"Itu tadi tante-tante siapa sih? nyebelin banget ngatain orang bocil, bilang kalo orang ke club nggak pake jaket," gerutu Dara yang sangat kesal jika harus mengingat kejadian barusan saja.
Apa kata dia? Dara bocil, padahal umurnya sekarang sudah 23 tahun. Jadi dari mananya Dara terlihat bocil sampai-sampai orang-orang meledeknya.
"Menurut gue sih ya Angel nggak ada salahnya juga kalo dia bilang, lo kaya bocil," ucap Indah yang menatap sekalian menilai penampilan yang Dara gunakan untuk memasuki club itu.
"Loh emang salah gue pake baju kaya gini?" tanya Dara kepada Indah.
Indah terus memperhatikan Dara dari atas sampai bawah, sebenernya nggak ada salahnya sama sekali. Cuman menurut Indah, Dara menggunakan kostum yang salah. Mereka sedang memasuki sebuah club malam, bukan cafe.
"Ya emang enggak ada salahnya, cuman ya menurut gue club malam itu identik sama yang namanya baju seksi dan juga ya, yang menggoda para lelaki," ucap Indah yang selama ini dia ketahui.
"Loh emang harus banget gitu masuk ke dalam club harus pake pakaian yang ketat, terbuka, dan tentunya harus terlihat seksi," ungkap Dara yang memang masuk ke sebuah club malam memang harus mengenakan pakaian seperti itu?
Indah yang mendengar penuturan Dara hanya bisa menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal, karena bingung bagaimana caranya dia menjawab pertanyaan dari Dara.
"Kan tadi gue udah bilang, emang enggak ada peraturannya kaya gitu. Tapi lo gak lihat orang-orang yang ada di sekitar?" tanya Indah dan Dara pun langsung mengamati yang ada di sekitarnya.
Dara pun melihat dan menilai satu persatu, dan memang ya. Rata-rata orang yang memasuki club ini menggunakan baju kurang bahan dan menggoda para lelaki yang memang incarannya adalah orang-orang yang kaya.
"Bener juga sih rata-ratanya pada pake baju yang seksi, tapi kenapa itu para cewek-ceweknya malah ngegoda cowok yang udah tua? emangnya mereka enggak geli ya digelayuti kaya gitu?" tanya Dara yang malahan geli sendiri melihat banyaknya wanita yang bergelayut manja di lengan lelaki kaya.
Apakah mereka tidak ada harga dirinya, sampai-sampai harus seperti itu?
"Please ya Daraku cantiku, manisku, sayangku. Itu udah jadi kerjaan mereka, dan pastinya mereka dengan sesuka hati untuk melaksanakan hal kaya gitu," ujar Indah dan Dara pun bergidik merinding.
"Lah yang bener aja cuy kaya gitu? emang mereka usahanya apa? Kok enggak malu ngelakuin hal kaya gitu?" tanya Dara dan Indah pun menepuk jidatnya pusing menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Indah.
Indah pikir ini Dara memang polos atau cuman pura-pura polos?
"Lo beneran enggak tahu atau gimana sih Dara? Enggak mungkinkan kalo di tempat kaya gini jualan nasi goreng?" tanya Indah dan Dara pun diam.
"Eh apa tadi kata lo? jualan nasi goreng? tuh bukannya ada kan," tanya Dara sambil melirik seseorang di sebrang mereka yang sedang memakan nasi goreng.
Indah pun melirik ke arah yang Dara masuk, dan langsung tersenyum pasrah.
"Serah lo deh Dara, gue capek banget sama lo. Gue mau pergi kerja dulu ya, lo jangan kemana-mana, dan jangan macem-macem!" ucap Indah menekankan dari setiap katanya.
"Iya-iya Bunda aku nggak akan kemana-mana kok, tenang aja," ucap Dara dengan nada yang menyebalkan bagi Indah.
Indah tidak menghiraukan ucapan Dara, dia langsung saja pergi menuju panggung dan Dara memainkan ponselnya karena gabut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments