"Gak bisa Key lu tahu kan Anaya sedang sibuk mendaftar ke universitas dia lagi ngejar beasiswa ke luar negri gua gak mau ganggu dia," ucap Cia mengingat salah satu anak Winer yaitu Anaya.
"Cari siapa aja lah gua gak mau." Mika tetap tidak mau membantu Cia karna Ia takut kalah dan nanti malah bikin Cia susah.
"Ayolah Key gua mohon sama lu gua gak tahu lagi harus minta tolong sama siapa lagi plis tolongin gua," pinta nya memelas membuat Mika tidak tega melihat nya.
"Bisa gak wajah lu jangan di gitu gitu makin jelek aja lu geli gua liat nya," ucap Mika namun Ia benar benar tidak tega hatinya mulai goyah.
"Mau yah yah plis," Cia terus saja memohon agar Mika mau membantu nya.
"Oke oke fine dah gak usah mohon mohon lagi sama gua!! kapan main nya?" akhirnya Mika mengalah demi sahabatnya.
"Serius?" tanya Cia berbinar.
"Iya tapi gua pake motor Zahra ya motor gua belum di servis soal nya dan satu lagi kalo gua kalah lu jangan nangis," ucap Mika dan Zahra pun setuju karna motor Zahra selalu terawat dengan baik di tempat nya kak Marsya sedangkan motor Mika jarang di pakai takut nya nanti malah ada masalah di lintasan.
"Gak bisa pokok nya lu harus menang," pinta nya.
"Tapi motor lu buat gua gimana? kalo gua menang," ucap Mika sambil menaik turunkan alis nya, sedangkan Zahra nampak menahan tawa.
Cia sendiri nampak kaget mendengar nya Ia tidak mau kehilangan motor kesayangan nya itu namun Ia juga bingung kalo sampe Mika berubah pikiran gimana?
"Gua beliin metik teh gimana? asal jangan motor gua ya," ucap Cia negosiasi gak papa lah Ia menguras habis tabungan nya yang penting Mika mau membantu nya.
"Kalo gua gak mau?"
"Astaga Mikayla gemes banget gua sama lu motor lu juga kan masih bagus bebz kenapa pengen motor gua juga." Cia pun menghela nafas lalu menghembuskan nya pelan sedangkan Mika dan Zahra sudah terbahak.
"Bengek anj*** liat muka lu kek gitu panik banget," ucap Mika sambil terus terbahak.
Sedangkan Cia nampak kesal karna Ia sudah sangat serius sekali.
"Oke oke lu boleh minta apa aja asal jangan motor gua," pintanya.
"Gimana Ra menurut lu gua minta apa ya?" tanya Mika sambil pura pura berfikir sedangkan Zahra hanya mengangkat kedua bahu nya.
"Terserah lu aja lah gua gak ikutan," jawab Zahra mengangkat kedua tangan nya lalu Ia menyendok es cream Cia sampai habis.
"Ayo katakan Key lu minta apa gua beliin deh asal lu menang," pintanya.
"Lupain aja lah gua cuma becanda tapi gua gak janji menang gua cuma akan berusaha semampu gua aja," ucap nya dan Cia pun berbinar dan langsung memeluk sahabat nya itu yang duduk di samping nya.
"Thank Mika sayang kalian emang terbaik," ucapnya sedangkan Mika hanya mengangguk samar, Mika bingung gimana bisa keluar jam 11 malam sedangkan Om Agung ada di rumah.
Kalo dulu Om Anton memang jarang ada di rumah karna pergi ke luar kota namun belakangan ini Om Agung nampak ada terus di rumah.
"Besok lu ke rumah gua Ci lu bilang sama Om Agung kalo gua mau nginep di rumah lu," ujarnya dan Cia pun mengangguk.
"Siap bos itu sih gampang, besok pagi lu bawa motor Zahra ke tempat biasa sebelum tanding kita harus pastii motor itu aman," ucap Cia dan Mika pun hanya mengangguk saja sambil kembali menghabis kan makanannya.
"Ya udah cari makan yuk gua teraktir deh," ajak Cia.
"Nyogok lu?" canda Mika membuat mereka terbahak.
"Udah ah yuk gua pengen baso mercon yang ada di sebrang jalan sana," ucap Zahra membuat kedua teman nya menatap Zahra bingung karna Zahra biasa nya tidak terlalu suka dengan makanan pedas tidak seperti mereka berdua.
"Hey sejak kapan lu suka pedas?" tanya Cia.
"Entahlah rasanya gua pengen nyoba aja," jawab Zahra membuat Mika menyipitkan matanya curiga.
"Apa jangan jangan lu hamil lagi," bisik Mika namun terdengar jelas di telinga mereka termasuk Cia sampai menutup mulut nya dengan tangan nya lalu menatap Zahra.
"Beneran Ra?" tanya Cia.
"Ih apaan sih kalian gua masih ting ting tahu sama kaya kalian gak mungkin gua hamil, ngaco banget emang kalian," jawab nya santai namun mereka masih belum percaya karna memang Zahra dan Sky sudah hampir tiga bulan menikah dan tinggal bersama.
"Lu yakin masih tingting?" tanya Mika penasaran.
"Ya iyalah gua masih sekolah bokap sama nyokap selalu saja mewanti wanti agar gua bisa lulus dulu sebelum punya anak," jawabnya.
"Ya kan lu bisa pakai pengaman Ra," ucap Cia sedangkan Mika nampak menahan tawa nya.
"Astaga Ci lu begitu amat sih lu masih ingat gak bagaimana polos nya teman kita ini di tandai lehernya aja gak sadar," ucap Mika mengingat beberapa waktu yang lalu saat Sky memberi tanda di leher Zahra saat gadis itu tidur dan Zahra sama sekali tidak menyadari nya Ia menyangka kalo itu di gigit serangga.
"Ya mana gua tahu Key kalo itu perbuatan kak Sky gu beneran baru tahu dari kalian," jawab Zahra membuat mereka kembali terbahak entah mengapa ucapan mereka menjadi sangat random sekali.
"Tapi kan seumpamanya Kak Sky minta juga udah jadi kewajiban lu Ra sebagai seorang istri, apa lu gak kasian sama laki lu pasti dia tertekan Ra nama nya juga cowok normal," ucap Cia.
"Tapi Kak Sky gak pernah minta hak nya," jawab Zahra jujur.
"Hah masa sih?" tanya Cia heran.
"Apa jangan jangan?" Mika berpikir keras apa yang akan ia tanayakan.
"Jangan jangan apa?" tanya Zahra dan juga Cia barengan.
"Suami lu gak nafsu lagi liat lu," ucap Mika membuat Zahra menggelengkan kepalanya tidak mungkin seperti itu Ia tahu Sky masih bisa menahan nafsu nya.
"Udah ah ayo katanya mau cari makan gua udah laper banget," ajak Cia dan mereka pun segera bersiap pergi meninggalkan tempat itu.
Mereka pun keluar dari Mall itu dan berjalan menuju kedai bakso mercon yang tidak jauh dari sana namun sial bagi Mika karna di sana sudah ada Elang, Bima dan juga Sky mereka sengaja makan bakso di sana juga.
"Apa jangan jangan lu di ajak sama laki lu makan di sini?" bisik Mika sedangkan Zahra menggaruk kepalanya yang tidak gatal karna memang Sky sengaja menunggu nya di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments