“Kabarku sudah tersebar, dan sekarang aku langsung mendapatkan perlakuan spesial. Perlakuan spesial karena ada udang di balik bakwan,” batin Binar refleks tersenyum getir khas orang yang telanjur muak.
Binar tengah melangkah mengikuti tuntunan dua orang petugas wanita di hadapannya. Selain akan difasilitasi ke Jakarta, ia juga mendapat fasilitas penginapan terbilang mewah. Malam ini hingga besok pagi, ia akan pura-pura menikmati, selain Binar yang akan bersikap sangat menghargai apa yang ia dapatkan.
“Tabib Binar, besok pagi-pagi sekitar pukul setengah enam, akan ada sarapan untuk Tabib sebelum Tabib diantar ke Jakarta,” jelas salah satu dari wanita yang mengantar Binar, dengan sangat ramah.
Binar tahu, tawaran ke Jakarta yang ia dapatkan dari petinggi di desa tempatnya tinggal merupakan jebakan. Karenanya, Binar sengaja bersandiwara.
“Di sini ada CCTV. Aku pastikan agar wajahku terlihat dengan jelas agar para ibl*is yang telanjur penasaran sekaligus ketar-ketir, makin panas!” batin Binar. Seperti niatnya, ia sengaja membuat wajahnya tersorot kamera dengan jelas, selain ia yang sengaja bertingkah seolah dirinya tidak tahu di sana ada CCTV.
Binar yakin, rombongan dokter Luri sudah melakukan segudang cara untuk menyingk*irkannya, hingga ia dengan begitu cepat mendapat fasilitas ke Jakarta.
“Apakah di kamar ini juga ada CCTV?” pikir Binar sudah langsung diam-diam mengawasi.
Binar yang menenteng ransel sedang dan itu pun bagian dari fasilitas yang ia dapatkan, berangsur mengontrol keadaan di kamar penginapan keberadaannya. Seperti yang ia yakini, di dispenser yang keberadaannya tidak begitu jauh dari tempat tidur ada kamera peng*awas berukuran sangat kecil.
“Satu, ... lalu, mana lagi?” batin Binar berniat menemukan yang lain, segera. Namun sebelum beranjak dari sana, ia sengaja meletakan jaketnya menutupi kamera di dispenser.
“Orang-orang seperti mereka memang baru akan berhenti jika mereka benar-benar mati. Karena selama mereka masih hidup, apa pun pasti akan mereka lakukan, demi memenuhi ambisi mereka. Termasuk itu, mereng*gut kemerdekaan bahkan nyawa banyak orang,” batin Binar yang menemukan kamera terse*mbunyi lainnya, di pintu kamar mandi.
Selanjutnya, Binar sengaja membongkar ranselnya. Di sana banyak botol mungil berisi aneka ramuan buatannya.
“Ini ramuan peru*sak kulit yang aku siapkan khusus untuk Luri dan kawan-kawan. Isinya merupakan perpaduan dari miyang atau lugut bambu dan bulu ulat gatal, yang dicampur kandungan merkuri. Jadi, selain kandungan merkuri yang memang sudah sangat berbahaya, adanya miyang bambu dan bulu ulat yang susah payah aku kumpulkan sebanyak ini, akan terus melekat di dalam kulit korbannya!” batin Binar sembari memandangi beberapa botol mini berisi cairan kental berwarna keperakan di hadapannya. Tampak beberapa miyang maupun bulu ulat yang turut menyertai di sana.
Binar berharap, Luri dan semua pelaku yang telah dengan sengaja melukai bahkan menyingkir*kannya, merasakan bagaimana rasanya memiliki kulit khususnya wajah yang ru*sak, layaknya apa yang ia alami.
“Sisanya, sebagian besar ini merupakan sabun cair yang memakai wewangian sekaligus bahan alami. Ini sangat bagus untuk semua jenis kulit. Namun untuk tiga botol ini merupakan rac*un yang aku siapkan secara khusus.”
Seperti keyakinan Binar, diam-diam wanita itu memang sudah dipantau. Dokter Luri dan semuanya yang masih diketuai oleh nyonya Rima, menonton melalui laptop di ruang kerja nyonya Rima.
Keenam ibli*s berwujud manusia itu ketar-ketir sekaligus berkeringat dingin. Keenamnya jadi sangat gelisah dan sesekali refleks mengelap keringat. Sesekali, mereka juga bertatapan, tapi dengan tegas dokter Luri menyudahi ketakutannya dengan meminta sang mamah agar mengutus banyak orang untuk mengek*sekusi Binar.
“Binar itu sangat pintar. Buktinya, dia menutup setiap kamera yang dipasang di kamarnya!” tegas dokter Luri.
“Pintar bagaimana? Dia kelihatan enggak tahu. Memang kebetulan asal taruh loh, Ri.” dokter Anna berkomentar. “Harusnya ini hanya kebetulan.” Namun karena komentarnya itu, semuanya kompak menatapnya kesal. Semuanya seolah akan menerk*amnya hidup-hidup.
