Setelah puas makan bersama di dalam kantin akhirnya Marsha kembali ke kelas tetapi Mira mengatakan jika dirinya dipanggil oleh Bastian untuk ke ruangan Bastian dan tentu saja Marsha dengan ogah-ogahan menuju ke ruangan Bastian.
Untung saja Bastian mempunyai ruangan tersendiri yang entah mengapa laki-laki itu yang baru menjadi guru di sekolah ini bisa berbeda ruangannya dengan guru-guru yang lain.
Dan pastinya meskipun Marsha ogah-ogahan untuk bertemu dengan pasti yang tetapi ia mempunyai misi selain itu ia harus mengatakan kepada Bastian untuk melupakan semua kejadian malam itu dan tidak mengingatkan lagi.
Marsha juga tidak mungkin meminta pertanggungjawaban dari Bastian, selain ia tidak cinta dan juga tidak ada respek sama sekali dengan Bastian Marsha juga tahu Bastian sudah mempunyai calon istri yang akan menikah satu bulan lagi dan tentu saja marga tidak mau disebut sebagai perusak hubungan orang terlebih lagi kejadian itu memang bukan hanya Bastian saja yang salah tetapi juga dirinya.
Tok...tok...
"Masuk.."
Mendengar jawaban dari Bastian, Marsha langsung saja membuka pintu kemudian menutup pintu dengan rapat, Marsha seketika mengedarkan pandangan matanya ke segala arah tentu saja bukan karena mencari seseorang di dalam ruangan Bastian tetapi meneliti lagi ruangan guru killer itu yang memang baru pertama kali nya Marsha datangi.
"Saya harap kamu melupakan tentang kejadian malam itu karena saya melakukannya tidak sengaja. Dan perlu kamu ketahui, itu bukan karena kesalahan saya, kamu juga salah waktu itu karena kamu mabuk, coba saja kamu tidak mampu maka kejadian itu tidak akan terjadi. Dan saya minta kepada kamu untuk merahasiakan semuanya jangan pernah mengatakan semuanya itu kepada orang lain dan anggap kita tidak pernah terjadi sesuatu di malam itu karena kamu tahu sendiri kan saya sudah mempunyai calon istri dan akan menikah bulan depan dan saya harap kamu jangan meminta pertanggungjawaban dari saya karena itu tidak mungkin akan saya lakukan!!"
Baru saja Marsha menutup pintu tetapi suara dari Bastian sudah membuat hati merasa teriris bukan karena ucapan Bastian seperti itu tetapi rasanya ini sebuah penghinaan.
Ya Marsha memang berniat untuk melupakan semuanya tetapi ia yang mengatakan kepada laki-laki itu Dan berharap laki-laki itu yang akan melongo mendengar pernyataannya tetapi apa saat ini marsha malah dibuat melong kebalikannya laki-laki itu yang tidak tahu diri bukan menyuruhnya untuk duduk atau bagaimana tetapi mahalan menyerocos begitu saja.
Marsha tersenyum kecut, ia tidak perlu takut ataupun merasa bersalah dengan semuanya ini meskipun ucapan yang keluar dari Bastian itu sangat menyakitkan di dalam hati Marsha tetapi Marsha memang sudah memutuskan untuk melupakan semuanya dari tidak akan meminta pertanggungjawaban dari apa yang sudah dilakukan oleh Bastian.
Perempuan cantik itu tersenyum sembari berjalan menuju ke arah Bastian bahkan dengan terang-terangan Marsha saat ini sudah duduk di depan Bastian dengan mendekatkan wajahnya di depan wajah Bastian dan nyaris kedua aja itu saling menempel.
"Bapak tidak perlu khawatir, tanpa bapak minta saya pun akan melakukannya dan asalkan bapak tahu tujuan saya datang kemari bukan karena semata-mata ingin meminta hukuman atau ingin mendengar pernyataan dari bapak tetapi sebenarnya saya pun juga akan mengatakan semuanya itu. Lupakan kejadian malam itu dan anggap semuanya tidak terjadi, meskipun saya yang salah tetapi bapak juga yang salah. Andai bapak adalah laki-laki yang baik bukan laki-laki yang brengseekk pastinya bapak akan menahannya dan tidak terpancing dengan apa yang saya lakukan tetapi apa sayang sekali selain bapak terlihat kejam dan juga killer ternyata bapak juga brengsek!!"
"Kamu!!"
"Apa? mau marah? tidak terima aku ucapkan seperti itu? ya jelas saja mungkin di luar sana banyak yang menyanjung-nyanjung bapak karena ketampanan bapak dan sikap bapak yang begitu dingin tetapi tidak dengan saya, maaf sekali saya bukan tipe perempuan yang seperti itu, yang meskipun semalam saya tidak sadar tetapi saya yakin bapak sadar betul dengan apa yang sudah bapak lakukan!!"
