"Selamat pagi... Jika ada yang belum siap dengan pelajaran saya dan juga tidak mengerjakan PR silakan keluar dari kelas ini, karena saya tidak mentolerin lagi siswa-siswa yang malas dan tidak bisa mengikuti pelajaran saya!!"
Baru saja Bastian masuk dan mengucapkan salam, Bastian sudah memberikan ultimatum itu kepada murid-muridnya dan itu sengaja karena Bastian melihat jika Mira dan Marsha masih ingin ngobrol, dan langsung saja dengan cepat kilat membawa kursinya mendekat ke belakang yang pastinya memang benar Bastian itu di samping terkenal dengan guru yang paling tampan di sekolah ini laki-laki itu juga terkenal sebagai guru yang galak, tidak mempunyai rasa perih kemanusiaan sama sekali bahkan tidak mempunyai rasa kasihan terhadap muridnya jika Bastian sudah berucap dan ada yang melanggar maka Bastian tidak tanggung-tanggung untuk memberikan hukuman sesuai dengan perjanjian awal pertama kali Bastian mengajar.
Yang pastinya ketika masuk ke dalam kelas pandangan mata Bastian tertuju kepada sosok Marsha yang sedari tadi ngobrol dengan Kevin tentu saja rasa yang sangat aneh sekali di Mata Bastian hingga membuat laki-laki itu dengan tegas memberikan ultimatum- ultimatum seperti itu.
Ya berbeda dengan Bastian yang merasa aneh di dalam dirinya, Marsha seketika langsung saja mengambil buku dan juga pulpennya ia sama sekali tidak baik keberatan keluar dari kelas ini yang mana memang sebenarnya Marsha tidak begitu suka dengan pelajaran yang diampu oleh laki-laki itu.
Selain dengan sikap Bastian yang arogan dan juga sombong dan tentu saja seenaknya, Bastian juga mengajar beberapa mata pelajaran yang sama sekali Marsha tidak menyukainya, bahkan terasa begitu sulit bernafas jika pelajaran itu mulai mengisi otak dan pikirannya terlebih lagi ia yang sudah mendapatkan hukuman dari Bastian beberapa kali membuat Marsha menjadi males jika berhadapan dengan sosok guru killer tetapi tampan.
Dengan cepat Marsha berdiri, tentu saja teman-teman satu kelasnya itu tidak kaget dengan tingkah Marsha yang memang Marsha itu bukan perempuan yang baik-baik dengan kata lain Marsha sudah sering membolos bahkan juga sering mendapatkan hukuman karena tidak mengerjakan PR apalagi terhadap pelajaran yang diampun oleh Bastian yang mana semua orang tahu di sini jika Marsha dan Bastian itu seperti anjing dan kucing sering bermusuhan bahkan mereka berdua layaknya musuh yang siap melakukan peperangan ketika bertemu.
"Kamu? Kamu lagi kamu lagi, kapan kamu bisa sadar dengan pelajaran saya dan akan mengerjakan PR? bahkan setiap kali pelajaran saya kamu pasti yang keluar dan tidak mengerjakan PR ?, apa jangan-jangan kamu mau jika nilai akhir mata pelajaran saya itu kosong, sama sekali tidak ada nilainya?"
Sontak emosi dari Bastian meluap luap ketika ia tahu jika perempuan yang ada di dalam pikirannya mulai dari semalam itu berdiri dengan membawa bukunya. Bastian meskipun sudah tidak kaget lagi, tetapi mengapa seakan-akan Marsha itu sengaja melakukannya, hingga membuat Bastian marah dan mengeluarkan kata kata yang memang tidak kasar tetapi dengan nada yang tinggi.
Marsha tidak menjawab tetapi perempuan cantik itu menatap tajam ke arah Bastian meskipun sebenarnya Marsha ingin sekali menghindari tatapan mata itu tetapi mau tidak mau karena Bastian mengucapkan dengan nada yang begitu keras membuat melihat ke arah guru killer nya itu.
"Permisi Pak, saya mau keluar karena tidak mengerjakan PR."
