Jantung mulai gak aman

Pagi pagi sekali Om Agung sudah pergi ke kantor Ia ingin memastikan sesuatu di sana, sehingga Mika pun harus pergi sendiri Ia pun memutuskan membawa motor besar nya yang selama ini di simpan di rumah art nya yang tidak terlalu jauh dari sana.

Mikayla membeli motor itu dari uang tabungan nya sebagai atlit taekwondo Mika sering mendapatkan uang, dan Ia juga sering ikut balapan dan memenangkan taruhan nya.

Sedangkan Agung nampak bingung melihat keadaan perusahaan stabil kembali.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Agung bingung pada asisten nya.

"Semalam perusahaan Pak Tomi menyuntikan dana sangat besar pada perusahaan kita, saya tidak menyangka kalo Pak Tomi tahu perusahaan sedang tidak baik," ucap asisten nya.

"Pak Tomi?" tanya Agung mengingat ngingat nama klien nya itu.

"Iya pemilik Pt. Permata grup," ucap asisten nya.

Agung pun akhirnya ingat kalo itu adalah ayah nya Anton. Apa mungkin Pak Tomi membantu nya karna Anton pacar nya Mika?

Agung pun sangat bersyukur sekali karna perusahaan kembali membaik, Ia pun meminta asisten nya bertemu dengan Pak Tomi.

Sedangkan Mika baru saja sampai di sekolah, banyak siswa yang bertanya tanya siapa wanita yang memakai motor itu termasuk Elang yang juga baru sampai mereka sedang berbincang di dekat tempat parkir.

"Siapa sih tuh cewek keren banget bawa motor gede ke sekolah?" ucap Bima.

Sedangkan Elang merasa tidak asing dengan motor yang Mika pakai karna memang sudah beberapa kali Ia melihat nya.

'Apa mungkin itu Mika?' batinnya.

Dan benar saja saat Mika membuka helm nya rasa penasaran mereka pun terbayar, mereka nampak kaget melihat nya kecuali Elang karna memang Ia sudah menduga nya.

"Astaga Mikayla makin love love pokok nya," ucap Bima yang baru tahu kalo Mika bisa membawa motor padahal selama ini Mikayla selalu tampil di acara acara balapan bahkan Bima juga pernah di kalahkan oleh nya.

Mereka pun hanya menatap Mika tidak ada yang berani pada gadis itu karna Mika terkenal jutek dan juga galak saat di sekolah.

"Kenapa lu gak sapa dia?" tanya Elang.

"Gua gak mau cari masalah bro," jawab Bima yang masih ingat kalo Mika sudah punya pacar.

"Tukung aja Bim masa lu kalah sih sama Anton," canda Arya namun Bima menggelengkan kepalanya Ia tidak mau mencari masalah dengan anak black moon.

🍀🍀🍀

Beberapa hari berlalu Mika semakin sibuk saja menyiapkan semua kebutuhan untuk acara kelulusan yang akan di gelar beberapa hari lagi.

"Key gimana hubungan lu sama Anton?" tanya Zahra.

"Biasa aja sih," jawab nya karna memang beberapa hari ini Anton bersikap biasa saja.

"Syukurlah kalo begitu ternyata pikiran buruk kita salah. Semoga selama nya dia seperti ini," ucap Zahra dan Mika pun hanya tersenyum entah mengapa hubungan nya dengan Anton terasa hambar apalagi Elang setelah malam itu Ia tidak pernah menghubungi nya lagi.

Mika cuma mendengar kalo Elang akan kuliah di luar negri, entahlah Mika tidak bertanya langsung pada Elang.

Mika pun berjalan ke gedung oleh raga untuk menyimpan beberapa bola yang tadi habis di pakai oleh kelas nya.

Namun Mika tidak sengaja melihat Elang sedang merokok di bawah pohon tak jauh dari sana penampilan nya pun sedikit berantakan.

"Sejak kapan dia merokok?" gumannya.

Mika pun menyimpan bola itu lalu segera keluar Ia pun iseng menghampiri pemuda itu.

"Sejak kapan seorang Gemilang merokok?" ujar Mika membuat Elang menoleh lalu membuang batang rokok itu dan menginjak nya.

Elang sangat tahu peraturan sekolah tidak boleh merokok di sekolah, kalo Mika tahu bisa gawat kan.

