“Aku mohon jangan ma—rah ...,” ucap dokter Kristine refleks diam.
Dokter Kristine tak hanya diam biasa karena wanita tomboy itu diam karena ketakutan. Sebab selain langsung membanting ponsel milik dokter Kristine tak lama setelah menyaksikan kiriman vidio dari beberapa rekan dokter Kristine, dokter Luri juga sampai menyingkirkan kasar apa pun itu yang menghiasi meja kerjanya.
Dokter Luri layaknya orang kesu*rupan, meraung-raung sangat emosional. Selain itu, dadanya juga jadi naik turun secara teratur di tengah napasnya yang terdengar sangat tak beraturan.
Seperti yang dokter Kristine yakini, kekacauan kini benar-benar terjadi akibat video nyonya Rima dan pak Hasan yang telanjur menyebar. Andaipun mereka bisa menutup kasus tersebut layaknya kasus-kasus sebelumnya menggunakan uang sekaligus kekuasaan mereka, pada kenyataannya sekelas dokter Kristine yakin, video tersebut bukan rekayasa karena pakaian yang dipakai pemerannya saja, merupakan pakaian nyonya Rima dan pak Hasan, pagi ini.
“Setidaknya, lebih baik kamu tahu secepatnya daripada kamu telat mengetahui dan justru video itu makin menyebar!” ucap dokter Kristine berusaha menenangkan sang sahabat.
Dokter Luri yang telanjur malu pada ulah orang tuanya merasa sangat sakit hati. Ia tidak bisa untuk tidak menangis apalagi untuk tidak marah. Meja kerjanya saja bisa ia banti*ng dengan sangat mudah akibat kemarahannya.
Di tempat berbeda, dokter Thomas yang dimintai bantuan oleh dokter Kristine, terpaksa menghampiri dokter Bagas. Tentu karena ia harus mengabarkan video yang tengah ramai. Video yang diperankan oleh nyonya Rima dan pak Hasan. Hanya saja, dokter Thomas terlalu takut karena andai ia mengabarkannya meski niatnya tulus, pasti dirinya akan ikut diamuk.
Awalnya, dokter Bagas menatap kedatangan dokter Thomas penuh tanya. Namun, ketakutan yang menyelimuti dokter Thomas, membuat tatapan dokter Bagas berubah menjadi waspada. Dokter Bagas menjadi menyikapi sang sahabat penuh keseriusan.
“Masalah apa lagi? Sudah, jangan terkecoh!” yakin dokter Bagas.
Meski pada akhirnya, apa yang dokter Kristine alami dari dokter Luri, juga dokter Thomas rasakan dari reaksi dokter Bagas. Ponsel dokter Thomas yang berisi beberapa kiriman video nyonya Rima dan pak Hasan, berakhir remuk setelah dibant*ing penuh emosi oleh dokter Bagas. Kemudian, setelah menend*ang asal tempat duduknya, dokter Bagas yang mirip orang kerasu*kan arwah jahat, buru-buru keluar dari ruang kerjanya.
Dokter Thomas yakin, sang sahabat akan langsung mencari pak Hasan. Namun ternyata, bukannya ditemukan di ruang kerja pak Hasan, mereka yang sudah disertai dokter Luri, dan juga dokter Kristine, justru memergoki pak Hasan keluar dari ruang kerja nyonya Rima. Pria yang sangat mirip dengan dokter Bagas itu masih memakai pakaian sama layaknya di video. Dokter Luri menjerit histeris dengan air mata sibuk berlinang sementara kedua tangan mengepal di sisi tubuh.
Di ingatan sekaligus benak dokter Luri, adegan nyonya Rima dan pak Hasan di video yang beredar, tak hentinya berputar sekaligus terulang.
Dengan sigap, dokter Kristine merangkul dokter Luri. Seperti sebelumnya, kali ini ia juga berusaha menenangkan sahabatnya itu. Karena andai ia ada di posisi dokter Luri, dokter Kristine juga tidak sanggup.
Lain dengan calon istrinya, dokter Thomas malah tak berniat menahan dokter Bagas untuk tidak membogem wajah pak Hasan.
“Baji*ngan!” kecam dokter Bagas.
Tak lama setelah itu, nyonya Rima yang belum tahu menahu videonya dan pak Hasan tersebar, keluar tanpa dosa dari ruang kerjanya. Nyonya Rima menatap penuh tanya wajah-wajah di sana. Dirasanya, keadaan benar-benar tak baik-baik saja. Bukan hanya dokter Bagas yang tampak sangat emosional menatap pak Hasan maupun menatapnya. Namun dalam dekapan dokter Kristine, dokter Luri juga sampai menangis.
