"Apapun itu yang diinginkan Mima darimu, penuhi lah!"
"Ta-pi, Bi?"
"Seperti halnya kau yang bertanggungjawab atas kebahagiaan dan kebutuhan Nuca, aku pun memiliki tanggung jawab itu pada Mima!"
Sepasang mata Zaleya membulat, ia tak menyangka Alicia bisa bicara seperti itu padanya. Di mata Zaleya, Alicia sungguh egois jika memintanya mengorbankan hidup hanya demi keinginan Mima. Zaleya terdiam beberapa saat, hingga ia mulai berasumsi. "Apa kau datang ke sini atas perintah Nenek, Bi?" ucap Zaleya.
"Kau pikir begitu? Sayangnya asumsimu salah! Aku datang karena rasa sayangku pada Mima," lugas Alicia.
"Apa Bibi tahu apa yang diminta Nenek dariku?"
"Apapun itu, pasti sesuatu yang baik untukmu!"
"Bibi tak seharusnya bicara begitu sebelum mengetahui apa permintaan nenek!" tegas Zaleya.
Dahi Alicia berkerut, selama ini belum ada satu pun pelayan yang berani bicara dengan nada tinggi padanya. Maklum Alicia sudah bekerja di rumah itu selama 25 tahun, separuh dari usianya. Ia pelayan paling tua di rumah itu. Orang kepercayaan Mima. "Apa kau sedang mendikteku, Leya?"
"Maaf bukan maksudku begitu, Bibi." Zaleya menyadari kesalahannya, ia menunduk.
"Kau tahu Leya, aku melihat Mima memiliki semangat baru setelah kau datang."
"Karena kebutuhan Nuca kini terpenuhi, bukan?" sergah Zaleya.
"Mungkin itu salah satu alasannya, tapi kupikir ada sesuatu yang lain. Kulihat Mima kini sering tersenyum."
"Ahh Bibi bisa saja, pasti nenek begitu karena cicitnya tak pernah menangis lagi!"
"Kurasa alasannya tak hanya itu!"
Zaleya terdiam dan berpikir. Apakah aku begitu berharganya di rumah ini? Tapi mengapa? Mana mungkin!
"Kau tak perlu banyak berpikir! Hal yang perlu kau lakukan adalah mengiyakan pinta Mima!"
"Meskipun permintaan nenek sangat aneh?"
"Permintaannya menurutku tak aneh!"
Zaleya menatap seksama wajah Alicia. "Kau katakan tadi tak tahu permintaan nenek, tapi kini aku curiga kau sebetulnya tahu dan nenek ada di belakang semua ini! Ia pasti yang memintamu datang untuk meyakinkanku!"
Alicia mematung membuat Zaleya meyakini asumsinya benar.
"Kau sangat egois, Bibi! Kau seperti halnya nenek tak memikirkan hidupku! Perasaanku! Kalian hanya ingin menahanku di rumah ini, bukan? Kalian takut jika suatu hari aku pergi meninggalkan Nuca yang mulai bergantung padaku? Kalian hanya memikirkan hal yang menurut kalian benar tanpa mempertimbangkan baik buruknya semua untukku! Kenapa kalian begitu? Apa karena aku hanya orang miskin jadi kalian pikir bisa mengintimidasiku? Memintaku melakukan ini dan itu? Entah di masa depan hal-hal tak masuk akal apa lagi yang akan nenek minta dariku!"
PLAK!
"Bi-bi?"
Zaleya kaget. Sebuah tamparan baru saja mendarat di pipinya. Ia menyentuh pipinya yang terasa panas.
"Kau keterlaluan, Zaleya! Aku tak menyangka mulutmu sangat tajam! Mima telah mengangkat derajatmu dengan membawa, memberimu makan, juga memberimu pekerjaan di rumah ini, tapi kau nyatanya tak memiliki nurani! Dengar Zaleya, kami di rumah ini tak seburuk anggapanmu! Kau seharusnya bersyukur sebab Mima begitu menyayangimu, ia mempercayakan cicitnya dan kini ia juga percayakan cucunya padamu!" tegas Alicia.
"Ta-pi .... Bagaimana dengan kebahagiaanku?"
Tatapan tajam Alicia tak beranjak dari wajah Zaleya. "Kebahagiaan apa yang kau maksud? Belum cukupkah kau mendapat materi sebanding sebagai ganti asimu? Tak cukupkah kau mendengar kabar bahwa kondisi ibumu semakin membaik? Bahagia apa lagi? Kita orang kecil Zaleya, kau sangat beruntung bisa berada di sini, bahkan dipercaya menjadi menantu keluarga ini! Tolong jangan kecewakan orang yang sudah mengangkat derajatmu atau kau akan menyesal selamanya!"
"Tunggu Bi-bi, katamu tadi keadaan ibuku semakin mem-baik?"
"Jadi kau belum tahu? Benar!"
