MEMILIH BERPURA-PURA

Rayyan bersimpuh di seberang Zaleya berada. Dilihatnya Zaleya masih menatap gundukan tanah tempat Benhur beristirahat dengan tenang. Jika semalam Zaleya seakan tak menerima takdirnya, kini ini terlihat lebih tenang.

Rayyan melihat keadaan sekitar, suasana yang sebelumnya ramai kini hanya menyisakan dirinya dan Zaleya. Rayyan tak ingin memaksa Zaleya segera beranjak, ia menunggu Zaleya menyelesaikan munajatnya, melepaskan kesedihannya, serta mengikhlaskan takdirnya.

Rayyan sedang mematung saat tiba-tiba terdengar Zaleya bicara. "Rayyan, aku ingin pulang." Suara itu terdengar tanpa penekanan, wajah Zaleya juga tanpa ekspresi meski bekas tangis masih terlihat jelas.

Belum lagi Rayyan menjawab, Zaleya sudah berbalik dan berjalan meninggalkan Rayyan. Rayyan mempercepat langkah hingga langkah keduanya beriringan.

"Kau baik-baik saja, bu-kan?" Rayyan merasa perlu memastikan keadaan Zaleya. Zaleya mengangguk.

"Aku ingin mengunjungi makam putri dan sanak keluargaku dulu, kau bisa menungguku di mobil saja, Rayyan," kata Zaleya setelahnya.

"Aku akan mengantarmu!" Zaleya melirik Rayyan sekilas, kemudian mulai berjalan menuju tempat peristirahatan orang-orang tercintanya.

Zaleya memang meminta secara khusus kepada Rayyan untuk memakamkan ibunya di Eyup Mezarlığı, sebuah pemakaman terbuka yang bertempat tak jauh dari pemukiman tempat tinggalnya. Semua disebabkan beberapa sanak keluarganya juga dimakamkan di tempat itu. Zaleya ingin saat berziarah bisa mendatangi semua sanak keluarganya pula.

Setelah melewati beberapa blok, Zaleya berhenti dan kembali bersimpuh. Dilihat oleh Rayyan sebuah nisan bertulis Emran Eskuela Mikana yang tak lain adalah ayah Zaleya. Zaleya mendoakan ayahnya sebelum beranjak ke makam yang lain.

Nayena Aeilya Dulmaz, adalah pemilik makam kedua yang didatangi Zaleya. Gadis yang dilahirkan satu tahun sembilan bulan yang lalu adalah putri Zaleya. Seperti sebelumnya Zaleya bersimpuh dan berdoa. Rayyan merasa tak asing dengan nama belakang putri Zaleya. Batinnya mendadak sesak. Ia hapal betul siapa pemilik nama itu.

"Kau tak harus di sini, Rayyan." Zaleya menoleh sekilas ke arah Rayyan, ia peka dan sadar bahwa Rayyan akan tak nyaman berada di tempat itu.

"Lanjutkan doamu," singkat Rayyan. Kemudian Zaleya kembali mendatangi makam yang lain.

Tertulis di atas nisan sebuah nama yang seketika membuat Rayyan frustasi, marah dan gusar. Emiir Yuzhil Dulmaz. Ia adalah sahabat Rayyan dan Zaleya di masa sekolah. Pengkhianat yang sudah mengambil Zaleya dari sisinya. Rayyan tak ingin terbawa emosi, ia pun memilih pergi dari tempat itu.

Beberapa saat Zaleya kembali, ia langsung masuk ke mobil dimana terdapat Rayyan sedang duduk. "Maaf membuatmu menunggu," kata Zaleya seketika. Rayyan mengangguk.

Dalam diam Rayyan terus menetralkan emosinya, ia tak ingin berkata kasar pada Zaleya yang tengah berduka. Ia pun langsung mengemudikan mobil menjauh dari pemakaman.

Di dalam mobil tampak hening. Zaleya hanya menghadap ke arah jendela menatap dedaunan yang menguning tertiup angin. Sementara Rayyan mengemudi dengan perasaan gelisah. Ia masih teringat saat Zaleya mendatangi dan mendoakan makam Nayena dan Emiir. Rayyan ingin sekali menyangkal bahwa pernah terjalin hubungan kuat antara Zaleya dan Emir, namun sayangnya semua adalah kenyataan.

Rayyan melirik Zaleya sekilas, dilihatnya Zaleya mengusap bulir di pelupuk matanya. Sesaat Rayyan merasa egois, ia terus terpikir kemarahannya pada Emiir dan Zaleya hingga mengabaikan kondisi Zaleya saat ini. Zaleya sedang berduka, ia terus bungkam seolah menutup dirinya, tak ingin membagi kesedihannya dengan siapapun.

Rayyan menghela napas, beberapa saat kemudian ia kembali melihat diam-diam Zaleya mengusap air matanya. Ia pun merasa harus bicara.

"Jika kau butuh teman berbagi, aku ada di sini," lirih Rayyan. Zaleya diam saja dan tak merespon.

"Leya, jangan seperti ini! Kau bisa bicara apapun dan aku akan mendengarnya," lontar Rayyan lagi.

