"Iya iya sayang aku akan segera pulang ini sudah beres-beres. Love you too."
Bastian segera menutup panggilan telepon dari Nadia yang tentu saja perempuan cantik itu mengkhawatirkan tentang Bastian yang masih saja pergi ke sekolahan padahal besok adalah hari H yang seharusnya Bastian berdiam diri di rumah, tidak melakukan kegiatan apapun juga.
Bukan karena mereka percaya tentang pamali jika beberapa hari sebelum hari H pernikahan itu tidak diperbolehkan keluar tetapi mengingat semua persiapan pernikahan Bastian dan Nadia yang mengurusinya jadi pastinya Nadia sangat khawatir tentang kesehatan Bastian yang tentu saja sangat lelah.
Setelah menyelesaikan semuanya, Bastian buru-buru keluar dari ruang pribadinya, laki-laki itu memang sedari tadi ingin pulang tetapi ada-ada saja pekerjaan yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Tentu saja bukan hanya Nadia yang menghubunginya tetapi orang tuanya juga sedari tadi menelpon Bastian dan meminta laki-laki itu untuk segera pulang.
Dengan tergesa-gesa Bastian menuju ke parkiran, ia segera memakai sabuk pengamannya dan melajukan mobilnya yang pastinya ia juga tidak tahu kenapa kedua orang tuanya meminta Bastian untuk cepat pulang ke rumah.
Jarak yang ditempuh Bastian dari sekolah ke rumahnya memakan waktu hampir empat puluh lima menit dan itu berarti harus cepat-cepat pulang ke rumah.
Dengan buru-buru, laki laki itu melajukan mobilnya tentu saja bukan kecepatan tinggi tetapi kecepatan sedang, ya hanya sedang saja tetapi entah kenapa pikiran Bastian sekarang semrawut seperti ini.
Entah karena hanya memikirkan tentang pernikahannya atau karena ada pikiran yang lainnya yang rasa-rasanya kepala Bastian mau pecah ingin rasanya ia bercerita kepada Mama Yulia tentang semuanya yang terjadi pada dirinya satu bulan yang lalu tetapi itu tidak mungkin, bisa bis Mama Yulia kecewa dengan dirinya, tetapi membiarkan kejadian itu di laut tentu saja akan menambah beban pemikiran dari Bastian.
Bastian mengacak rambutnya asal dengan satu tangan yang masih menyetir dengan pikiran yang tentu saja masih semrawut laki-laki itu tidak tahu apa yang akan dilakukannya besok meskipun ia tahu besok adalah pernikahannya mengucapkan ijab qobul dan Janji suci hidup semati dengan Nadia yang merupakan impiannya sejak dulu tetapi bayang-bayangan Marsha dan perasaan bersalah terhadap Marsha itu yang masih membelenggu di dalam hati Bastian saat ini.
Brakk...
"Arghh.... astaghfirullah..."
Hingga akhirnya Bastian yang oleng, tak sadar menabrak pengendara di depannya, tentu saja pengendara itu langsung saja terjatuh dan tertimpa motor.
Bastian yang kaget segera membuka sabuk pengamannya kemudian melihat siapa orang yang ditabraknya itu sembari memberikan pertolongan.
Tentu saja semua orang yang ada di jalan itu berbondong-bondong untuk menghampiri seseorang yang mungkin saja tidak sadarkan diri, yang pastinya ingin menyelamatkan seorang pengendara yang baru saja ditabrak oleh Bastian, tidak sengaja yang pastinya karena pikiran Bastian yang oleng membuat dirinya tidak bisa mengendalikan laju mobilnya, yang entah mengapa tiba-tiba mendadak menjadi kencang seperti itu.
Hingga akhirnya kecelakaan itu tidak dihindari di saat lampu berwarna merah, Bastian yang tidak mampu mengendalikan mobilnya langsung saja menabrak pengendara yang ada di depannya, sungguh kejadian itu menyita perhatian orang yang ada di jalan.
"Astaghfirullahaladzim, seorang perempuan... cepat tolong tolong.. jangan hanya diam saja apalagi mengambil gambarnya."
"Keadaan sangat parah banyak darah yang keluar dari kepala dan juga bagian bawahnya.."
"Masih muda lagi, masih seragam sekolah cepat tolong jangan hanya dilihat saja.."