Mulut Zaleya terbuka, sepasang matanya berkaca. Ia kaget, begitu bahagia dengan berita yang baru saja didengar.
"Jangan berpikir ibumu membaik begitu saja, Zaleya! Semua terjadi karena peran Mima!" tegas Alicia membuat wajah Zaleya yang menunduk langsung terangkat.
"Peran ne-nek?"
"Mima telah mencari dokter terbaik dan mengusahakan agar ibumu cepat pulih!"
"Benar-kah? Bibi ma-af, bahkan aku telah berasumsi buruk pada Nenek ta-di." Tangisan Zaleya pecah, ia menyesali semua ucapannya. Alicia mendekat, ia usap lembut bahu Zaleya.
"Oleh karenanya jangan tolak keinginannya. Mima sangat tulus padamu, Zaleya."
"Ta-pi, apa cucu nenek akan suka padaku? Aku bukan seorang gadis, Bi. Alangkah baik jika nenek mencari wanita yang belum pernah menikah saja untuk cucunya dan bukan a-ku ...."
"Mima pasti telah mempertimbangkan segalanya. Satu hal yang perlu kau tahu Zaleya, cucu Mima sangat baik dan berbakti. Kurasa ia pasti menerima keputusan Mima."
"Ta-pi ... Itu berarti aku mengkhianati mendiang suamiku, Bi-bi."
"Pengkhianatan itu untuk orang yang masih hidup. Suamimu sudah tiada. Dia pasti akan bahagia jika kau bisa melanjutkan hidupmu dengan baik."
***
"Sayang ... kau jadi pulang besok, bukan?"
"Tentu, Mima. Aku begitu merindukanmu dan Nuca. Tunggu, aku sampai lupa berterima kasih karena kau telah mendapatkan ibu susu untuk Nuca. Ahh putra kecilku, aku sungguh tak sabar untuk menggendongmu."
"Itu bukan hal sulit untuk Mima-mu ini. Aku juga tak sabar menunggu kedatanganmu, Cucu tampanku. Selain itu, aku juga punya kejutan untukmu!"
Mima bicara dengan wajah berbinar. Belum lama tadi Zaleya telah datang dan menyatakan kesanggupannya menerima permintaan Mima. Kini Mima sangat bersemangat untuk mempertemukan cucunya dengan Zaleya. Wanita baik yang diyakini akan memenuhi rumahnya dengan banyak cinta.
"Kejutan? Mengapa perasaanku mendadak tak baik, ya ...."
"Hai Anak nakal, kau pikir Mima-mu ini nenek sihir yang akan membebanimu dengan sesuatu yang buruk hum?"
"Just kidding, Mima. Kau adalah nenek terbaik. Kau segalanya bagiku. Aku mencintaimu dan akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu."
"Ahh bahagianya aku mendengar ucapanmu, Sayang. Semoga esok perjalananmu lancar dan kita akan bertemu."
"Amiinn. Jaga kesehatanmu, Mima. Love you."
"Love you too, Honey ...."
"Aku senang melihat binar bahagia di wajah anda. Akan tetapi, apa anda yakin tuan Rayyan akan menyukai Leya, Mima?" Mima yang baru saja meletakkan ponsel ke atas meja menoleh mendengar tanya Alicia. Alicia memang sedang menemani Mima di kamarnya.
"Aku saja bisa menyukai Leya, aku yakin Rayyan pun akan menyukainya."
"Boleh kutahu alasan anda memilih Leya?"
"Kita sama-sama tahu Rayyan begitu menyayangi Nuca seperti anaknya sendiri. Dan Leya, ia sangat baik menjaga Nuca. Aku yakin ia akan menjadi ibu hebat untuk Nuca. Rayyan dan Zaleya akan menjadi orang tua sempurna untuk Nuca. Selain itu juga__
"Selain itu apa, Mima?"
Sebelum menjawab Mima tersenyum. "Aku seolah sedang berkaca melihat wanita muda itu. Ia baik dan ceria meski sedikit keras kepala. Kami sama-sama bukan berasal dari keluarga berada, namun takdir mengubah kehidupanku. Aku bertemu dengan mendiang suamiku, Rain. Kau tahu Alic, saat aku menikah dengan Rain, posisiku juga seorang janda. Aku bukan gadis, namun Rain yang berasal dari keluarga terhormat tak mempermasalahkan masa laluku."
...________...
...Semoga suka. Bubu sedang ikut even pernikahan manis - bersatu karena anak❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
ternyata nuca bkn anak rayyan... nuca anak siapa???
2023-11-10
2
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦AIRINE𝆯⃟🚀
ternyata Nuca bukan anak Rayyan
Rayyan masih perjaka
kira kira Rayyan mau gak ya sama Leya 🤔🙄
2023-11-09
3
ghada saputra
OOO ternyata cucu Mima masih perjaka... beruntung dong nanti leya..😁
2023-11-09
2