IA WANITA BAIK SEPERTI DULU

Setelah bayang Zaleya tak terlihat, Rayyan ikut masuk ke dalam rumah. Dalam hati Rayyan bingung mengapa Zaleya menghindar, bukankah ia hanya perlu menjelaskan yang terjadi. Rayyan tak ingin ambil pusing pada setiap perkataan Elif. Entah mengapa semenjak mendengar ucapan Benhur hatinya lebih tenang dan tak mudah terpancing emosi.

Mengingat pesan Benhur, Rayyan ingin menghubungi Mehmed. Ia ingin memastikan apakah Mehmed sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Ia nyatanya sudah tak sabar mendengar semua yang terjadi empat tahun silam pada keluarga Zaleya.

Rayyan ingat betul, Zaleya yang dulu bukanlah berasal dari keluarga miskin. Setidaknya ia memiliki keluarga utuh dengan ayah yang bekerja tetap pada sebuah perusahaan yang terbilang besar. Rayyan merasa aneh mengapa Zaleya dimasa kini bahkan rela menjual asinya untuk sebuah materi.

Rayyan menganggukkan kepala saat Alicia menyapanya dan bergegas ke ruang kerja setelahnya. Baru saja duduk di sofa, ponselnya berbunyi. Rayyan tercekat mengetahui panggilan itu berasal dari Mehmed. Mehmed seolah mendengar telepatinya saja, ia kini sudah menghubungi Rayyan sebelum Rayyan melakukannya.

"Paman ...."

"Tuan, aku sudah mendapatkan semua informasi yang ingin kau ketahui!" Mehmed bicara penuh percaya diri dan bangga.

"Oh ya? Ini di luar ekspektasi ku, Kerjamu begitu cepat, Paman," pungkas Rayyan senang.

"Untukmu aku akan menjalankan tugas secepatnya."

"Aku sungguh tersanjung. Oh ya, jadi bagaimana? Ceritakanlah!" Rayyan menghela napas.

Sejujurnya ia gugup untuk mendengar kisah empat tahun silam itu. Apakah ia akan mendengar sebuah percintaan manis antara sahabat dan sang kekasih di belakangnya, atau justru kisah lain yang tak pernah diduga. Apapun itu ia ingin mengetahui segalanya. Kini Rayyan menatap seksama Mehmed yang mulai bicara.

"Begini, Tuan. Empat tahun silam, seorang ayah telah diduga melakukan tindak korupsi di perusahaannya. Ia didakwa 6 tahun penjara dan harus membayar uang ganti rugi senilai 1 milyar rupiah."

Rayyan terkejut. "Maksudmu, Tuan Emran melakukan korupsi?"

"Betul."

"Lalu?"

"Pihak keluarga Nona Leya yang tak memiliki uang ganti rugi sebanyak itu akhirnya mulai menjual semua barang dan aset yang dimiliki termasuk rumah yang didiami." Mehmed menghentikan ceritanya sesaat. Rayyan terlihat kaget, jantungnya berdebar kuat, ia terus menelan kasar salivanya. "La-lu?" tanyanya lagi.

"Nona Leya dan ibunya pun mulai menyewa rumah kecil untuk tempat tinggal. Menurut pihak keluarga, nyatanya masalah tak sampai disitu, mereka masih membutuhkan uang untuk membayar pengacara dan biaya administrasi dengan jumlah tak sedikit. Hal yang membuat mereka harus memutar otak hingga nyonya Benhur sempat mengalami stress dan nona Leya lah yang harus mencari solusi atas permasalahan yang terjadi."

Rayyan bergeming. Ada rasa sesak yang sangat kuat. Ia marah dan sedih secara bersamaan. Marah sebab Zaleya tak pernah menceritakan semua itu padanya, juga sedih membayangkan Zaleya yang kala itu masih berusia sembilan belas tahun harus mengalami kondisi tercekam hingga mencari solusi permasalahan keluarganya.

"La-lu apa yang dilakukan Le-ya, Paman?" Rayyan tak sabar mendengar kisah lengkap kejadian itu.

"Ia mulai bekerja menjadi buruh cuci dan pekerjaan serabutan lain untuk mencicil biaya yang dibutuhkan."

Inikah alasan Leya tiba-tiba menghilang saat itu dan tak bisa dihubungi? Ia sedang bekerja dan mencari solusi permasalahannya.

"La-lu?" tanya Rayyan lagi dengan gugup.

"Diketahui dari warga pemukiman tersebut, tak berselang lama tersiar kabar bahwa Nona Leya akan menikah. Dinikahkan tepatnya."

"Dengan Emiir?"

"Anda sudah tahu rupanya." Rayyan mengangguk.

"Alasannya?" sergah Rayyan setelahnya.

