Menj3nguk Mika

Elang pun segera pulang setelah mendapatkan apa yang Ia mau, kini Ia sedang menatap ponsel nya rasanya Ia malu untuk menghubungi gadis itu duluan namun Ia penasaran kenapa Mika tidak masuk sekolah.

Elang menamai Mika dengan 'My Wife' di kontak nya entah mengapa Ia merasa nama itu cocok untuk Mika.

Akhirnya Ia pun memutuskan untuk menghubungi nomor yang Zahra berikan tadi namun tidak diangkat oleh Mika.

"Kemana dia, kok gak diangkat sih?" gumannya.

Tak putus asa Ia pun menghubungi lagi nomer itu, hingga panggilan ke tiga terdengar suara seoarang pria dari sebrang sana.

(Hallo assalamualaikum) ucap Agung di sebrang sana.

Elang sempat diam Ia merasa kesal kenapa malah suara laki laki yang di dengar nya,kemana sebenarnya gadis itu?

(Hallo) ucap nya lagi.

(Wa alaikumsalam, Mika nya ada?) ucap Elang sedikit ragu.

(Ada, sebentar ya Mika sedang berada di kamar mandi) ucap Agung.

Memang Mika sedang buang air kecil sehingga Agung yang menjawab panggilan telpon dari Elang.

(Oh iya) jawab Elang sedikit kesal kenapa jam segini Mika masih bersama Agung pikirnya.

Apa mungkin Mika pergi jalan jalan bersama Om Agung sehingga tidak masuk sekolah pikirnya, entah lah pikiran buruk terus saja datang saat tahu Mika bersama Om Agung.

"Key ada telpon nih, maaf Om angkat soalnya berisik dari tadi," ucap Om Agung dan Mika pun mengangguk.

"Gak papa tapi dari siapa?" tanya Mika penasaran sedangkan Om Agung hanya mengangkat kedua bahu nya.

Tak menunggu lama Mika pun langsung mengangkat sambungan telpon nya.

(Hallo siapa ini?) tanya Mika di sebrang sana.

(Lu gak papa kan?) bukannya menjawab Elang malah langsung bertanya keadaan nya.

(Gua baik baik saja) jawab Mika entah mengapa mendengar suara itu Mika yakin kalo itu Elang.

(Kenapa gak masuk sekolah? apa karna patahati lu jadi gak semangat sekolah?) ejek nya membuat memutar bola mata nya malas.

(Enak aja. Gua lagi ada urusan makanya gak masuk hari ini, kalo gak ada yang mau di tanya lagi gua tutup ya?) ucap Mika kesal.

Ia menggerutu dalam hati nya kenapa harus Elang sih yang tahu kalo Ia sedang patahati di hianati sama Anton.

(Ehh bentar dong main tutup aja)

(Apalagi? besok lu sekolah kan?) Elang memastikan kalo gadis itu baik baik saja, gak tahu kenapa rasanya pengen banget ketemu sama gadis itu.

(Iya) jawab Mika.

(Oke. ya udah kalo gitu gua tutup telponnya ya bye) ucap Elang.

(Bye)

Setelah menutup sambungan telpon nya Mika pun menyimpan no Elang di ponsel nya 'Biang rusuh' itu nama yang Ia tulis di kontak nya.

"Siapa? apa itu Anton?" tanya Om Agung membuat Mika teringat dengan pemuda itu.

Dari kemarin Anton terus menghubungi nya namun Mika masih kesal dengan pemuda itu Ia pun hanya membaca chat itu tanpa berniat membalasnya.

"Bukan Om, ini teman sekolah aku tadi nanya kenapa gak masuk sekolah," jawabnya.

"Oh. Om udah kirim kabar sama wali kelas kamu kalo kamu masuk rumasakit jadi gak bisa masuk hari ini," jelas Om Agung.

"Ya mungkin dia tidak mendengar kalo aku sakit.Oh iya tante Erika kemana?" tanya Mika tidak melihat tante cantik itu.

