"Permisi dan sebaiknya bapak tidak perlu mencampuri urusan saya dan tidak perlu sok perhatian dengan saya."
Entah mengapa Marsha menjadi begitu, dan apa yang terjadi dengan Bastian, mengapa beberapa hari ini ia terlalu berpikir tentang kedepannya dan juga terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi dengan Bastian itu hingga ia mati-matian untuk melupakan semuanya tetapi apa yang terjadi semakin ia melupakan maka kenangan itu akan muncul kembali.
Terlebih lagi dua hari ini Bastian dengan terang-terangan menunjukkan perhatiannya padahal Bastian sendiri sudah bilang jika tidak ada urusan lagi di antara kita setelah hari itu dan tentu saja mereka menyetujuinya.
Marsha juga masih sakit hati ketika mengingat satu bulan yang lalu di mana Bastian dengan gamblang memberikan sejumlah uang kepada dirinya dan tentu saja Marsha tersinggung karena sama saja dirinya disamakan dengan perempuan bayaran yang sudah dipakai dibayar langsung ditinggalkan begitu saja.
"Tunggu!! Bukan aku sok perhatian pada kamu tetapi rasanya tugasku sebagai seorang guru memang seperti itu mengingatkan muridnya jika memang kondisi muridnya tidak baik baik saja."
Ya awalnya mungkin Marsha bisa saja GR terhadap perhatian Bastian, tetapi mendengar ucapan dari Bastian itu maka Marsha langsung saja menghela nafas panjang ternyata apa yang diucapkannya kemarin itu hanya sebuah alasan saja, tidak benar-benar tulus dalam hatinya Bastian dan hanya sebagai formalitas karena Bastian seorang guru.
Lagi Dan Lagi Marsha hanya menanggapi Apa yang diucapkan oleh Bastian itu tugas seorang guru, hingga perempuan cantik itu berlalu saja dari hadapan Bastian dan langsung menuju ke kelasnya, ia tidak mau GR atau apalah yang jelas Bastian melakukan itu bukan karena kasihan terhadap dirinya atau apa tetapi memang bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang guru terhadap muridnya.
Bastian hanya menghela nafasnya kesal melihat Marsha yang kini sudah berjalan menjauh darinya, laki-laki itu kemudian menggelengkan kepalanya entah mengapa pikiran dan otaknya saat ini menjadi seperti ini dan Bastian sering tidak tahu mengapa mendekati hari H bukannya ia lega dan senang tetapi malah menjadi banyak pikiran, terlebih lagi beberapa malam ini Bastian selalu memimpikan seorang anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan ayah yang pastinya dari situlah Bastian selalu berpikir tentang Marsha, Marsha dan Marsha.
Hingga beberapa jam kamu Dian hari ini memang Bastian sengaja untuk ke sekolah tidak full iya akan izin separuh hari sajakah untuk mengerjakan pernikahannya besok.
Padahal kedua orang tuanya sudah mengatakan jika Bastian izin saja mulai kemarin tetapi laki-laki itu tetap ingin masuk sekolah bukan karena apa-apa tetapi karena tanggung jawabnya sebagai guru di sekolah itu yang mengaku banyak mata pelajaran dan juga sebentar lagi anak-anak didiknya yang akan mengadakan ujian kenaikan kelas dan tentu saja jika Bastian terlalu banyak mengambil cuti maka kasihan dengan murid-muridnya.
Tetapi memang untuk pernikahannya Bastian sendiri sudah menyiapkan semuanya bahkan sudah rampung tinggal pelaksanaan saja besok dan tentunya tidak dihadiri oleh banyak orang.
Bisa dari tadi laki-laki terus kepikiran tentang pernikahannya besok bukan karena masalah hati yang tidak saling mencintai tetapi entah mengapa semakin ke sini Bastian semakin ragu untuk melangkahkan kejenjang pernikahan yang lebih lanjut terlebih lagi bayang-bayangan Marsha yang selalu menghantui pikirannya.
Apakah mungkin karena Bastian selama satu bulan ini tidak menceritakan tentang kejadian yang menimpanya kepada orang lain atau kepada calon istrinya? Dan itu yang membuat hati dan pikiran Bastian tidak tenang menghadapi pernikahan besok.