"Karena gaji buruh cuci tak cukup, ia bekerja di rumah Emiir merawat ibu Emiir yang sakit. Diketahui saat itu Emiir adalah orang terdekat nona Leya. Emiir orang yang selalu datang dan membantu memenuhi kebutuhan nona. Hingga mendadak ibunya terserang stroke dan membutuhkan perawatan intens di rumah. Saat itu Emiir membawa nona ke rumahnya."

Rayyan menghela napas. Jadi begitu ceritanya.

"Ta-pi kenapa harus sampai me-nikah?" tanya Rayyan lagi setelahnya.

"Itu permintaan ibu Emiir. Saat mengadakan proses banding di pengadilan, ayah nona mendapat keringanan hingga hukuman kurungannya dikurangi menjadi 4 tahun, namun nona harus membayar sejumlah uang pada orang terkait kasus itu dengan jumlah yang lagi-lagi tak sedikit. Menurut penuturan keluarga Emiir, Emiir bersikeras meminta orang tuanya untuk membantu nona meminjamkan uang. Sayangnya menikah adalah syarat yang diajukan ibu Emiir untuk membantu nona, ia menyukai nona dan ingin mengikat nona selamanya bersama putranya."

Ternyata itu ulah nyonya Heida dan Leya tak bersalah. Inikah maksud ibu Benhur terus mengatakan maaf dan memintaku tak membenci Leya. Leya nyatanya sedang berkorban untuk keluarganya.

Rayyan menyugar rambutnya.

Ahh Rayyan! Sekarang kau puas! Ternyata tak ada pengkhianatan yang terjadi, hanya kau yang terlalu bodoh menjadi kekasih, kau tak tahu apapun mengenai kehidupan kekasihmu! Mengapa kau tak mencari tahu segalanya saat berita pernikahan itu terendus! Kau bodoh Rayyan! Tunggu, jika pernikahan itu karena terpaksa, bagaimana keduanya bisa memiliki anak?

Rayyan terdiam. Ia terlalu egois jika masih mempermasalahkan itu. Sejak awal jelas bahwa Zaleya dan Emiir terpaksa menikah. Ia harusnya meminta maaf karena telah meragukan Zaleya dan menuduhnya telah berkhianat. Rayyan seketika merasa kasihan dan sedih pada Zaleya, sejak dulu ternyata kehidupan sudah tak adil padanya, sayangnya di masa kini pun ia harus menelan hal yang sama pula. Rayyan pun berniat untuk bicara pada Zaleya.

"Baik terimakasih atas informasinya, Paman. Aku akan mentransfer sejumlah uang sebagai balasan rasa terima kasihku."

"Oke terimakasih, Nak."

Rayyan baru saja hendak keluar saat Alicia tiba-tiba datang ke ruang kerja diikuti Diane, Diane membawa teh di tangannya.

"Oh, anda ingin pergi, Tuan?" ucap Alicia.

"Letakkan saja di meja nanti ku minum." Saat melihat Alicia, Rayyan teringat ucapan Elif perihal sikap Zaleya. Ia pun ingin mencari tahu semua melalui Alicia.

"Bibi, kebetulan aku ingin bicara padamu!"

"Oh, baik Tuan." Alicia mengisyaratkan Diane untuk keluar. Gadis itu menurut.

"Bibi, apa benar kemarin temanku bernama Elif telah datang?" Alicia tersenyum kecut. Bagaimanapun ia yang memberi semangat pada Zaleya untuk tak takut pada siapapun. Ia pun sedikit gugup kini.

"Be-tul."

"Jawabanmu aneh, apa kau mengetahui sesuatu tentang kejadian kemarin?"

"Itu, hmm-- tolong jangan salahkan nona atas semua yang terjadi, Tuan. Nona hanya membela dirinya dari hinaan nona Elif. Saat itu nona Elif terus bicara meragukan putri nona berasal dari pernikahan sah. Dianggapnya nona wanita yang mendapatkan anak dari hubungan terlarang," terang Alicia. Setelah menjelaskan segalanya, ia merasa tenang. Alicia memang mendengar semuanya dari balik pintu yang sedikit terbuka.

Perlahan Rayyan mengangguk, ia kecewa dengan prasangka Elif, namun ada rasa senang di hatinya bahwa bukan Zaleya yang memulai pertikaian. Ia pun semakin bersemangat untuk bertemu Zaleya. Zaleya nyatanya tetaplah wanita baik yang dikenalnya.

...___________...

...Happy reading, karya ini sudah masuk entry even pernikahan manis dan dibuatkan cover baru oleh Noveltoon❤ Jangan lupa dibantu komen dan beri like setiap bab yaa. Sayang kalian semua😘...

Terpopuler

Comments

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

Dia masih seperti yang dulu Rayyan, jangan sia2kan kesempatan yg datang kedua kalinya

2023-12-01

1

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

terimakasih up-nya Bubu🙏🙏👍👍🥰🥰

2023-12-01

1

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

saat kau mendekat jangan sampai dia nanti menjauh Rayyan.

2023-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!