Mengejar Cinta Mikayla

Mengejar Cinta Mikayla

Kesiangan

"Kay bangun jam berapa ini?" teriak Agung di depan pintu kamar.

Sedangkan gadis itu masih bergulung di dalam selimut, entah jam berapa Ia tidur sehingga saat alarm berbunyi Ia tidak mendengarnya.

Sehingga Agung sang paman pun terpaksa menggedor pintu kamar nya agar gadis itu cepat bangun.

"Kay ayolah sudah jam berapa ini Om harus kekantor," teriak nya lagi.

Namun gadis berusia 17 tahun itu masih belum juga membuka matanya, Agung pun terpaksa membuka pintu kamar nya agar bisa membangunkan nya.

"Astaga dasar pemalas, ayo bangun," ucap Agung menarik narik selimut nya agar Mika mau bangun. Namun masih saja gadis itu terlelap dalam tidur nya.

Agung pun kesal sehingga Ia pun mengambil gelas berisi air dan menyipratkan ke wajah gadis itu.

"Bangun Mikayla sander!!"

"Banjir banjir," teriak Mika langsung terlonjat kaget dan bangun dari tidur nya.

Sedangkan Agung nampak menahan tawa nya melihat tingkah konyol keponakan nya itu.

"Astaga lucu banget sih kamu," ucap nya sambil keluar dari kamar itu.

Sedangkan Mika langsung diam dan menatap sekeliling kamar nya,lalu Ia menggerutu kesal karna Om nya sudah merusak mimpi indah nya.

"Jam berapa ini?" gumannya mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan Ia pun langsung melebarkan saat melihat sudah jam 6 lebih.

"Astaga kesiangan," teriaknya Ia pun langsung berlari ke kamar mandi.

Dengan cepat Ia mandi lalu bersiap berangkat kesekolah sedangkan Agung nampak santai mengoles kan selai diatas roti.

"Kenapa gak bangunin aku dari tadi sih Om?"

Agung pun menatap gadis itu nampak masih berantakan, Ia hanya menggelengkan kepalanya.

"Benarkan dasi dan juga rambutmu, dan cepat pakai sepatumu kita harus segera berangkat Om ada metting pagi ini nah bekal mu makan di mobil," ujar Om Agung memberikan kotak bekal pada Mika.

Mika pun menggerutu sambil mengikuti Om nya menuju garasi,setelah naik dan memakai sabuk pengaman nya mobil pun pergi meninggalkan rumah.

Mika yang lapar pun menghabiskan makanannya hingga tandas, sedangkan Agung hanya geleng geleng kepala.

"Astaga bisa gak sih kalo makan tuh pelan pelan, ingat kamu itu cewek.Kalo sampai Anton liat bisa ilfil tahu liat cara makan kamu yang kek gitu," ucap om Agung mengingatkan.

"Om tenang saja Anton bucin sama aku gak mungkin dia ilfil, lagian kalo cinta bukannya harus nerima apa ada nya ya?"

"Terserah kamu saja yang jelas Om gak suka kamu seperti itu di depan Om," ucap Agung.

"Iya iya maaf," jawab nya sambil mengerucutkan bibir nya membuat Agung kembali tersenyum gemas.

Ternyata gadis kecil itu sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik, Ia benar benar tidak menyangka waktu begitu cepat berlalu dimana orang tua Mika meninggal dunia karna kecelakaan dan Mika terpaksa di asuh oleh Agung yang kala itu Ia pun masih SMA.

Agung mengurus Mika seperti adiknya sendiri Ia yang menjaga dan membesarkan keponakan nya itu karna mereka sudah tidak punya siapa siapa lagi.

Orang tua Mika meninggalkan sebuah perusahaan kecil dan sekarang perusahaan itu berkembang pesat dan menjadi besar karna kerja keras Om Agung selama bertahun tahun.

Agung pun berhenti di depan sekolah Mika, Ia pun selalu mengingatkan keponakan nya itu agar selalu menjadi anak yang baik.

