“Enggak bener ini!” Di kamarnya, Adam masih mengunci diri hanya agar bisa fokus mengawasi bukti rekaman CCTV dan sebelumnya sempat dihapus oleh nyonya Rima.
Di rekaman CCTV, gerak-gerik mencurigakan terekam. Namun, di sana tidak ada adegan Binar keluar dari ruang gudang dokter Luri sempat keluar menghampiri Adam. Ruang gudang tempat dua OG menemukan gaun sekaligus ponsel Binar.
Melalui bukti rekaman CCTV tersebut, Binar memang masuk ke gudang yang sempat Adam hampiri. Binar masuk dengan cara disere*t oleh dokter Bagas.
“Dokter Bagas ... baj*ingan!” kesal Adam bersama kedua tangannya yang mengepal kencang di atas meja kerjanya yang ada di kamarnya.
“Dalam rekaman memang tidak ada adegan Binar keluar dari gudang, tapi ini dokter Thomas dan dokter Bagas memboyong kantong jenazah tak lama setelah para orang tua datang, sementara aku dibawa pergi Luri. Jangan-jangan, ... kantong jenazah ini berisi Binar?” Meski menolak kenyataan bahwa kantong yang dibawa kedua pria tadi berisi Binar, Adam yang yakin tidak ada adegan Binar keluar secara langsung dari gudang, memang telanjur curiga bahkan yakin.
“Andai aku langsung usut, pasti dipersulit meski aku punya bukti ini sekaligus bukti siaran yang Binar lakukan. Ayo ... ayo, aku harus bergerak cepat! Mereka pergi lewat jalan yang tidak tersorot CCTV. Ini kejahatan berencana!” Adam berpikir sangat keras agar hasilnya juga cepat ia dapatkan. Adam yakin Binar tidak baik-baik saja.
“Bi, aku mohon, bagaimanapun keadaan kamu, aku mohon bertahanlah!” batin Adam seiring perasaannya yang jadi kacau. Ia bahkan tidak bisa menyudahi ketakutan, kesedihan, bahkan air matanya.
Setelah merenung serius, Adam sengaja menjadikan kekuatan viral untuk mengusut kasus Binar. Video siaran langsung milik Binar, sengaja Adam sebarluaskan di banyak ak*un. Anehnya, semua video tersebut selalu dihapus secara otomatis. Karenanya, Adam sengaja mengajak beberapa keluarganya yang ahli di bidang IT maupun mereka yang paham hukum untuk bekerja sama.
“Dari kemarin aku hubungin Binar. Itu kenapa dia begitu, tapi sampai sekarang nomornya enggak aktif. Kami sekeluarga di kampung heboh bahas ini, tapi kami enggak berani kabarin ibu Suci. Pasti khawatir banget andai ibu Suci tahu. Ya meski lama kelamaan, pasti akan tahu juga!” ucap Narendra, kerabat sekaligus saudara Adam maupun Binar yang merupakan calon pengacara. Sosok yang tentu saja paham hukum.
“Aku beneran bingung mau jelasinnya dari mana. Namun sesuai yang ada di rekaman ini, sekaligus siaran langsung yang sempat Binar lakukan. Ini versi lengkapnya. Aku sudah bikin jadi film, aku sesuaikan dengan waktunya!” sergah Adam yang langsung menunjukkan setiap detailnya di laptopnya.
Di sana tidak hanya ada Narendra. Karena di kamar Adam yang menjelma layaknya markas juga sudah disertai kerabat mereka yang paham IT. Semuanya memang berasal dari kampung, tapi kemampuan mereka sudah tidak diragukan lagi. Termasuk kemampuan pak Akala bersama kedua putri kembarnya yang paling paham mengusut kasus melalui hal viral.
“Seberapa banyak video yang sudah kamu sebar?” tanya pak Akala yang sudah siap bekerja menggunakan kedua laptopnya. Begitu juga dengan kedua putrinya yang masing-masing sudah menyanding laptop.
“Itu dia masalahnya Uncle Akala ... semua video yang aku sebar, selalu dice*kal!” sergah Adam masih bertahan mengawasi dari belakang punggung pak Akala.
