SUASANA MEMANAS

Sebuah kecelakaan telah menewaskan suami Leya, putrinya yang berusia satu tahun, juga ayahnya. Hanya Leya dan ibunya yang selamat. Sayangnya pasca kecelakaan ibunya masih dalam keadaan koma di Rumah Sakit hingga kini. Maaf hanya itu yang dapat saya beritahu, Tuan.

Kalimat demi kalimat yang diucapkan Alicia beberapa waktu menjelang pernikahannya masih teringat jelas. Rayyan memarkirkan mobilnya ke tepi. Ia mengambil sebuah amplop dari dashboard mobil, ditatapnya wajah cantik dalam foto yang diberikan Mima sesaat sebelum kepergiannya.

Pemilik wajah cantik itu adalah Zaleya. Wanita yang telah dinikahi oleh Rayyan siang tadi. Ia yang telah menggoreskan luka di hati Rayyan empat tahun silam, kini digariskan Tuhan menjadi pasangan hidup Rayyan.

Rayyan membeku. Dunia nyatanya begitu sempit. Sosok yang membuat hidupnya kacau hingga merasa trauma akan sebuah hubungan kini telah menjadi istrinya. Selama ini, Rayyan selalu berdoa agar tak lagi dipertemukan dengan Zaleya, tapi Tuhan justru membalik setiap doanya. Zaleya dibawa ke rumah oleh neneknya sendiri, dipekerjakan, bahkan diminta sang nenek untuk menjadi pasangannya.

Rayyan masih terdiam mencerna setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, namun ponselnya tiba-tiba berdering. Nama Alicia muncul di layar ponsel, Rayyan pun segera mengangkat panggilan itu.

“Waalaikumsalam, iya Bi,” jawab Rayyan.

“Anda dimana, Tuan? Ini sudah waktunya makan malam. Nona Leya sudah menunggu anda.”

Rayyan menarik nafas panjang saat nama Zaleya didengarnya. “Suruh saja ia makan lebih dulu, aku akan menyusul!” perintah Rayyan.

“Maaf tapi mendiang Mima pernah berpesan bahwa duduk bersama saat makan malam tak boleh ditinggalkan. Penting untuk menjaga hubungan harmonis bagi seluruh penghuninya.”

“Aku tahu itu, lain kali aku tak kan pulang telat,” jawab Rayyan. Ia kembali menatap ke luar jendela dengan pandangan kosong.

Kendati keputusan menikahi Zaleya diambilnya dalam kesadaran utuh, tapi ia belum memikirkan menyikapi keputusan itu setelahnya. Hubungan seperti apa yang akan dibangun dan bagaimana keduanya akan saling bicara. Rasa sakit itu nyatanya masih ada. Bagi Rayyan, pengkhianatan itu selamanya tak bisa dimaafkan.

Rayyan yang sedang gamang tertidur akhirnya di dalam mobil. Ia terbangun saat jam menunjukkan pukul sebelas. Entah mengapa, tiba-tiba muncul rasa bersalah di hati Rayyan. Perilaku lari dari masalah bukanlah sifatnya, terlebih ia juga memiliki tanggung jawab terhadap Nuca, amanah Alena untuknya. Rayyan pun segera mengemudikan mobil. Ia harus segera pulang, begitu pikirnya.

Hembusan angin malam terasa sangat dingin. Sebelum keluar dari mobil, Rayyan mengambil coat dan memakainya. Ia sempatkan menyapa Damian yang tadi membukakan gerbang untuknya.

Pintu utama seketika terbuka saat Rayyan hendak membukanya. Dia Alicia sungguh selalu melakukan tugasnya dengan baik. Ia menunggu hingga seluruh penghuni berada di rumah dan memastikan semuanya telah beristirahat baru ia akan tidur.

“Kau belum beristirahat, Bibi?”

“Saya harus memastikan anda pulang atau Mima akan datang pada mimpi saya.” Rayyan tersenyum.

“Baik sekarang tidurlah karena aku sudah kembali!”

“Anda sudah makan, Tuan?” Rayyan menatap Alicia. Ia mengangguk. Ia nyatanya sedang berbohong.

“Baik saya izin beranjak, Tuan.” Rayyan kembali mengangguk.

Rayyan berjalan perlahan setelahnya menuju kamar, bayangan Zaleya berada di kamarnya terus memenuhi otak Rayyan. Ia seolah enggan masuk ke dalam kamarnya. Keraguan yang segera ditepis. Rayyan sadar, kenyataan bahwa keduanya telah menikah tak bisa dirubah.

Rayyan membuka pintu kamarnya. Dilihatnya Nuca tidur di atas ranjang miliknya, sementara Zaleya tidur di sofa. Ia yang merasa tubuhnya lengket bergegas mandi, diabaikannya Zaleya yang meringkuk di sofa.

Rayyan baru saja keluar dari ruang ganti saat dilihatnya Zaleya telah terjaga. Ia sedang duduk sambil menatapnya.

“Maaf kalau aku membangunkan mu,” ucap Rayyan dengan nada datar.

“Ka-u sudah makan?” Zaleya bertanya dengan ragu. Semua yang terjadi juga membuat Zaleya dilema. Semua terjadi sangat cepat. Kini ia dihadapkan lagi dengan masa lalunya. Orang yang pernah disakiti berada sangat dekat dengannya.

Rayyan tak menjawab tanya Zaleya. Ia meraih laptop dan membawanya ke atas ranjang. Ia harus membuat surat pengunduran diri secara tertulis meskipun siang tadi telah menyatakan pengunduran dirinya secara langsung.

Zaleya sadar akan tugasnya. Ia harus memastikan perut Rayyan yang kini berstatus suaminya tak kosong. Ia mulai bertanya lagi.

“Rayyan, maksudku Tuan Rayyan ... apa kau ingin aku mengambilkan mu sesuatu? Ka-u sudah makan atau belum?”

Rayyan menarik satu sudut bibirnya. "Kau terdengar lucu memanggilku dengan sebutan itu. Panggil saja namaku seperti dulu!"

Dada Zaleya mendadak sesak mengingat hubungan masa lalunya dengan Rayyan, namun ia berusaha menetralkan segalanya. Bagaimanapun ia pernah berbuat salah, hal buruk yang tentu menyakitkan untuk Rayyan. Usai merasa tenang, Zaleya yang belum mendapat jawaban atas pertanyaannya kembali bertanya.

"Tapi ... Kau sudah makan atau belum, Ray-yan?"

Rayyan menghentikan aktivitasnya. “Kau tidur saja! Tak perlu memperdulikan aku!” ucapnya dengan mata tak beranjak dari layar laptop.

“Tapi kini semua kewajibanku."

Rayyan menggelengkan kepala. “Kubilang tidurlah saja! Jangan terus bicara atau kau akan membangunkan Nuca!” Rayyan mendekatkan wajahnya kepada Nuca, menciumnya, baru kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Rayyan memang sangat menyayangi Nuca yang merupakan anak dari mendiang kakaknya Alena. Semua bukan tanpa alasan, sebelum Alena meninggal, kakaknya itu memang menitipkan Nuca pada Rayyan. Rayyan yang menganggap Nuca adalah amanah terakhir kakaknya bertekad akan menyayangi Nuca seperti anaknya sendiri, Nuca tak boleh merasa kekurangan kasih sayang, begitu pikir Rayyan. Nuca juga salah satu alasan Rayyan menikahi Zaleya. Nuca membutuhkan sosok ibu dan Rayyan yakin Zaleya akan menjadi ibu yang baik bagi Nuca.

“Tapi aku harus memastikannya. Jika kau sakit semua akan menyalahkan ku. Bukankah sekarang aku istrimu, memiliki tanggung jawab atas keadaanmu?” ucap Zaleya dengan lantang.

“Pelankan suaramu atau kau akan membuat Nuca bangun! Dengar, kau tak perlu memikirkanku! Tak ada hak, kewajiban, maupun tanggung jawab dalam hubungan ini! Kau lakukan tugasmu seperti biasa dan aku melakukan hal yang biasa kulakukan. Bedanya adalah kau kini tidur di kamarku! Sudah, sekarang diam lah! Kau benar-benar telah menggangguku!”

Zaleya membeku. Rayyan membuang tatapannya dari wajah Zaleya usai menyelesaikan kalimatnya.

"Ray-yan, tidakkah sebaiknya kita bicara serius ber-dua?"

Zaleya memang masih penasaran pada alasan Rayyan menikahinya, juga apakah Rayyan telah memaafkan kesalahannya di masa lalu. Selain itu, ia juga ingin bicara tentang alasan keputusan dirinya hingga harus meninggalkan Rayyan kala itu dan banyak hal lainnya yang ingin Zaleya bicarakan.

"Itu tak perlu!" lugas Rayyan membuat Zaleya sedih.

“Oh ya satu lagi, kau tak perlu takut padaku, aku tak kan menyentuhmu! Aku tak suka wanita bekas lelaki lain!”

Rayyan yang mulai kesal karena Zaleya terus mengganggunya, akhirnya bicara sesuai hal yang muncul di otaknya. Ia tak tahu bahwa ucapannya sungguh menyakiti Zaleya. Kini, Zaleya yang kesal mulai bicara sekehendaknya.

“Baguslah! Aku juga tak suka disentuh olehmu! Kau tak ada artinya untukku! Kau tak sebanding dengan mendiang suamiku!”

Rayyan terpaku. Beberapa saat lalu ia menyesali kalimat yang keluar dari mulutnya. Ia berpikir untuk meminta maaf, tapi ucapan Zaleya lebih dulu didengarnya. Hati Rayyan sakit, ia kembali teringat akan pengkhianatan itu. Dimana Zaleya tiba-tiba mengabarkan telah menikah dengan Emir, sahabat Rayyan sendiri. Kini, rasa sakit itu bertambah saat Zaleya mulai membandingkan keduanya.

..._______...

...Ditunggu bab selanjutnya yaa😘...

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦AIRINE𝆯⃟🚀

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦AIRINE𝆯⃟🚀

baru baca lagi terkaget kaget Zaleya mantan Rayyan 🙄🙄 ternyata di revisi

2023-11-22

1

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

kau menyakiti Leya maka hatimu sendiri yg lebih sakit Rayyan

2023-11-20

1

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

kirain salah orang, 🤭

2023-11-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!