“Aku penasaran, bagaimana caranya dia bertahan? Dan bagaimana ceritanya, dia bisa jadi tabib? Aku curiga, lingkungannya tinggal selama dia menghilang, mendukungnya hingga dia menjadi tabib,” ucap dokter Luri mencoba menerka sekaligus melakukan cocok logi.
“Minta keterangan lebih lanjutnya ke walikotanya saja!” sergah dokter Kristine.
“Tapi, Binar sendiri juga bukan dari keluarga sembarangan. Karena alasan kasu*snya viral dalam waktu sangat lama bahkan sampai sekarang, juga karena peran orang-orang penting di dalamnya. Akun milik kak Ojan yang terus mengkampanyekan kas*us Binar, membuat artis maupun masyarakat awam, berkobar-kobar mengusut,” ucap dokter Thomas.
Mendengar itu, dokter Bagas jadi merenung serius. “Kalau begitu, aku sendiri yang akan turun tangan memeriksa tempat tinggal Binar, selama dia menghilang. Karena aku juga penasaran, apa yang sebenarnya terjadi? Hingga dia yang harusnya mati, justru menjadi tabib muda yang disegani. Curiganya, sebenarnya dia bukan Binar. Aku curiga bahwa adanya dia, sebenarnya merupakan bagian dari konspira*si kubu Binar, agar kita mengakui kesalahan kita. Jangan lupa, siaran langsung yang Binar lakukan, juga CCTV rumah sakit yang telanjur tersebar, keduanya teramat nyata.” Dokter Bagas yakin, anggapannya paling masuk akal bahkan benar. Karenanya, beberapa saat kemudian, menggunakan helikopter pribadi, ia sungguh melakukan penerbangan untuk memastikan tabib muda yang mirip Binar, secara langsung.
Paginya di jam dirinya mendapatkan jatah sarapan, Binar sengaja membuang semuanya ke kloset. Binar tak mau ambil risiko, terlebih ketika akhirnya ia yang keluar lebih dulu, justru tak sengaja memergoki dokter Bagas keluar dari salah satu kamar penginapan di depan kamarnya terpaksa menginap.
“Dokter Bagas sudah di sini? Mau ngapain?” pikir Binar. Ia tidak begitu takut karena sebelum ia pergi dari desa istimewa selaku tempat ia sempat tinggal, ia sudah wanti-wanti kepada warga agar merahasiakan semua tentangnya yang pernah ada di sana. Selain itu, lima orang mafia utusan keluarganya juga sudah jaga-jaga di sana.
“Oke, ... semuanya baik-baik saja, aku harus tenang!” batin Binar.
Tiba-tiba saja, rasa takut mendadak membuncah menguasai Binar bertepatan dengan kenyataan dokter Bagas yang balik badan mengawasi ke arahnya. Beruntung, Binar dengan cekatan masuk ke dalam kamarnya menginap. Hanya saja, wajah sekaligus tatapan dokter Bagas ternyata membuat Binar merasakan trauma tersendiri. Binar jadi ingat ketika baji*ngan itu mereng*gut ciuman bibirnya dengan sangat li*a*r, ditambah tangan dokter Bagas yang dengan sangat kura*ng ajar menjamah semua bagian sen*s*itif di tubuhnya. Ingatan yang terus terulang dan membuat Binar ketakutan.
Tubuh Binar ambruk sementara kedua mata terpejam erat, dan kedua telinganya ia bekap menggunakan kedua tangan. Sebab suara ketakutan darinya saat itu yang berpadu dengan suara para ibl*is berwujud manusia, mendadak menggema, terngiang-ngiang di ingatannya.
“Aku pastikan, dia akan mati dengan perlahan dan berakhir menge—naskan, seperti apa yang dia inginkan terjadi kepadaku!” yakin Binar lagi-lagi bersumpah serapah.
Seolah semuanya baik-baik saja, Binar menerima kawalan tiga orang pria yang membawanya ke mobil. Ketiga pria itu tampak sangar layaknya pengawal pada kebanyakan. Yang membuat Binar yakin dirinya akan diekse*kusi, tentu karena ketiganya justru membawanya ke arah hutan.
“Saya ingin pipis. Boleh carikan toilet umum atau setidaknya tempat untuk pipis terdekat?” ucap Binar dan detik itu juga ia mendapati, ketiga pria yang bersamanya kompak berkode mata. Melalui kode mata tajam itu, ketiganya seolah sengaja mempertimbangkan keinginan Binar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sandisalbiah
kalau para iblis sudah tau keberadaan binar walau mereka masih ragu, bahkan Bagas turun tangan buat memastikan.. kenapa dr pihak keluarga binar gak kirimkan bodigart buat jagain Binar..?
2024-02-20
0
Patrish
lugud dan bulu ulat ... waaaa... aku pernah kena keduanya pada waktu yang berbeda...gatal panas bukan main.... kalo lugud masih dibonus nyerinyeri karena yang masuk kulit seperti menusuk ... ngeriiii poolll
2024-01-26
1
Sugiharti Rusli
pengawal dari pihak Binar apa terus mengikiti,,,
2023-12-15
0