Hari ini adalah hari pernikahan Bastian dengan Nadia tentu saja merupakan hari yang paling dinanti-nanti oleh keduanya.
Begitu juga dengan Bastian yang selama ini menantikan hari ini tetapi tersirat ekspresi wajah yang tidak menyenangkan di wajah Bastian bukan karena tidak bahagia tetapi ia masih memikirkan tentang apa yang akan terjadi nantinya apakah langkah yang ditempuh ini benar-benar menikahi Nadia dan melupakan Marsha.
Ragu-ragu Bastian melangkahkan kakinya menuju ke sebuah gedung di mana tempat itu nantinya akan menjadi saksi bisu Janji suci Bastian kepada Nadia tempat di mana Bastian akan mengucapkan ijab kabul di depan orang tuanya Nadia dan juga keluarga besarnya dan tentu saja itu membuat semuanya sudah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk menyaksikan dua insan yang akan menjadi satu ke dalam ikatan pernikahan.
Nadia sudah datang lebih dulu, perempuan cantik itu bahkan saat ini nampak anggun dengan balutan pakaian adat yang dikenakannya, sungguh Nadia adalah definisi perempuan masa kini di mana benar-benar terlihat sempurna baik pakaian maupun perhiasan wajahnya terlebih lagi Nadia merupakan seorang desainer terkenal yang pastinya bisa memadupadankan keserasian antara pakaian dengan make up dan juga keselarasan dengan warna kulit yang pastinya hari ini Nadia terlihat begitu cantik anggun dan juga mempesona.
Begitu juga dengan Bastian, laki laki itu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gedung tentu saja selain rasa khawatir dan juga deg-degan. Bastian juga masih ragu-ragu apakah cara yang ditempuh ini benar benar membuat semuanya bahagia dan ia bisa lega.
Bastian hanya bisa berdoa saja, kalau memang ini yang terbaik maka kuatkanlah dirinya dan berikanlah yang terbaik pula untuk Marsha meskipun di dalam pikiran Bastian saat ini tertuju kepada Marsha. Bagaimana masa depan perempuan cantik itu.
Sungguh rasa penyesalan itu masih menyelimuti di diri Bastian, Bastian menyesal kenapa ia baru merasakannya detik-detik seperti ini kenapa tidak jauh-jauh hari sebelumnya 1 bulan yang lalu setelah kejadian itu berlangsung tetapi malahan beberapa hari sebelum hari pernikahan Bastian baru merasakan ada sesuatu yang mengganjal yang terus-menerus menari di dalam otak dan pikirannya.
Bastian mengenyahkan sedikit pikirannya tentang Marsha kali ini, ia sudah duduk berdampingan dengan Nadia dan di depannya sudah ada Papa Nadia selaku laki-laki yang akan berjabat tangan dengan dengan Bastian tentu saja sudah dihadiri oleh penghulu dan juga keluarga besar di antara keluarga Bastian dan juga Nadia.
Penghulu itu mengecek semua surat-surat yang ada di depannya sembari menunggu kesiapan mempelai laki-laki yang baru saja datang dan tentu saja menunggu sampai Bastian benar-benar bisa lega dan juga tidak grogi dalam mengucapkan lafal ijab qobul nantinya.
Ya Tuhan jika memang benar ini adalah yang terbaik buat aku berikan juga yang terbaik untuk Marsha dan maafkan aku tidak bisa bertanggung jawab atas semuanya maafkan aku juga nak, maafkan karena ayah lah kamu tidak bisa lahir di dunia ini Dan maafkan ayah yang tidak bisa bertanggung jawab atas semuanya.
Bastian memecahkan matanya kepingan-kepingan kejadian 1 bulan yang lalu kembali menghiasi pikirannya dan juga kejadian yang menimpa kemarin di mana ia tidak sengaja menabrak Marsha dan di saat itulah ia baru tahu juga manusia mengandung dan baru tahu bulat jika ia harus kehilangan darah dagingnya sendiri.
Sungguh lelucon macam apa yang dihadapi oleh Bastian saat ini di mana ia harus dihadapkan dalam sebuah kejadian yang sangat sulit ia tentukan tetapi mau tidak mau Bastian harus memilih diantara keduanya Marsha atau Nadia.
"Sudah siap mas Bastian?"