"Om suruh dia pulang kasian kan kalo terus menunggu kamu di sini," ucap Om Agung dan Mika pun mengangguk setuju.

Jam 7 malam Zahra pun datang bersama Sky mereka khawatir dengan keadaan Mika, tak lupa Ciya juga datang bersama Evan.

"Kemarin masih baik baik saja, lu sebenarnya kenapa sih apa gara gara Anton?" bisik Ciya mengingat kemarin Mika sempat bersedih melihat Anton bersama cewek lain.

"Entahlah tiba tiba saja badan gua gak enak," jawab nya.

Ia tidak mau Ciya tahu perasaan nya sekarang walau bagaimana pun Ciya juga masih banyak masalah di banding dirinya.

"Gua sama Zahra udah kasih pelajaran sama Anton jadi lu bisa tenang sekarang," ucap Ciya sambil tersenyum.

Mika pun melebarkan mata nya apa yang sebenarnya mereka lakukan? Mika pun menatap Zahra seolah bertanya namun Zahra hanya tersenyum saja.

'Ahg sial sebenarnya apa yang mereka lakukan?' batinnya.

Sedangkan Sky berbincang dengan Evan mereka membahas tentang kelulusan yang acara nya tinggal sebentar lagi.

"Lu jadi kuliah di Amerika?" tanya Sky pada Evan karna memang pemuda itu mendaftar disalah satu universitas di sana.

"Gua bingung gak tega ninggalin Ciya," ucap nya mengingat Ciya sempat menangis kala mendengar Evan mau pergi kuliah di luar negri.

"Kan ada bokap sama nyokap lu," ucap Sky.

"Gua gak yakin sama mereka, selama ini Ciya kesepian di rumah lu tahu kan Ciya emang di manja sama mereka dan tidak pernah kekurangan apapun tapi dia kurang perhatian dan kasih sayang mereka. Mungkin gua pernah hidup susah sama nenek tapi gua gak pernah kekurangan kasih sayang," ucap Evan mengingat masa masa saat tinggal bersama nenek nya.

Sky pun mengerti sekali perasaan Evan mungkin pemuda itu masih belum mau berpisah dengan adik nya karna memang mereka baru beberapa bulan bertemu dan tinggal bersama.

Beberapa jam kemudian mereka pun pamit pulang kini Mika sendiri di sana karna Om Agung sedang membeli kopi sebentar ke kantin.

"Om keluar bentar ya, kamu istirahat lah," ucap Om Agung pamit keluar.

"Pergilah aku mau tidur," ucap nya dan Om Agung pun mengangguk kemudian keluar dari ruangan itu.

Mika sendiri terus saja memikirkan perkataan Ciya tentang Anton, bagaimana keadaan pemuda itu sekarang pikir nya hingga Ia tidak sadar kalo ada yang masuk ke ruang rawat nya.

"Kenapa gak bilang kalo lu di sini," ucap pemuda itu meletakan bingkisan di atas nakas.

Mika pun kaget dan Ia berteriak saat melihat Elang sudah ada di hadapan nya.

"Astaga bisa gak sih kalo masuk ucap salam, untung gua gak jantungan kalo jantungan gua pasti udah langsung end," ucap Mika kesal sambil mengusap dada nya.

Ia benar benar kaget melihat Elang sedangkan pemuda itu hanya tersenyum melihat Mika mengoceh.

"Sorry, tadi gua udah ucap salam tapi gak ada yang jawab makanya gua langsung masuk," jelas nya dan Mika pun langsung diam mendengar nya.

"Udah makan?" tanya Elang.

"Udah," jawab nya asal namun tiba tiba perut nya berbunyi membuat pipi nya memerah.

'Ah sial kenapa pake bunyi sih malu malui,' batinnya.

Elang pun tersenyum lalu mengeluarkan makanan yang di bawa nya, Ia memang sengaja membeli beberapa makanan jadi untuk Mika.

"Makanlah aku sengaja beli banyak buat kamu," ucap Elang memberikan roti coklat pada gadis itu karna Ia tahu Mika sangat menyukai nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!