Balas dendam ini akan makin seru!” batin Binar sudah langsung sigap menyiapkan rencana. Terakhir setelah ia mendapatkan adegan romantis para orang tua dari ibli*s berwujud manusia yang menghan*urkan hidupnya, Binar langsung mengunggahnya.
“Biar mereka makin terkecoh. Biar para aparat punya pekerjaan tambahan. Juga, ... biar drama mereka makin rame. Selain, aku yang juga penasaran dengan reaksi Luri dan Bagas!” lirih Binar yang langsung menahan tawanya.
Seperti yang Binar harapkan, dokter Kristine menjadi orang pertama yang mendapat laporan dari beberapa teman sekaligus kenalannya.
Sarah : Mirip mamahnya Luri sama papahnya Bagas, ya? Mereka ngapain sih? Sudah tua, masih punya keluarga dan pasangan juga sehat wal afiat. Bahkan anak pacaran sudah sering bobo bareng. Eh, yang tua tak mau kalah ....
“Asli sih, ini mirip banget!” batin dokter Kristine sampai membenarkan posisi duduknya. Video yang dimaksud dan menghiasi beberapa ruang obrolan WA-nya, sukses membuatnya deg-degan sekaligus panas dingin. “Andai Luri dan Bagas tahu, ... mereka pasti langsung ngamuk. Namun aku harus segera memberitahu mereka agar video ini tidak makin menyebar!”
Dokter Kristine benar-benar ketakutan, meski kasu*s yang bergulir bukan kasu*snya. Karena andai ia nekat mengabarkan kepada dokter Luri atau dokter Bagas, yang ada ia pasti kena amuk.
*BTW, aku sering kepleset kalau nulis : Kristine sama Khatrine*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sandisalbiah
manusiawi kalau authornya yg harus mengetik ribuan kata jarinya sampe kepleset.. lah diriku yg cuma ngetik komenan dua baris aja typo nya berjejer... unjuk diri.. 🤦♀🤦♀
2024-02-20
0
mahyati Reva
ini mah gila tingkat dewa iblisnya...
2024-01-12
1
Sugiharti Rusli
bagus sesama mereka aja uda saling berkhianat, jadi pembalasan akan makin seru dengan bumbu'🤪🤪🤪
2023-12-15
0