Ya bisa saja seperti itu di mana memang pasti menjadi bimbang dan terus kepikiran tentang Marsha tetapi ia juga tidak mungkin menggagalkan pernikahan dengan Nadia perempuan yang sudah dicintai selama 4 tahun.
Sedangkan di tempat yang sama tetapi berbeda ruangan rasanya Marsha sudah tidak kuat lagi menahan pusing di kepalanya ingin sekali iya memejamkan matanya tetapi itu tidak mungkin karena takut jika guru yang mengajar di depan pastinya akan menegurnya.
"Kalau nggak kuat mendingan lu pulang aja gue nanti yang bantu minta izin. Lo pucat banget sa?"
Seperti Bastian Mira juga sangat perhatian dengan Marsha mungkin saja jika kemarin Marsha menerima ajakan Kevin untuk pulang barang dan mengantarkan Marsha ke rumah sakit kejadian tidak seperti ini Marsa tidak tambah puji dan tentu saja Marsha juga bisa beristirahat di rumahnya tetapi Mira tahu jika Marsha bukan perempuan yang lemah yang suka diberi gelas kasihan orang lain.
"Iya deh kayaknya gue mau pulang aja gue ngantuk dan pengen istirahat kepala gue pusing banget. Tapi gimana nanti ulangannya pasti gue ulangan susulan yang lo tau sendiri kan gue paling nggak bisa juga ulangan susulan sendirian?"
"Ulangan nggak usah dipikirin yang penting kesehatan lo ayo gue antar untuk minta izin sekalian gue anterin lu pulang!"
"Gue pulang sendiri aja setelah ini ada 3 ulangan yang harus lo kerjakan gue nggak mau lo ketinggalan gara-gara gue gue masih kuat untuk sekedar mengendarai motor dari sini ke rumah."
"Tak bisa banget beneran nih gue nggak papa ulangan susulan kita bisa kerjain berdua?"
"No gue pulang sendiri yakin deh aku nggak papa nanti gue kabari juga sampai di rumah."
Akhirnya seperti kemarin Mira mengalah lalu mengantarkan Marsha untuk izin.
Sebelumnya kedua perempuan cantik itu meminta izin kepada guru kelas lalu kemudian menuju ke ruangan guru untuk mencari guru piket guna meminta izin keluar dari sekolahan.
Kebetulan sekali Kevin hari ini tidak masuk sekolah karena ada kepentingan mendadak dengan keluarganya jadi tidak ada yang bisa mengantarkan Marsha karena Marsha sendiri menolak Mira untuk mengantarkannya.
"Hati-hati ya gue tunggu kabar lo yakin nih lo pulang sendirian gue jadi was-was!!"
Sarung Mira lagi yang nyatanya ia tidak tega melihat sahabatnya dengan kondisi seperti itu pulang sendirian tetapi bagaimana mungkin Marsha sendiri yang ogah-ogahan untuk diantarkan pulang bahkan kekeh melajukan motornya sendiri.
"Bawa lo seperti Bang Adit aja yang suka bawel jika gue telat makan atau telat pulang sekolah atau gue tiba-tiba aja cerewet di depannya! It's okay gue masih baik-baik saja santailah nggak usah terlalu dipikirin."
Sebelum keluar dari pintu gerbang Marsha menghilang nafas panjang memang kondisinya saat ini tidak baik-baik saja tetapi jika dipaksakan terus di sekolahan ini maka Marsha akan semakin buruk dan ia tidak tahan terlebih lagi perutnya yang mual dan ingin muntah membuat Marsha menjadi pusing dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Perempuan cantik itu setelah mengatur markas langsung saja melajukan motornya keluar dari pintu gerbang rasanya cuaca hari ini begitu panas tetapi Marsha harus kuat untuk menuju ke rumahnya iya bukan tipe perempuan yang menyerah begitu saja dan juga lemah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Masriani 1438
waduh kok bisa bertahan diam tanpa bicara
2024-12-15
0
Asih S Yekti
banyak tulisan yg salah ketik sehingga susah dipahami tp ceritanya bagus kok
2023-11-25
2
Adila Ardani
ktanya td Marsha memarkirkan mobil nya di parkiran sekolah tp knp pulang nya ko marsha bawa motor....
2023-11-14
0