Ya rupanya Bastian tidak terima jika dikatakan kalau dirinya laki-laki brengseek padahal memang kenyataannya seperti itu, andai saja Bastian bisa menahan hawa nafsunya malam itu pastinya sesuatu tidak akan terjadi ya meskipun keduanya sama-sama mabuk tetapi Bastian tidak separah masyarakat itu bahkan masih ingat betul Bagaimana caranya ia mencoba Marsha dari atas dan bawah.
"Oh ya hanya itu kan yang bapak mau katakan kepada saya? kalau tidak ada hal lain lagi lebih baik Saya permisi, percuma saja kita berbicara panjang dan lebar yang intinya sama saja bapak ada laki-laki yang yang suka melemparkan kesalahan itu kepada orang lain. Permisi!!"
Ya rasanya Marshapuas untuk mengata ngatai laki-laki itu dengan apa yang ada di dalam hatinya meskipun sebenarnya tidak ada konsep di dalam pikiran Marsha untuk membuat Bastian semarah ini tetapi mendengar ucapan dari Bastian yang seakan-akan semua ini atas kesalahannya dan Bastian menyesal telah melakukannya, membuat darah Marsha mendidih, ingin sekali ia mengumpat kesal kepada laki-laki itu tetapi sama saja terlebih lagi ini di sekolahan meskipun tidak ada yang mendengar apapun pembicaraan mereka namun Marsha masih menghargai jika laki-laki brengsek itu adalah gurunya di sini.
"Tunggu!!"
Tentu saja selain menyampaikan informasi penting kepada Marsha, Bastian pun sudah menyiapkan beratus-ratus lembaran merah yang sudah ia letakkan di amplop yang pastinya itu sebagai ganti rugi atau membeli keperawanan Marsha yang sudah ia renggut malam itu.
Sebelum menghampiri Marsha, Bastian mengambil amplop coklat yang sudah disiapkan di lacinya lalu laki-laki itu berjalan untuk menghampiri Marsha yang saat ini sudah berada di depan pintu dan siap untuk membuka pintu.
"Jangan pernah mengganggu hidup saya lagi ataupun mengingatkan tentang kejadian malam itu. Pakailah uang itu sesuka kamu Dan setelah ini kita tidak ada urusan lagi!!"
Lagi Dan Lagi darah Marsha mendidih mendengar ucapan yang keluar dari Bastian dan itu sungguh keterlaluan, karena ia disamakan dengan perempuan bayaran yang seenaknya saja ditiduri setelah itu dibuang lalu memberikan beberapa lembar uang merah. Marsha sama sekali tidak mengharapkan uang-uang itu dari Bastian, ia sudah cukup kaya dengan kekayaan yang dimiliki oleh kedua orang tuanya dan penghasilannya sendiri sebagai selebgram yang biasanya tampil di media sosial.
Dengan tersenyum, Marsha mengambil amplop coklat itu ia melirik sekilas dan membuka perlahan-lahan seberapa banyak uang yang diberikan olehnya dan itu pertanda bahwa harga dirinya hanya dihargai dengan sejumlah uang yang berada di amuk coklat itu.
"Uang anda tidak berarti apa-apa bagi saya, saya bukan wanita murahan yang seenaknya saja setelah anda tiduri lalu Anda berikan uang seperti ini. Lebih baik uang ini anda pakai untuk operasi otak dan pikiran Anda supaya lebih menghormati seorang perempuan bukan malah menghina perempuan itu seperti ini, ingat ibu anda adalah seorang perempuan dan juga calon istri anda adalah seorang perempuan, pastinya anda tahu bagaimana jika mereka berdua dihadapkan pada posisi yang sama seperti ini."
Marsha tentu saja melempar uang itu tepat di dada Bastian kemudian perempuan cantik itu keluar dari ruangan pasien dengan menutup pintu Bastian yang sangat keras.
Marsha juga mencoba untuk menekan rasa sabarnya, ia tidak boleh terlihat emosi ataupun terlihat berkaca-kaca dan mengeluarkan air matanya, karena memang berhadapan dengan Bastian kali ini benar-benar membuat harga dirinya merasa di bawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Masriani 1438
kok bisa guru begitu tidak mendidik sama sekali
2024-12-15
0
Rahma Inayah
cerita ni bgus anggp aja ngobati cerita yg sma.tempo lalu yg sdh pindh lapak
👍👍👍
2023-11-11
0
Phecekkk
kasih dikit plajaran buat bambang bastian thoor biar krasa thoor sebel bacanya buat ngejar2 marsha
2023-11-11
0