"Ngapain lu disini?" bukannya menjawab Elang malah balik tanya sambil menatap lurus kedepan.

"Gua cuma lewat sih cuma penasaran aja sama apa yang lu lakuin," ucap Mika.

"Yakin cuma lewat?" Elang pun berbalik dan mengikis jarak di antara mereka hingga Mika pun mundur dan mentok di pohon.

"Kenapa lu takut sama gua?" tanya Elang terus mendekat.

"Mau ngapain lu jangan macem macem ya," ucap nya sambil mengepalkan tangan nya bersiap menghajar Elang karna sudah berdiri tak berjarak dengan nya.

Mika sudah sangat takut jantung nya pun berdetak tak beraturan namun Elang hanya mengambil daun dari rambut nya.

"Udah, ngapain lu merem," ucap Elang membuang daun itu.

Mika pun salah tingkah Ia lalu berdiri tegap bersiap pergi dari sana karna Elang sudah mundur satu langkah, namun baru satu langkah tangan nya di cekal oleh Elang hingga Mika pun menoleh.

"Apa lag-

Cup

Sebuah kecupan mendarat di bibir nya membuat Mika melebarkan matanya, Ia bukan kali pertama Elang melakukan itu padanya namun entah mengapa Ia malah memejam kan mata menikmati nya.

Beberapa detik kemudian Elang pun melepaskan ciuman nya lalu tersenyum menatap wajah Mika yang sudah sangat merah.

"Kenapa pipi lu?" tanya Elang.

Mika pun menyentuh kedua pipi nya yang terasa panas.

"Lu-

Mika menunjuk wajah Elang dengan jari telunjuk nya, Ia benar benar kesal bercampur malu dengan pemuda itu.

"Apa mau tampar atau mau hajar, ayo gua udah siap." Elang mendekatkan pipi nya karna memang saat pertama kali Ia mencium bibir Mika gadis itu nampak benar benar marah dan menghajar Elang sampai berdarah.

Namun kali ini Mika nampak diam Ia langsung pergi dan berlari bergitu saja meninggalkan Elang sendiri.

"Hey mau kemana lu?" teriak Elang namun Mika sama sekali tidak menoleh.

"Gua tahu Key lu juga suka sama gua," gumannya sambil tersenyum.

Sedangkan Mika langsung masuk ke kamar mandi Ia memegangi dada nya rasanya jantung nya mau copot dan nafas nya juga ngos ngosan.

"Hah hah astaga kenapa sama gua? kenapa gua diam saja saat Elang cium gua," guman nya kesal.

Mika pun merapihkan penampilan nya Ia tidak mau kalo nanti teman teman nya curiga, Ia juga membasuh wajah nya agar terlihat lebih segar.

Ia memutuskan kembali ke kelas bergabung dengan teman teman nya yang lain mengikuti pelajaran seperti biasa namun Ia terus saja meningat kejadian tadi sehingga Ia tidak sadar saat guru menghampiri nya.

Karna di tanya diam saja akhirnya guru nya pun mendekat.

"Mikayla."

"MIKAILA!!"

"Apa sih?" Mika tidak sadar menggebrak bangku membuat mereka kaget begitu juga dengan gurunya.

"Astaga Mika apa apaan kamu, keluar dari kelas saya kalo mau melamun," ucap gurunya itu.

"Maaf bu saya gak sengaja," ucap nya merasa tidak enak.

"Maju kedepan kerjakan soal yang ibu buat di depan," ucap gurunya memberikan spidol padanya.

Mika pun terpaksa maju untuk mengerjakan soal yang di buat oleh guru nya untung saja Ia bisa mengerjakan nya dengan mudah, dan tidak berselang lama bel pulang pun berbunyi.

Murid murid pun bubar setelah bu guru mempersilahkan mereka pulang.

Mika berjalan ke arah keluar bersama Cia dan Zahra yang juga baru keluar dari kelas nya.

"Tumben Ra gak di jemput ke kelas sama suami lu?" tanya Mika heran karna biasanya Sky sudah lebih dulu menjemput Zahra.

"Sky pulang duluan gak tahu katanya mau ke kantor Papa Adit," jawab nya.

"Gimana kalo kita jalan udah lama banget rasanya gak jalan jalan sama kalian," ajak Mika bersemangat.

"Oke cus lah." Cia juga sama bersemangat nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!