Setelah mendapatkan kerokan dari simbok, Marsha langsung saja merebahkan tubuhnya, tentu saja ia tidak kuat dengan rasa pusing yang melanda hingga akhirnya ia tertidur lelap.
Dari tadi si mbok terus memperhatikan Marsha kemudian perempuan paruh baya itu menggelengkan kepalanya dan pasti di dalam pikiran simbok itu berpikir yang tidak tidak mengenai anak majikan nya itu.
Namun sedetik kemudian pikiran itu si mbok hapus karena tidak mungkin jika Marsha melakukan perbuatan yang tidak tidak namun jika dilihat tanda-tandanya memang benar merasa seperti orang hamil.
Kasihan sekali kamu nduk, kedua orang tuamu sibuk sendiri hingga tidak ada yang memperhatikan kamu. Jika den Adit ada di sini maka Kamu pastinya terurus dan tidak masuk angin seperti ini, meskipun si Mbok tahu kedua orang tua kamu itu sangat menyayangi kamu begitu juga dengan den Adit tetapi mereka sibuk dengan dunianya sendiri sehingga tidak memperhatikan kamu bahkan kamu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik seperti ini mereka pun tidak tahu.
Iya bukan karena keluarga Marsha yang tidak harmonis atau bagaimana tetapi memang sedari kecil Marsha sudah diasuh oleh simbok bukan karena mama Marsha itu tidak menginginkan Marsha atau terlalu cuek dengan Marsha tidak seperti itu bahkan kedua orang tua dan juga abang nya yang sangat menyayangi Marsha namun sayang sekali kesibukan mereka itu yang membuat mereka seperti ini mempercayakan sepenuhnya kepada si Mbok untuk merawat Marsha.
Terlebih lagi belakangan ini kedua orang tua Marsha jarang sekali di rumah, mereka berdua ada urusan bisnis di luar kota sehingga tidak begitu memperdulikan keadaan Marsha yang mungkin saja Marsha seperti ini kedua orang tuanya tidak tahu.
Hingga pagi menjelang Marsa dikagetkan dengan suara abangnya yang masuk ke dalam kamar, yang memang semalam Marsha tidak turun untuk makan malam, selain dirinya tidak lapar merasa juga kurang enak badan.
"Dek bangun sekolah nggak? Kata si mbok kemarin kamu nggak enak badan. Bagaimana dengan kondisi kamu saat ini?"
Aditya, Abang satu-satunya yang dimiliki oleh Marsha dan juga yang sangat menyayangi Marsha dan memperhatikan adiknya, meskipun Aditya juga sama sibuknya dengan kedua orang tuanya tetapi laki-laki itu selalu memantau Bagaimana aktivitas adik nya itu, tetapi sayang sekali satu bulan yang lalu di malam itu Aditya benar-benar sibuk hingga dia tidak bisa memantau pergerakan Marsha yang masuk ke hotel dan melakukan one night stand dengan lagi laki-laki lain.
Marsha tersenyum kemudian ia membuka matanya karena memang gadis cantik itu sudah bangun dari tadi namun malas untuk beranjak dari atas ranjang.
"Eh dasar simbok yang suka ngadu, padahal aku hanya masuk angin saja dan sudah nggak apa apa."
"Mau Abang antar ke sekolah nggak? kebetulan Abang hari ini nggak ada jadwal apapun juga, free!!"
"No nanti aku pulangnya yang ribet.."
"Ya sudah kamu cepat mandi setelah itu sarapan, Abang tunggu dibawa Mama dan Papa juga dari tadi nyariin kamu dan khawatir dengan kamu."
Iya Aditya memang seperti itu, begitupun dengan Marsha melebihi perhatian kedua orang tuanya terhadap Marsha, namun ia juga tidak memaksa jika Marsha mengatakan tidak.
Hoek....
Setelah Aditya keluar, Marsha langsung saja menuju ke kamar mandi karena tiba-tiba perutnya bergejolak lagi tetapi kali ini ia sedikit lega karena ia bisa memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya meskipun tidak ada apa apa hanya cairan bening yang keluar.
