Melodi Cinta Untuk Si Kembar

Melodi Cinta Untuk Si Kembar

Kenapa harus Kamu?

“Dia sangat lihai memainkan peran ini, jangan-jangan pernah menjadi simpanan.”

“Ah! Ini artis Calli, aktingnya kurang menjiwai. Pasti dapat peran karena jalur tampangnya saja.”

“Cantik, sih. Tapi, aktingnya terlalu dibuat-buat. Jadi nggak natural!”

“Argh! Mereka semua bukan manusia, siapa yang bisa sempurna dalam melakukan pekerjaan jika bukan aku,” pekik Calli menekan salah satu tombol nada piano di akhir lagu itu. Ingatannya tadi pagi membaca komentar jahat di akun media sosialnya.

Memainkan piano adalah cara untuk mengungkapkan perasaan, melalui nada yang lembut, kadang juga kasar. Baginya alat musik satu ini menjadi media pelampiasan ketika suasana hatinya bahagia maupun terluka. Melodi yang menyusuri jalan perasaannya, bersamaan dengan jari-jari lembutnya menyentuh tombol nada bergantian, tanpa bicara dapat tersampaikan siapapun yang mendengar suaranya.

Calliope Alegra, wanita itu sedang memainkan pianonya di tengah ruangan yang redup cahayanya. Emosional memainkan lagu yang menjadi pengingatnya akan setiap kejadian memilukan di masa lalu maupun sekarang.

“Astaga, bukankah suaraku terlalu kencang? Sudah tahu gampang emosi, tapi dipancing dengan komentar usil dari tangan manusia hina seperti mereka,” kesal Calli.

Calli memijat pelipisnya, kepalanya seakan berdenyut akan meledak. Pembicaraan banyak orang melalui media sosial pribadinya, menghina perannya sebagai seorang selingkuhan mantan suaminya. Padahal dia hanya bermain peran, namun komentar pedas melayang di akun pribadinya. Banyak yang memuji karena dia sukses memerankan peran jahat tersebut, namun juga ada yang terbawa perasaan sampai menghujatnya.

Wanita yang memiliki sifat keras kepala dan mudah terpengaruh itu mengacak rambut panjangnya. Di saat itu juga, pintu terbuka dengan sangat kasar.

“Calli, aku punya dua kabar baik untuk kamu,” ucap Amar, manajer Calli yang antusias.

Tatapan tajam ke depan dan napas Calli yang masih memburu, membuatnya tidak menggubris perkataan Amar. Dia masih sibuk memikirkan penilaian orang lain tentangnya.

“Kamu kenapa? Ada masalah apa lagi?” tanya Amar memperhatikan Calli.

Menghela napasnya panjang, baru dia menanggapi Amar. “Aku sudah bilang, kan. Hubungi aku dulu kalau mau masuk ruangan ini, Kak. Jangan nyelonong!” jawab Calli kasar.

“Aku sudah menghubungimu, tapi tidak satupun panggilan maupun pesan yang kamu balas. Ini penting buat kamu, aku yakin kamu sangat menyukainya,” sahut Amar.

Calli baru sadar, ponselnya tadi dia hempaskan ke lantai, alhasil dia tidak mendengarkan apapun. Dia berjalan mengambilnya kembali, layarnya retak. Dia menunjukkannya ke Amar tanpa merasa bersalah. Calli menganggap Amar bukan sekedar manajernya, namun dia juga sudah seperti kakaknya.

“Ini … maaf aku sangat tidak fokus, sasarannya benda persegi ini. Apa yang ingin Kakak berita tahu? Akankah ada tawaran main drama atau film?” ungkap Calli penasaran dengan ucapan Amar.

“Kabar pertama, kamu masuk nominasi artis terfavorit tahun ini. Kakak harap kamu juga bisa mempertahankan posisi ini seperti tahun lalu,” ucap Amar sekaligus permintaannya.

“Jangan memberiku beban, aku sudah sangat frustasi dengan hinaan penikmat peranku di film terakhir kemarin. Untuk apa mereka menontonnya, jika tidak suka denganku. Kabar kedua?” tanya Calli lagi.

“Kamu harus mendengar dengan baik, kamu dimintai persembahan penampilan piano duet dengan pemenang ajang pencarian bakat penyanyi laki-laki yang diumumkan minggu lalu,” jawab Amar.

“Aku benci harus duet, tetapi apa boleh buat. Aku akan menyetujuinya, bakatku tidak boleh disia-siakan,” ungkap Calli menyombongkan diri.

Calli keluar dari ruangan itu, segera ke kamar kesayangannya. Mereka sedang belajar, padahal salah satunya sedang tidak enak badan.

“Anak Mama rajin sekali, lagi belajar apa?” tanya Calli mendekati mereka.

“Mama, lihat Arlo selalu mengganggu adik kecil Lova,” ungkap Arlova anak perempuan kedua Calli yang mengadu.

“Arlo hanya memegangnya sebentar, Ma. Salah sendiri manggil nama Arlo, seharusnya Lova memanggil Kakak, kan, Ma,” balas Arlo tidak mau mengalah.