"Jangan nakal kalo ada apa apa telpon Om," ucap Agung mengelus pucuk kepala gadis itu.

"Iya makasih banyak Om, miss you," ucap nya sambil tersenyum lalu melambaikan tangan nya setelah keluar dari mobil.

"Miss yuo to," jawab nya sambil tersenyum lalu melajukan mobil meninggalkan area sekolah sedangkan ada seorang pemuda yang nampak kesal dengan kebersamaan mereka Ia mengepalkan tangan nya.

Mika memang sudah dari dulu selalu mengucap kata sayang pada Om nya itu sehingga sudah tidak aneh lagi baik Agung, Mika atau pun Anton pacar dari gadis itu.

Mika pun berjalan dengan tergesa karna harus ikut rapat osis pagi ini dengan teman teman nya yang lain namun tiba tiba saja tangan seseorang menarik nya hingga ke gudang.

"Astaga ngapain sih lu gak ada kerjaan apa?" ucap Mika melepas kasar tangan pemuda itu.

"Gua udah peringatin sama lu dari jauh jauh hari Mas Agung," ucap nya membuat Mika tersenyum ini bukan kali pertamany Gemilang alias Elang memperingatkan nya untuk menjauhi Om Agung.

"Kenapa? terserah gua dong mau dekat sama siapa aja, atau jangan jangan?"

"Jangan jangan apa?" tanya Elang.

'Jangan sampai dia tahu kalo gua mulai suka sama dia,' batin Elang.

"Jangan jangan lu suka sama Om Agung," tebak nya.

"Astaga jangan gila lu, gua masih normal kali, gua cuma peringatin lu aja jadi jangan ngaco," ucap nya kesal bagaimana mungkin Mika malah berpikiran kaya gitu dasar wanita aneh.

"Ya terus kenapa lu gak kasih alasan jelas sama gua jadi terserah gua mau deket sama siapa pun juga minggir lu," ucap Mika mendorong tubuh lekar Elang.

Mau tak mau Elang pun bergeser dan membiarkan gadis itu pergi, Ia tidak mau kejadian tempo hari terulang lagi dimana Mika menghadiahi nya dengan bogem mentah di wajah mulus nya.

Mika pun berlari menemui kedua sahabatnya yaitu Zahra dan Ciya, gadis cantik yang baru menjabat sebagai sekertaris osis itu sangat lah cerdas.

"Hay kenapa dia?" tanya Mika melihat Ciya nampak cemberut.

"Biasa dia sedang kesal dengan mommy nya," ucap Zahra.

"Oh kirain kenapa, gua ke kelas dulu kalo gitu nanti istirahat gua kesini lagi jangan dulu pergi sebelum gua datang," ucap Mika dan Zahra pun mengangguk.

Mika memang tidak satu kelas dengan kedua temannya karna Ia memilih jurusan bahasa, berbeda dengan Zahra dan Ciya yang memilih IPS.

Jam istirahat pun tiba Mika pun berjalan keluar yang Ia tuju adalah kelas nya Zahra namun Ia kesal karna Sky lebih dulu membawa sahabatnya itu pergi.

"Dasar pengantin baru pengen nya berduan aja," batinnya.

Meski sedikit kesel namun Mika tidak berani berkata kasar. Ia pun masuk ke kelas itu menghampiri Ciya yang masih melamun.

"Ci lu gak papa kan?" tanya Mika.

Tiba tiba saja Ciya menangis untung saja tidak ada siapa siapa di sana sehingga Mika dengan cepat memeluk sahabat nya itu.

"Kenapa lagi sama nyokap lu?" tanya Mika berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Gua benci pokoknya," ucap Ciya.

"Iya tapi kenapa sama nyokap lu?" tanya Mika.

Ciya pun memperlihatkan sepenggal vidio yang menampakan ibu nya sedang bermesraan di sebuah club malam bersama pria bule.

Mika pun sangat mengerti perasaan Ciya walau bagaimana pun ayah dan ibunya Ciya belum bercerai jadi pantas saja Ciya sangat kesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!