PERGI DARI SINI

Zaleya melirik Alicia yang terus saja berjalan tanpa menjelaskan apapun padanya. Hingga di depan ruang tamu, Alicia berhenti. "Silahkan masuk, Nona!"

"Kau belum menjelaskan apapun padaku, Bibi? Siapa tamunya? Kuharap kau juga masuk menemaniku!" lirih Zaleya. Alicia tersenyum, ia mendekatkan bibir ke telinga Zaleya. "Anda sangat cantik, Nona! Ingatlah bahwa tak ada yang lebih cantik darimu di rumah ini! Kau adalah pemilik rumah ini dan bisa melakukan apapun yang kau inginkan!"

Zaleya mematung. Bukannya memberitahu perihal sosok tamu yang datang, Alicia justru memuji penampilannya dan membahas mengenai kepemilikan rumah. Zaleya agak kurang paham, ia terus mematung mencerna, hingga dilihatnya Alicia meraih gagang pintu dan membukanya.

"Nona, mari masuk!"

Zaleya tak ada pilihan selain masuk. Ia berjalan dengan tenang hingga tiba-tiba dilihatnya sosok yang begitu anggun nan cantik duduk di sofa.

"Maaf menunggu lama," ucap Alicia. Dia si wanita langsung berdiri. Seperti halnya Zaleya, ia pun bingung siapa sosok wanita yang sekarang berdiri di hadapannya.

"Berhubung tuan Rayyan sedang tak di rumah, saya perkenalkan nyonya rumah ini," ucap Alicia. "Saya permisi," katanya lagi setelahnya. Alicia beranjak meninggalkan dua wanita muda yang saling terdiam menatap satu sama lain.

"Ka-u, nyonya rumah i-ni?" ucap si wanita seakan tak percaya. Zaleya mengangguk lirih. "Siapanya Rayyan? Saudaranya kah?" tanyanya lagi. Sosok itu tak lain adalah Elif.

"Aku__

"Oh ya perkenalkan namaku Elif."

Belum juga Zaleya menjawab, gadis itu sudah kembali bicara memperkenalkan dirinya. Kini Zaleya kaget, nama yang didengar sama dengan nama orang yang mengirim pesan pada Rayyan beberapa waktu lalu. Ia pun terdiam.

Jadi ini Elif. Ia datang mencari Rayyan. Ada hubungan apa sebetulnya diantara mereka? Salahkah jika aku cemburu padanya? Ia cantik dan anggun, mungkin ia lebih cocok menjadi nyonya keluarga Ghani ketimbang aku. Tapi ... Bukankah aku istri sah Rayyan?

"Hey, kau melamun! Kau belum menjawab pertanyaanku. Ka-u ada hubungan apa dengan Rayyan? Mengapa ka-u ada di rumah ini?" tanya Elif lagi. Ia menatap Zaleya secara seksama. Ia tak menangkap kemiripan wajah antara Rayyan dan Zaleya. Ia pun sangsi jika Zaleya merupakan keluarga Rayyan.

"Aku hmm ... Namaku ini Leya, Za-leya," jawab Zaleya akhirnya. Elif membulatkan mata. Ia teringat saat Rayyan salah memanggil dirinya dengan nama wanita lain. Kini ia tahu sosok pemilik nama itu, sosok ibu susu Nuca.

Ya saat itu Rayyan berkata bahwa Zaleya merupakan ibu susu Nuca. Jawaban Rayyan tentu bukan kebohongan, tapi ada fakta yang ia tutupi. Yakni status Zaleya yang merupakan istrinya kini.

"Ibu susu Nuca?" terka Elif. Zaleya mengangguk.

"Ka-u tahu?"

"Tentu saja, Rayyan yang mengatakannya padaku." Zaleya mematung. Kenyataan lagi-lagi menyakitinya, kini diketahui bahwa Rayyan menyebutnya hanya sebagai ibu susu dan bukan istri. Zaleya pun sedih.

"Bye the way kau hebat sekali, seorang ibu susu bahkan diperkenalkan sebagai Nyonya rumah." Elif berkata memecahkan kesunyian. Ia yang mengetahui bahwa Zaleya hanya seorang ibu susu mulai menggangu Zaleya.

"Sepertinya kau masih seusiaku, tapi kau memiliki asi. A-pa kau juga memiliki bayi? A-da ayahnya?"

"Ya, aku memiliki bayi tapi ia sudah tiada. Tentu putriku memiliki ayah," terang Zaleya. Sebetulnya ia malas menjawab tanya Elif. Tapi ia menghargai Elif sebagai tamu. Elif menganggukkan kepala namun terus melirik Zaleya dengan tatapan merendahkan. Ia tak percaya dengan ucapan Zaleya.

"Ya setiap bayi tentu memiliki ayah biologis. Tapi ... apa ka-u menikah dengan ayah anakmu? Anak itu buah dari pernikahan a-tau kesalahan?"

"Kau!"

Zaleya kesal, tak dapat mentolerir Elif lagi, setiap kata-katanya sangat buruk. Zaleya tak suka dianggap wanita murahan. Bagaimanapun ia berasal dari keluarga baik-baik. Ia yang sedang marah teringat ucapan Alicia, tentang ia yang bisa melakukan apapun.

"Nona, Sepertinya kau sudah terlalu lama di sini, kau sebaiknya pergi sebab orang yang kau cari juga tak ada! Kuperkenankan kau sekarang pergi sebelum aku memanggil penjaga untuk mengusir mu!" Zaleya membuka pintu lebar. Rahangnya mengeras. Ia tak menatap sedikitpun wajah Elif.

"Ka-u mengusir-ku?" kata Elif lagi.

"Apa kata-kataku kurang jelas hingga kau tak bisa mengerti? Pintu utama di sebelah kanan, kau bisa lewat pintu itu untuk keluar!"

Elif tak terima akan sikap Zaleya. "Kau keterlaluan, Pelayan!" Zaleya bergeming ia ketukkan jarinya ke pintu.

"Cepat pergi!" tegas Zaleya lagi akhirnya.

"Awas kau Pelayan, aku akan meminta Rayyan untuk memecat mu! Dasar orang miskin, tak beretika!"

"Silahkan keluar, Nona Elif!" Elif semakin naik pitam, wajahnya memerah karena marah. Zaleya mendekat ke telepon kabel dan menghubungi seseorang.

"Pak Gaozhan, cepat datang dan usir tamu yang bersamaku saat ini!"

"Kau itu!" Elif marah besar. Ia tak ingin harga dirinya jatuh jika sampai seorang penjaga mengusirnya, ia pun keluar dengan cepat dari sana.

"Bibi, ma-af ...," lirih Zaleya melihat Alicia masuk mendekatinya.

"Kau luar biasa, Nona! Sikapmu benar! Tak boleh ada seorangpun yang merendahkan mu di rumahmu sendiri!"

***

Rayyan duduk di belakang meja kerja mempelajari berkas tentang perusahan otomotif yang kini diembannya. Kemarin ia telah resmi keluar dari perusahaan Edgar Group milik papa Elif. Sejak saat itu pun ia langsung menjalankan peran sebagai Direktur Utama Zorca Holding Company perusahaan peninggalan sang nenek.

"Ini produk terbaru kita, Tuan. Hyper Tourer Minivan, mobil mewah yang dilengkapi sensor untuk mengetahui perasaan dan kondisi fisik pengemudi sehingga dapat mengontrol AC dan pencahayaan secara otomatis. Kursi depan dapat diputar 360 derajat sehingga penumpang depan dan belakang dapat berinteraksi tatap muka saat dalam mode self-driving," terang Aslan. Rayyan mengangguk.

"Mobil ini dirancang untuk memikat pelanggan Generasi Z. SUV crossover ini memiliki permukaan multifaset dan poligonal yang berubah warna tergantung sudut pandangnya. Ia menggunakan AI untuk mengubah pemandangan di sekitar mobil menjadi gambar bergaya manga untuk ditampilkan di layar dasbor. Mobil ini juga___

Kalimat Aslan terhenti karena Rayyan memberi interupsi. "Sebentar!" Rayyan seketika berdiri. Ia mengambil ponselnya di saku yang berdering dan mengangkatnya.

"Ya Selvi?" Istri Damian dari Rumah Sakit yang meneleponnya.

"Tuan, Nyonya Benhur, Tuan!"

"Ada apa dengannya? Bicara lah yang jelas!" lugas Rayyan.

"Ia terus kejang dari pagi dan Dokter berkata seluruh keluarga harus ikhlas."

"Maksudnya?"

"Entah, Tuan. Dokter hanya mengatakan itu dikarenakan kondisinya semakin menurun. Oh ya, Tuan. Nyonya Benhur hmm-- sepertinya mencari an-da."

"Mak-sudmu?" Rayyan bicara dengan bingung.

"Maaf jika saya salah, tapi-- bibirnya terus bergetar seolah menyebut nama anda. I-tu yang saya tangkap."

Apa nyonya Benhur mencariku? Bahkan aku pernah berjanji pada Leya akan menemui ibunya tapi belum kulakukan.

"Baik aku akan datang ke sana. Kau jaga dia dan kabarkan selalu perkembangannya! Pinta dokter agar tak menghubungi nona Leya! Kau paham?" ucap Rayyan tiba-tiba.

Rapat seketika dihentikan, dengan langkah cepat Rayyan berjalan memasuki lift menuju basemen. Entah apa yang menggerakkannya, tapi Rayyan merasa perlu bertemu Benhur. Jantungnya berdetak cepat, ia takut tak memiliki kesempatan bertemu Benhur, ibu dari seseorang yang sejatinya adalah pemilik hatinya.

...________...

...Happy reading ❤...

Terpopuler

Comments

iqha_24

iqha_24

hari ini ga up kah?

2023-11-26

1

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

elif pd jasa.. terlalu merendahkan leya blm tau aja siapa leya....pemilik hati rayyan❤

2023-11-26

1

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

mungkin kah Ibu Benhur ingin meminta maaf kepada Rayyan tentang apa yg dialami Leya selama ini

2023-11-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!