Tentu saja ucapan dari penghulu itu sekaligus membiarkan lamunan Bastian tentang kejadian bersama dengan Marsha hingga akhirnya Bastian pun menganggukkan kepalanya mau tidak mau ia harus melalui hari ini dan mengesampingkan pikirannya tentang Marsha.
Bastian mulai menjabat tangan Papa Marsha di mana sebentar lagi ijab kabul itu akan dimulai.
"Ayah, ayah mengapa tidak sama bunda kenapa ayah tega meninggalkan bunda kenapa tega ayah memperlakukan benda seperti itu apa salah aku dan juga bunda, kenapa ayah tidak bisa bersatu dengan bunda? apakah kesalahan yang ayah perbuat itu gampang untuk dimaafkan apakah ayah itu benar-benar seorang laki-laki yang sejati yang gentle? jika ayah bukan laki laki sejati, kenapa ayah tidak pergi jauh saja dari hidup bunda kenapa ayah masih saja menampakkan diri di depan bunda dan juga kenapa ayah masih perhatian Kepada bunda?.. Sayang sekali kenapa aku harus mempunyai ayah seperti ayah yang sama sekali tidak bisa mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukannya ayah benar-benar bukan ayah yang baik untuk aku..."
"Sebaiknya kamu pergi tidak perlu lagi mengusik hidupku atau berada di depan ku, semuanya ini kamu yang mulai Kamu sendiri yang mengatakan untuk aku supaya melupakan kejadian kita tidak perlu ada interaksi lagi tentu saja semuanya sudah berakhir lagi punya anak yang jadi dalam perut aku sudah tiada jadi kamu tidak perlu bertanggung jawab atas semuanya."
"Bastian..jika kamu bukan laki-laki yang brengsek kamu pasti akan bertanggung jawab terhadap bangsa masa depan Marsha sudah kamu rusak dan kamu sekarang malah bahagia di atas penderitaannya apa-apaan kamu kamu lagi lelaki yang menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan tetapi kenapa kamu seperti ini seharusnya kamu tidak mau menikah dengan Nadia tetapi menikahi perempuan yang sudah kamu rambut kamu kehormatannya itu perempuan yang sudah kamu sakiti hati dan perasaannya."
"Saya nikahkan dan kawinkan....."
Bunyi ikrar sudah diucapkan oleh Papa Nadia dan saat ini giliran Bastian yang mengucapkan ijab qobul itu tetapi sudah hampir lebih dari 2 detik Bastian hanya diam saja tentu saja ia masih memikirkan apa yang akan terjadi nantinya jika ia sudah menjadi suami dari Nadia dan apa yang karena dia lakukan jika sampai sesuatu yang disembunyikan itu akan terbongkar.
"Bastian, kenapa kamu?"
Tidak ada sambutan dari Bastian membuat Mama Bastian sedari tadi memperhatikan putranya itu langsung saja menghampiri Bastian membisikkan sesuatu di telinga Bastian dan tentu saja yang sekaligus menyadarkan pasien dari lamunanya.
Mama Tina masih merasa ada kejanggalan di dalam diri Bastian sejak kemarin bahkan sampai saat ini di saat Bastian sudah duduk bersampingan dengan Nadia dan di depannya ada penghulu serta orang tua Nadia Bastian masih bersikap seperti kemarin sungguh apa yang disebutkan oleh putranya itu hingga Mama Tina tidak mengetahuinya.
"Nak Bastian bisa dilanjutkan lagi?"
Pak penghulu yang melihat ke arah Bastian mengulangi Apa yang harus dilakukan oleh Papanya Nadia tentu saja ia tahu sedari tadi Bastian hanya melamun dan setelah sadar Pak penghulu itu mencoba untuk mengulangi apa yang akan dikatakan oleh Papanya Nadia.
Tidak!! sepertinya pernikahan ini tidak harus dilakukan, aku tidak boleh bahagia di atas penderitaan Marsha meskipun aku tidak mencintai Marsha tetapi aku harus bertanggung jawab terhadap semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Typo bertebaran.. cerita nya bagus Padahal..
2025-02-15
0
Qaisaa Nazarudin
Marsha apa Nadia?🤔
2025-02-15
0
Masriani 1438
ayo
jadilah lelaki sejati
2024-12-15
0