"Kenapa dengan aku? bukankah aku kemarin sudah dikerokin oleh si mbok dan sedikit membaik, lalu kenapa masih muntah-muntah lagi? apa memang ada penyakit di dalam tubuhku ini?"
Sepertinya Marsha memang tidak menyadari perubahan yang ada di dalam tubuhnya bahkan ia sudah telat menstruasi beberapa hari, tetapi Marsha juga belum menyadarinya bukan karena ia cuek atau bagaimana namun karena ini yang kebetulan sekaligus akhir akhir ini sibuk untuk kegiatan sekolah sehingga ia sampai lupa untuk memperhatikan kapan tanggal terakhir menstruasi.
Dengan cepat Marsha menyiapkan air hangat untuk mandi ia juga hari ini tidak akan bolos sekolah meskipun keadaan tubuhnya sedikit lebih pusing dari kemarin namun hari ini ada ulangan dan tentunya ia tidak mau ketinggalan terlebih lagi iya tidak bisa pelajaran apa-apa yang artinya jika Marsha harus mengerjakan ulangan sendirian maka nilainya akan semakin hancur.
Setelah mandi, berpakaian serta mengambil ponsel dan tasnya, lalu turun ke bawah tentu saja ia tidak mau terlihat pucat atau bagaimana di depan keluarganya, pasti semuanya akan khawatir dengan keadaan dirinya.
"Bagaimana keadaan kamu sayank? maaf sekali kemarin Mama ada klien penting sehingga tidak pulang, cepat dan mama semalam masuk ke kamar kamu tetapi kamu sudah tidur?"
"Aku sudah nggak apa-apa Mah, buktinya mau sekolah."
Ya memang Marsha mengoleskan sedih make up yang membuat dirinya tidak nampak pucat, perempuan cantik itu tidak mau jika sampai keluarganya curiga menilai keadaan yang saat ini yang mana pusing masih melanda dan juga masih terasa mual.
Marsha sudah duduk di meja makan, ia menatap satu persatu menu sarapan pagi ini rasanya Marsha tidak selera untuk makan terlebih lagi melihat nasi sepertinya Marsha enggan untuk menyantapnya dan ada sesuatu yang aneh di dalam perutnya.
Marsha memutuskan untuk makan roti saja, ini lebih aman daripada ia harus mengeluarkan semua isi perutnya terlebih lagi di saat orang-orang makan seperti ini yang pastinya nanti akan jijik dan tidak meneruskan makanannya jika sampai Marsha muntah.
Hingga akhirnya setelah selesai sarapan meskipun kedua orang tua dan abangnya itu merasa aneh dengan tingkah Marsha hari ini,. Marsha langsung saja berpamitan dan dan segera menuju ke depan tentu saja motornya sudah dipersiapkan oleh Pak satpam yang ada di depan itu dan juga sudah dipanasi.
Sepanjang perjalanan perempuan cantik itu berusaha untuk menjaga kondisi tubuhnya, beruntung sekali keadaan pagi ini tidak terlalu macet hingga ia dengan cepat bisa sampai ke sekolah nantinya.
Hingga benar lima belas menit kemudian, Marsha sudah sampai di sekolahan tentu saja waktu lebih cepat daripada saat pulang kemarin.
"Kenapa masuk sekolah? Kamu terlihat masih pucat, kenapa nggak minta izin saja?"
Astaghfirullahaladzim...
Tentu saja Marsha kaget ketika mendengar suara itu, ia yang baru saja memarkirkan mobilnya tiba-tiba Bastian sudah berada di belakangnya.
Iya Bastian memang sengaja ingin berangkat lebih pagi dari biasanya meskipun laki-laki itu sudah terbiasa berangkat sekolah lebih pagi tetapi pagi ini ia sengaja lebih dipagikan.
Selain karena ingin mengurus semua pekerjaannya karena besok ia akan cuti, Bastian juga ingin memastikan keadaan Marsha yang sejak kemarin menjadi pikiran laki-laki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Masriani 1438
lanjut
2024-12-15
0