Bastian pasti bertanggung jawab, laki-laki itu hanya terpaku melihat segerombolan orang yang saat ini sedang menolong seseorang yang baru saja ditabrak nya itu, sungguh miris orang yang ditabrak Bastian itu tertimpa motor hingga membuat tidak sadarkan diri dan banyak mengeluarkan darah.
Deg
"Marsha!!"
Begitu terkejutnya Bastian ketika orang-orang tadi berhasil menyingkirkan motor dan membawa tubuh Marsha dan Bastian tidak menyangka jika orang yang ditabraknya itu adalah Marsha, perempuan yang belakangan ini sudah menghantui pikirannya.
Sungguh rasa bersalah menyelimuti hati Bastian saat ini di mana kejadian 1 bulan yang lalu membuat dirinya tidak bisa tidur dengan tenang bahkan saat ini Bastian tidak sengaja malah menabrak Marsha yang kondisinya bisa dibilang lumayan parah karena ada darah yang mengalir di kepala dan juga bagian bawahnya.
"Masukkan ke dalam mobil saya Pak, biar saya yang membawa rumah sakit, kebetulan sekali saya mengenal anak itu karena dia adalah murid saya di sekolah."
Dengan cepat dan tentu saja panik Bastian meminta orang-orang itu membawa Marsha masuk ke dalam mobilnya yang pastinya ia akan bertanggung jawab penuh tentang kecelakaan ini.
Setelah Marsha dimasukkan ke dalam mobil, Bastian dengan cepat melajukan mobilnya untuk menuju ke rumah sakit terdekat, ia seketika melirik ke arah Marsha di mana perempuan itu masih saja menutup matanya dengan darah yang mengalir di kepalanya lalu ia melirik ke bawah, begitu deras sekali darah yang mengalir dari bawah Marsha.
Deg
Melihat apa yang menimpa oleh Marsha, tiba-tiba mendadak Bastian kaget, laki-laki itu merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi Marsha seperti itu.
Bastian adalah laki-laki dewasa, yang pastinya tahu betul seluk beluk mengenai perempuan atau yang ada hubungannya dengan perempuan termasuk tanda-tanda yang dialami oleh wanita yang sedang hamil dan juga keguguran.
"Tidak!!"
Bastian menggelengkan kepalanya, ia tidak menyangka jika apa yang ia lakukan satu bulan yang lalu ternyata membuahkan hasil.
Ya Bastian tahu betul jika darah yang mengalir di kaki Marsha itu bukan darah kecelakaan tetapi ada hubungannya dengan kejadian 1 bulan yang lalu dan kali ini Bastian benar-benar panik, secara khawatir dengan apa yang menimpa Marsha.
Hingga akhirnya Bastian sudah membelokkan mobilnya ke rumah sakit terdekat dari tempat kejadian dan dengan cepat Bastian berteriak untuk meminta tolong membawa Marsha untuk segera diperiksa.
"Lo Tian, siapa yang sakit?"
Dokter Vicky, dokter yang berada di rumah sakit itu dan kebetulan sekali kenal dengan Bastian karena kedua orang tua Bastian itu mengenal betul dengan dokter Vicky dan juga kedua orang tuanya dan kebetulan sekali dokter Vicky yang melintas di depan ruangan IGD itu dan melihat Bastian sembari membawa tubuh Marsha yang membuat dokter Vicky langsung saja menanyakan siapa yang berada dalam gendongan laki-laki itu.
"Penjelasannya nanti saja Om, yang jelas tolong periksa Marsha!!"
Dokter Vicky pun langsung saja menganggukkan kepalanya, ia tahu jika yang menjadi target utamanya saat ini adalah perempuan yang berada di dalam gendongan Bastian meskipun di dalam hati dokter Vicky bertanya-tanya, siapa yang ditolong oleh Bastian itu dan Apa hubungan antara Bastian dengan perempuan itu di mana dokter Vicky tahu jika besok Bastian akan melangsungkan pernikahan, lalu kenapa laki-laki itu malah masih mondar mandir di luaran sana, tidak berdiam diri di rumah saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Masriani 1438
apakah akan ada titik terang
aku penasaran nih
2024-12-15
0
Yunia Afida
semoga g keguguran ya
2023-11-14
1
Rahma Inayah
apakah keguguran marsha atau hny pendrahn saja tp spt nya keguguran..marsha tnp besar rasa berslah bastian
2023-11-13
0