“Kata kunci yang kamu pakai saat mengunggah videonya, apa? Perhatikan karena kata kunci atau tagar unggahan juga penting. Apa saja yang dice*kal, kalau memang semua yang berkaitan dengan Binar sudah ditandai, berarti memang ada yang sengaja buat bungkam!” lirih pak Akala yang meski terdengar tenang, tapi sangat serius.
Penjelasan dari pak Akala menjadi ilmu baru untuk Adam. Dengan segera dan memakai banyak akun, pak Akala menyebarkan video Binar maupun film buatan Adam yang merupakan perpaduan CCTV rumah sakit dengan siaran langsung Binar.
“Kita tunggu hasilnya. Namun buat jaga-jaga, kita tetap wajib minta bantuan papahnya Narendra karena kita butuh pengacara. Karena dari situasi yang sudah ada, sepertinya memang ada orang berpengaruh yang sengaja membungkam kasu*s ini,” ucap pak Akala.
Membahas orang berpengaruh yang diyakini pak Akala telah membungkam kasu*s Binar, yang langsung terlintas di ingatan Adam adalah nyonya Rima. “Haruskah aku menjadikan vidionya dan papahnya dokter Bagas sebagai barter bahkan balasan sera*ngan, agar dia berhenti membungkam kasu*s Binar?” pikir Adam.
Video yang pak Akala maupun kedua putrinya sebarkan langsung viral. Di rumah sakit, nyonya Rima dan kelima pelaku perundungan kepada Binar, menggelar rapat dadakan di ruang kerja nyonya Rima.
“Mereka benar-benar kurang aj*ar!” kesal nyonya Rima yang memimpin jalannya rapat.
Dokter Luri dan keempat rekannya refleks saling tatap. Namun, dokter Luri yang sadar, dari semua yang ada di sana dirinya paling berkuasa, sengaja berkata, “Jerat mereka dengan tudingan pencemaran nama baik, Mah! Mamah juga bisa menggunakan kekuasaan Mamah buat membungkam mereka!”
Keempat rekan dokter Luri kompak mengangguk setuju khususnya dokter Anne, dokter Khatrine, dan juga dokter Thomas. Lain dengan dokter Bagas yang memang irit bicara sekaligus irit ekspresi.
Setelah merenung sangat serius, nyonya Rima yang merasa terancam, sengaja mengadakan jumpa pers di hari itu juga. Masa depan kariernya dan kelima pelaku perundungan, maupun masa depan rumah sakit yang dikelola, dirasa nyonya Rima dipertaruhkan. Karenanya, nyonya Rima berada di garda paling depan dalam bersandiwara memberikan keterangan.
Dikawal banyak polisi, dalam acara siaran terbuka yang direkam oleh banyak awak media, nyonya Rima berdalih sangat kehilangan Binar sambil berderai air mata. Padahal diam-diam, ia justru sudah menyu*ap pejabat sekaligus anggota kepolisian agar meredam kasu*s Binar.
Para polisi dan peja*bat yang nyonya Rima s*uap, segera bersih-bersih, mengusut semua pel*aku penyebar video dan otomatis kub*u Adam benar-benar terancam.
“Kami juga sangat kehilangan dokter Binar. Dokter muda berbakat seperti dokter Binar ibarat aset berharga untuk kami bahkan negara ini. Jadi, kami juga akan mengusut kas*us ini sampai tuntas!” ucap nyonya Rima tersedu-sedu dan tengah mewarnai layar televisi maupun setiap gawai mengingat kas*us mereka telanjur viral.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
drama mu perfect Bu Rima 🤮🤮🤮
2024-12-01
0
Sandisalbiah
hah.. susah emang kalau udah berurusan dgn manusia² munafik... yg mengutamakan pencitraan doang... emang harus di libas mereka ini.. bahkan sedikit pun tdk ada rasa bersalah dr mereka... beneran biadab..
2024-02-20
1
mahyati Reva
sebegitu murahkah pihak aparat kepolisian?
2024-01-11
1