Adik kecil yang dimaksud Arlova yakni jarinya yang berlebih di dekat jari kelingkingnya. Sejak lahir, Arlova memiliki enam jari. Apabila orang lain menganggapnya itu adalah salah satu kekurangan, berbeda dengan pemikiran gadis kecil ini. Ajaran Calli sukses membuat kedua anaknya, termasuk Arlova selalu mensyukuri segala pemberian tuhan padanya. Jarinya itu dia katakan kelebihan yang tidak dimiliki oleh semua orang, bahkan dia sangat bangga bisa berbeda dengan orang biasanya.

“Kalian berdua ini, Arlo salah tetapi Arlova juga salah. Mama tidak bisa membela kesalahan kalian lakukan bersama. Namun, lebih baik kalau kalian akur. Arlo menjaga Lova, sedangkan Arlova menghargai Kak Arlo. Paham?” tanya Calli pada keduanya.

Mereka mengangguk paham, berpelukan di hadapan Calli. Calli pun membuka tangannya lebar, Arlo dan Arlova menghampiri pelukan hangat dari Mamanya. Kasih sayangnya untuk mereka sangat besar, melebihi nyawanya. Dia bisa kuat menjalani kesulitannya, melalui wajah kecil keduanya.

Calli memeriksa badan Arlova, ternyata suhu badannya masih panas. Bagaimana dia bisa meninggalkannya? Apabila dia berpamitan, pasti keduanya akan memperbolehkannya. Akan tetapi, berat untuk Calli meninggalkan anaknya yang sedang tidak sehat.

“Mama kenapa terlihat gelisah?” tanya Arlova yang sangat peka.

“Mama harap besok malam Arlova sudah sehat, ya. Mama akan menghadiri acara penghargaan seperti biasa. Kalau Arlova sehat, Mama bisa tenang di sana,” ungkap Calli.

Arlo merangkul adiknya. “Mama berangkat saja, kami akan bahagia kalau Mama menang. Arlo akan menjaga Arlova,” ucap Arlo meyakinkan Calli.

Keesokan harinya, Calli sudah bersiap untuk penampilannya. Tanpa berlatih terlebih dahulu dengan penyanyi pria yang akan duet dengannya. Namun, dia sangat percaya diri akan bisa menaklukkan panggung itu dengan penampilannya yang memukau.

“Berhentilah menjadi seorang pianis, menjaga diri saja kamu tidak bisa. Pergi dari sini, Mama malu mempunyai anak yang tidak bisa menjaga kehormatannya. Lebih baik, Mama tidak melahirkanmu!” bentak Hana, Mama Calli.

Mengingatkan lukanya ketika diusir oleh Mamanya, Calli hanya bisa merasakan alunannya. Lagu yang dinyanyikan sangat merdu dengan permainan piano Calli yang mengiringinya menambah suasana haru. Suasana meriah menjadi hening terbawa dengan pembawaan arti dari lagu tersebut. Seseorang juga menatap Calli sangat bangga.

“Wanita itu sangat berbakat dalam segala hal,” batin pria tersebut.

Tepukan meriah dari penampilan mereka menggema. Calli sangat senang melihat senyuman semua orang yang menikmatinya. Sekarang acara puncaknya, Calli mengirimkan pesan untuk anaknya. Bahwa dia yakin akan memenangkannya, namun siapa sangka berita mengejutkan tersebar begitu saja. Fotonya bersama anak kembarnya diketahui publik, padahal dia berusaha menutupinya agar anaknya aman, lantaran dia juga belum menikah.

Calli merasakan sesak, pasokan udara sepertinya sudah tidak bisa lagi dia hirup. Di saat bersamaan, namanya disebutkan sebagai pemenang nominasi artis terfavorit tahun ini. Langkahnya yang berat dengan memaksakan senyuman menghadapi penonton, tamu undangan, dan kamera.

Calli menerima piala penghargaan itu dengan tangan gemetaran, mencoba untuk tidak terjadi apa-apa sangatlah sulit. Meskipun dia lihai memainkan setiap peran, tidak untuk yang satu ini. Dia tidak bisa berpura-pura kuat, kepalanya sudah mulai pusing. Gangguan kecemasannya kembali lagi, dia tidak bisa mengendalikannya.

“Kenapa kalian semua menghakimiku?” batin Calli dengan pandangan yang sudah kabur.

Dia ambruk masih, piala tersebut ikut jatuh di dekatnya. Calli menutup telinganya merasakan berisik suara-suara yang menyakitinya. Padahal tidak ada yang mengatakan apapun, semua orang terkejut. Seorang pria melepaskan jasnya, berlari mengarah Calli kemudian menutup wajahnya dengan jas hitam tersebut.

“Dari banyaknya orang, kenapa harus kamu?” gumam Calli mengikuti langkah pria itu.

...-------------...

Terima kasih telah membaca karya ini.

Mohon dukungannya dengan memberi like, vote, subscribe, dan beri ulasan.

Dukungan teman-teman sangat berarti bagi author💜

Jumpa lagi di episode berikutnya;)

^^^Salam Hangat,^^^

^^^Cacctuisie^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!