Ya padahal ingin sekalian mulut Marsha itu diam dan tidak mengungkapkan kata-kata meskipun sedikit tetapi rasanya lidah Marsha kelu untuk hanya sekedar bungkam saja yang mana Dengan mengatakan itu tentu saja Marsha langsung keluar dari kelas dan tidak akan ia mendengar ucapan-ucapan yang keluar dari bibir Bastian.
Tidak bisa berbuat banyak, yang mana memang kenyataannya tadi Marsha mengucapkan tidak mengerjakan PR sembari memperlihatkan bukunya yang sama sekali kosong, tidak ada jawaban hanya pertanyaan dari soal kemarin yang ditulis di papan tulis dan mau tidak mau memang Bastian mengizinkan Marsha untuk keluar dengan tujuan supaya Marsha mengerjakan PR.
Setelah keluar dan menutup pintu, Marsha tidak lantas mengerjakan PR itu di depan kelas, ia lebih suka jika mengerjakan pr-nya di kantin.
Ya sebenarnya Marsha itu adalah perempuan yang pandai tetapi ia malah sama sekali melakukan hal hal yang bodoh, bahkan Marsha berpura-pura untuk menjadi murid yang bodoh di sekolah ini bukan karena ada alasan tersendiri, memang Marsha dari dulu pemalas tetapi otaknya sebenarnya cerdas jika dipaksakan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.
"Bakso dan es tehnya satu Mbok."
Tentu saja Marsha yang tidak sempat sarapan langsung saja memesan bakso dan es teh, ia bahkan sama sekali tidak takut jika nanti dihukum oleh Bastian, sudah terbiasa toh memang kenyataannya ia lelah l sekali terlebih lagi tenaganya habis karena kejadian itu yang sama sekali masih membuat sesuatu di bawah Marsha itu menjadi sakit.
Simbok penjual kantin itu pun tidak bertanya lagi karena memang sudah menjadi kebiasaan Marsha yang suka ke kantin pas pelajaran yang pastinya Marsha ke kantin itu dengan membawa buku dan tentu saja sembari mengerjakan PR.
2 jam telah berlalu, jam pelajaran matematika pun telah usai tetapi Bastian tidak melihat pergerakan Marsha yang masuk untuk memberikan PR yang dikerjakan di luar ya meskipun setiap harinya masa selalu berperilaku seperti itu tetapi pas pelajaran berbunyi, Marsha selalu masuk ke dalam dan menyerahkan itu namun hari ini tidak.
Bahkan ketika membuka pintu tidak adanya Marsha di sana kemudian laki-laki itu berbalik badan masuk dan masuk kembali ke kelas untuk menitipkan pesan kepada ketua kelas jika nanti Marsha sudah masuk ke dalam kelas untuk langsung menemuinya di ruangannya tentu saja Bastian akan memberikan hukuman bagi Marsha, dan sekaligus ingin mengatakan sesuatu tentang kejadian malam itu.
Tidak puas karena tidak melihat Marsha di luar kelas laki-laki itu segera mencari muridnya yang sangat bandel entah mengapa langkah kakinya menginginkan jika Bastian tidak langsung berbelok ke ruangan pribadinya tetapi malahan untuk mencari Marsha.
"Enak-enakan makan dan pacaran rupanya? tidak takut mendapat hukuman?"
Ya Bastian menghentikan langkah kakinya ketika ia melihat Marsha sedang asyik makan di kantin bukan hanya Marsha saja tetapi ia melihat Marsha bersama dengan Rehan di kantin itu dan keduanya saling tertawa dengan masing-masing menikmati makanan di kantin.
Sungguh pemandangan itu membuat perasaan di dalam hati Bastian sedikit terusik, meskipun ia tidak merasa jatuh cinta atau apa kepada Marsha tetapi setelah kejadian itu Bastian selalu memikirkan tentang Marsha. Bagaimana caranya supaya laki-laki itu tidak bertanggung jawab atas semua yang terjadi tetapi ia juga masih mengingat betul Bagaimana malam itu ia dengan ganasnya melakukan itu hingga membuat Marsha kesulitan berjalan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Masriani 1438
kok kiler kali gurunya
2024-12-15
0