“Ini ada apa lagi?” tanya nyonya Rima memastikan.
Nyonya Rima terlalu khawatir telah melewatkan berita penting, khususnya berita mengenai Binar. Hingga ia yang tak tahu alasan keadaan di sana tampak sangat tidak nyaman, sengaja menghampiri sang putri kemudian merangkulnya penuh peduli. Namun berbeda dari biasanya, selain sampai mendorongnya, dokter Luri yang masih dalam keadaan menangis dan tampak sangat bersedih, justru meluda*hi wajahnya.
“Apa bedanya kamu dengan pela*cu*r?!” itulah yang dokter Luri tanyakan kepada sang mamah dengan suara berat. Dadanya terlalu sesak hanya karena teringat adegan di video yang tidak bisa ia hentikan dari ingatan bahkan hidupnya.
“Luri, ... maksud kamu apa?!” sergah nyonya Rima, seolah semuanya baik-baik saja.
Selanjutnya, yang dokter Luri lakukan bukanlah membalas sang mamah apalagi menjelaskan kekecewaan yang tengah ia rasakan. Karena setelah menatap sang mamah, pak Hasan, dan juga dokter Bagas, dokter Luri memilih pergi dari sana.
Dokter Luri yang hanya membawa tasnya dari tempat kerja, berakhir mengemudikan mobilnya sendiri. Tak peduli meski sang sahabat maupun dokter Bagas, berusaha mengejar. Dokter Luri telanjur kecewa sekaligus sakit hati.
Terlepas dari kekacauan yang sudah tercipta, Adam yang sampai mengetahui video nyonya Rima dan pak Hasan langsung tersenyum puas. Bukan semata karena akhirnya bor*ok kedua sejoli itu terkuak. Namun, ini mengenai pelaku penyebar video yang ia yakini Binar.
“Akun ini pasti akun Binar! Masya Allah, kamu benar-benar sudah kembali, Bi!” batin Adam yang baru turun dari mobil. Ia melangkah semringah memasuki kantornya dan memang masih bergerak di industri hiburan.
“Kangen banget, Bi! Tapi aku masih sangat sabar dan akan selalu dukung kamu seperti yang keluarga kita arahkan. Ayo kita sama-sama melakukan serangan balik ke mereka!” batin Adam di tengah senyum bahagianya yang sampai disertai air mata.
***
Sampai detik ini, Binar terus melakukan pengawasan dari kejauhan atas bagian dari rencana balas dendamnya. Usahanya itu tak hanya menguak perselingkuhan nyonya Rima dan pak Hasan. Karena kegigihan Binar yang masih berpenampilan asing sekaligus berubah-ubah rias wajah, juga sukses menguak perselingkuhan dokter Anna dan dokter Thomas. Semua itu Binar rekam menjadi foto maupun video.
Di lain sisi, dokter Luri dan keempat rekannya merasa diawasi. Rasa stres yang begitu kuat membuat dokter Kristine mendatangi dokter Luri ke apartemen. Padahal, dokter Luri sendiri masih sangat terpukul. Wanita itu sampai menggunakan narkob—a sebagai pelariannya. Keduanya membahas kasus Binar, dan dokter Kristine yang akan segera melangsungkan pernikahan dengan dokter Thomas, mengutarakan ketakutannya.
“Perset*tan dengan si Binar. Sekarang mending kamu pake ini saja,” ucap dokter Luri yang memang sudah melantur akibat pengaruh obat yang ia konsumsi.
Padahal di tempat berbeda, Binar yang masih berpenampilan misterius, tengah tersenyum bahagia. Kenyataan tersebut terjadi lantaran Binar telah berhasil menukar ponsel yang dibawa dengan ponsel milik dokter Anna yang sedang mengunjungi hotel bersama dokter Thomas, di tempat resepsionis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
gmn caranya dr Binar 🤔
2024-12-01
0
Sandisalbiah
hem.. gak tangging² ya Bi... buat mereka tercerai berai.. buat mereka saling salah faham dan membenci.. baru hancurkan satu persatu... usik mental mereka... buat mereka jd setengah waras....
2024-02-20
1
mahyati Reva
benar2 wanita hebat dan tangguh nih dr.binar
2024-01-12
1