Diantar pulang

"WOY DARA TUNGGUIN NAPA WOY!" teriak Rangga dan Dara yang sudah kesal dari tadi ditambah oleh Rangga yang berteriak-teriak tidak jelas, makin membuat Dara semakin kesal.

"Apa-apaan sih hah lo tuh teriak-teriak enggak jelas, bikin orang tambah kesel aja tahu gak!" ucap Dara yang kesabaran sudah sangat-sangatlah habis.

Yang membuat Dara kesal dengan Rangga adalah, padahal jarak antara dirinya dan Dara tidak lah sangat jauh. Jadi kenapa Rangga harus berteriak-teriak tidak jelas seperti itu?

Dara dan Rangga pun berhenti dengan saling berhadap-hadapan, Rangga yang senyum-senyum tidak jelas maka Dara menatap tajam ke arah Rangga.

"Napa lo senyum-senyum enggak jelas kaya gitu? sawan lo?" sinis Dara saat melihat Rangga yang senyum-senyum tidak jelas.

"Enggak sawan kok gue, cuman gue enggak nyangka aja bisa ketemu sama lo lagi. Lo pastinya tadi udah ketemu sama Zico kan? gimana tanggapan lo tentang dia hah? kalian udah balikkan lagi kan?" tanya Rangga yang sepertinya sangat antusias dengan hubungan Dara dengan Zico.

"Enggak, enggak bakalan lagi gue balikan sama manusia kaya Zico. Emang lo pikir gue cewe apaan yang mau balikkan lagi sama cowok modelan kaya dia? " tanya Dara dengan tatapan tajamnya.

"Lo ceweknya Zico, jadi lo harus balikkan lagi sama dia. Lo enggak tahu apa hah 4 tahun Zico hampir gila nyari lo ke mana-mana setelah kalian putus!" ucap Rangga yang heboh mengingat Zico pernah mencari Dara ke mana-mana saat hari kedua setelah Zico dan Dara putus.

"Emang lo pikir, urusan kaya gitu harus banget gue tahu?" tanya Dara dengan datarnya.

"Ya haruslah, biar lo percaya kalo Zico itu emang beneran serius sama lo. Cuman lo doang yang Zico sayang bukan sama yang lain," ucap Rangga yang meyakinkan Dara bahwa hanya dia yang bisa membuat Zico menjadi gila seperti itu.

Dara yang mendengar semua tentang Zico dari mulut Rangga berdecak, kalo Zico emang sayang dengan dia kenapa Zico dengan teganya memutuskan hubungan mereka?

"Berisik banget dah lo, kalo dia emang sayang sama gue. Dia pastinya enggak bakalan mutusin gue, dan enggak akan pernah mengkhianati cinta gue!" ucap Dara dengan penuh emosi.

Dara masih ingat betul, bagaimana dia bergemetar melihat poto Zico yang sedang bermesra-mesraan bersama wanita lain, dan dengan entengnya Zico mengakhiri hubungannya.

"Lo belum tahu aja apa masalahnya sampai-sampai dia harus memutuskan hubungannya sama lo, tapi yang jelas dia itu sebenarnya sayang banget sama lo," jelas Rangga yang lagi-lagi meyakinkan Dara bahwa Zico sangat mencintai dirinya.

"Sekali lagi lo ceritain hal yang gak penting lebih baik lo pergi aja sana, ganggu orang aja. Enggak tahu apa kalo gue lagi ngantuk," ucap Dara dengan sesekali menguap.

Rangga yang melihat Dara sesekali menguap, rasanya sedikit kasihan juga.

"Ya udah iya enggak gue bahas lagi, eh tapi kayanya lo lagi ngantuk berat. Mau gue anterin pulang?" tanya Rangga dan itu membuat Dara sedikit berpikir.

"Kalo gue pulang sama lo, nanti Indah gimana? kayanya enggak mungkin deh gue ninggalin dia sendirian dan gue enak-enak aja pulang duluan," pikir Dara tapi itu semua buyar setelah mendengar teriakan Indah yang begitu menggelegar.