"Kau berlebihan, Rayyan. Aku baik-baik saja. Ini juga bukan kali pertama aku merasakan kehilangan," tutur Zaleya berpura-pura tegar. Ia membuang wajahnya kembali ke jendela setelahnya.

"Sayangnya wajahmu tak bisa berbohong, kau jelas merasa sedih, Leya," kata Rayyan. Zaleya tersenyum getir.

"Oh ya Rayyan, terimakasih kau sudah bersikap baik padaku beberapa hari ini. Tapi hmm-- sebaiknya jangan memaksa melakukan sesuatu yang hatimu tak suka. Bukankah kau membenciku?" ucap Zaleya tiba-tiba. Ia menampakkan wajah ceria, Rayyan membeku. Zaleya memang ingin menyembunyikan kesedihannya.

Menurut beberapa orang, jarak cinta dan benci itu setipis kulit bawang. Dua rasa yang biasanya dimiliki oleh dua insan yang sudah begitu dekat. Hal yang kini dirasakan oleh Rayyan terhadap Zaleya. Rayyan sendiri bahkan tak bisa menyelami perasaannya pada Zaleya. Ia marah, tapi hatinya seolah menolak untuk membenci. Rumit adalah satu kata yang sesuai.

Tiba-tiba Rayyan ingin sekali membahas alasan kebenciannya pada Zaleya, ia ingin tahu semua yang terjadi di masa lalu hingga Zaleya tiba-tiba memutuskan menikah dengan Emiir. Tak hanya itu, Rayyan juga ingin memastikan arti pesan terakhir Benhur. Hal menggebu yang ingin cepat direalisasikan, namun seketika diurungkannya. Rayyan merasa saatnya tak tepat. Ya, Zaleya tengah berduka saat ini.

Suasana kembali hening setelahnya, hingga terdengar ponsel milik Rayyan berbunyi. Ia mengangkatnya.

"Ya, kau rupanya. Maaf kemarin aku tak menjawab panggilanmu, Elif. Aku sibuk."

Mengetahui panggilan tersebut berasal dari Elif, Zaleya memilih memejamkan mata. Ia berpura-pura tidur saja.

"Rayyan ... Aku kemarin datang ke rumahmu tapi kau tak ada. Dan kau tahu perlakuan apa yang kudapat di rumahmu? Salah seorang pelayanmu telah mengusirku, Rayyan! Itu sangat kurang ajar! Pelayan tak tahu diri!" Rayyan menyimak setiap ucapan Elif, namun ia merasa aneh.

"Apa kau yakin dengan yang kau ucapkan? Tidak Elif, semua pelayan di rumahku patuh dan tak ada yang akan berani melakukan itu, terlebih pada tamuku."

Dada Zaleya berdetak cepat mendengar pernyataan Rayyan, sejujurnya ia takut Rayyan akan mengetahui kejadian kemarin. Ia akui sikapnya kemarin memang buruk.

"Ada satu pelayanmu yang kurang ajar, dia adalah ibu susu itu!" kata Elif lagi yang hanya didengar oleh Rayyan.

"Leya?"

Mendengar namanya disebut Zaleya menutup matanya semakin kuat hingga tampak bergetar. Rayyan melihat semuanya, ia tahu Zaleya sebetulnya sedang berpura-pura tidur.

"Ya, itu namanya. Lekas pecat dia, Rayyan! Wanita seperti itu tak baik berada di rumahmu! Soal Nuca tenang saja, aku akan membantumu mencari ibu susu yang baru untuknya!" Rayyan bergeming.

Leya mengusir Elif? Berani juga dia. Sebenarnya apa yang terjadi antara mereka kemarin?

"Rayyan, kau masih mendengarku, bukan?" Elif bicara lagi.

"Ya, baik aku akan mengurusnya, kau tenang saja, Elif," jawab Rayyan sebelum akhirnya panggilan berakhir.

Rayyan melirik Zaleya yang masih saja berpura-pura tidur. Hingga dilihatnya mobil memasuki pelataran rumah, Zaleya mulai membuka mata.

"Apa kita sudah sampai, Rayyan?" tanya Zaleya dengan polosnya.

Rayyan menghentikan laju kemudinya. "Leya, aku ingin menanyakan sesuatu padamu!"

Zaleya yang sangat lelah dan malas berdebat seketika membuka pintu mobil. "Rayyan maaf aku duluan, Nuca pasti sudah haus!" Bayang Zaleya seketika menghilang. Rayyan tersenyum.

Apakah dia sedang takut?

...__________...

...Semoga urusan kita semua dimudahkan, jangan lupa like dan komen di setiap bab yaa. Happy reading❤...

Terpopuler

Comments

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

peka dikit bro... kenapa leya sampai berbuat itu, ingat !!! leya sekarang istrimu yang sah

2023-11-29

0

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

ah kenapa ada yang berdesir nyeri di dada sebelah sini 🤧

2023-11-29

0

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

ga perlu takut leya apa yg dilakukan pdmu elif emang tak pantas...

2023-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!