ISUP bab 19

"Ibu yakin kalau anak dari korban kecelakaan itu Kania, istri saya?" tanya Orion, berharap bahwa apa yang dia dengar itu tidak benar.

"Ibu yakin, Rion. Ibu sudah menyelidikinya. Ibu bahkan datang ke rumah duka dengan berpura-pura sebagai sahabat mendiang orang tuanya Tania," jawab Diana, bola matanya benar-benar memerah penuh penyesalan, "Dia tidak memiliki sanak saudara, hanya ada kerabat jauh yang tinggal di luar kota, Rion. Ibu gak tega melihat dia hidup sebatang kara, itu sebabnya Ibu membawa Tania untuk tinggal di rumah Ibu. Selain itu, Ibu merasa memiliki tanggung jawab yang besar kepada Tania."

Orion mengusap wajahnya kasar. Ke dua matanya nampak terpejam, dia tidak menyangka bahwa Tania adalah putri dari korban kecelakaan yang disebabkan oleh ibunya sendiri. Bagaimana kalau Tania sampai tahu kenyataan ini? Apa pernikahan mereka akan berakhir? Pernikahan yang baru saja akan di mulai dengan bahagia akan kandas ketika istrinya tahu tentang kenyataan yang menyakitkan ini?

"Kenapa Ibu tidak bilang sejak awal kepada Tania? Kenapa Ibu harus menyembunyikan semua ini, Bu? Astaga!" tanya Orion seraya menghembuskan napas berat, "Bagaimana kalau dia sampai tahu bahwa ternyata--" Orion tidak sanggup meneruskan ucapannya.

"Ibu terlalu takut untuk mengakui kesalahan Ibu, Rion. Awalnya Ibu berniat untuk mengatakan yang sejujurnya sama Tania, tapi Ibu tak sanggup. Ibu tak tega untuk melukai hati istrimu," jawab Diana ke dua matanya seketika terpejam menahan rasa sesak, "Tania gadis yang baik, selama dia tinggal di rumah Ibu dia pandai sekali menempatkan diri. Sopan, ramah, ceria, dan tidak pernah sekali pun mengatakan hal yang menyinggung perasaan Ibu," ujarnya lagi seketika membayangkan sosok menantu kesayangannya, "Itu sebabnya Ibu menikahkan dia dengan kamu, karena Ibu sudah terlanjur sayang sama istri kamu itu. Dia adalah menantu idaman Ibu, Rion."

"Tapi tetap saja, Bu. Bagaimana kalau dia sampai tahu bahwa orang tuanya meninggal karena mobil yang Ibu tumpangi?" tanya Orion, nada suaranya terdengar lemah, "Ibu memang tidak salah, karena yang berkendara tidak hati-hati adalah supir Ibu, tapi tetap saja. Seharusnya Ibu jujur sejak awal."

Diana seketika terisak. Apa yang baru saja diucapkan oleh putranya benar, bahkan 100℅ masuk akal. Jika saja dirinya jujur, jika saja dia meminta maaf atas kejadian itu, mungkin dirinya tidak akan dihantui rasa bersalah dan ketakutan seperti ini.

"Maafkan saya, Bu. Saya tidak bermaksud untuk memojokkan Ibu. Sekali lagi saya minta maaf," lirih Orion segera memeluk tubuh sang ibu, dia sadar betul bahwa ucapannya telah menyakiti hati Diana, "Ibu sama sekali tidak salah. Supir Ibu yang tidak hati-hati saat mengendarai mobilnya."

"Tidak, Rion. Ibu yang salah," lirih Diana membuat Orion seketika mengurai pelukan.

"Apa? Eu ... Apa maksud Ibu?" tanya Orion keningnya seketika mengkerut heran.

"Ibu yang meminta supir Ibu untuk menambah kecepatan agar Ibu bisa segera sampai ke kota," lirih Diana seketika menunduk mencoba untuk mengingat kejadian naas itu.

Orion tidak mampu berkata apapun lagi. Sekujur tubuhnya tiba-tiba saja melemas, tenaganya seolah habis terkuras. Dia menyandarkan punggung berikut kepalanya di sandaran kursi dengan hati dan perasaan hancur.

"Ibu mohon sama kamu Rion. Jangan kamu sakit hati istrimu, dia hanyalah gadis yang malang. Perlakuan dia dengan baik dan bahagiakan dia, anggap saja itu untuk menebus semua kesalahan Ibu, Nak," lirih Diana sembari mengusap punggung tangan putranya lembut dan penuh kasih sayang, "Cobalah untuk membuka hati kamu untuk dia, cintai Tania dengan layak. Ibu tahu tidak mudah untuk kamu--"

"Tidak perlu di minta pun saya akan melakukan apa yang baru saja Ibu katakan," sela Orion bahkan belum sempat sang ibu menyelesaikan apa yang ingin dia sampaikan, "Saya akan mencintai istri saya dengan sepenuh hati, saya akan memberikan kasih sayang dan cinta yang layak untuk dia karena Tania memang pantas untuk mendapatkannya," lirih Orion seraya tersenyum kecil juga menggenggam telapak tangan sang ibu, "Saya mencintai istri saya, dan saya tidak akan lagi menyakiti perasaan dia, Bu. Jadi, mari kita kabur masalah ini."

"Tapi, Rion. Mau sampai kapan Ibu merahasiakan hal ini? Ibu benar-benar takut, Rion. Setiap hari Ibu selalu dihantui rasa bersalah," ucap Diana telapak tangannya semakin erat menggenggam jemari tangan sang putra.

"Sampai Tuhan mengambil nyawa kita," jawab Orion penuh penekanan, "Kalau Tania sampai tahu kenyataan menyakitkan ini, bukan hanya saya saja yang akan kehilangan istri saya, tapi Putri pun akan kehilangan Ibunya, Ibu sambung yang sangat dia sayangi."

Buliran air mata seketika membasahi wajah wanita paruh baya itu. Benar juga, jika menantunya sampai tahu bahwa dialah penyebab meninggalnya ke dua orang sang menantu, maka bukan hanya putranya saja yang akan patah hati, tapi cucunya pun akan kehilangan kebahagiaannya karena akan kehilangan ibu sambung yang sangat dia sayangi . Sudah dapat dipastikan Tania akan marah dan meninggalkan mereka karena menyembunyikan masalah sebesar ini. Satu-satunya cara agar rumah tangga putranya bahagia dan cucunya tidak kehilangan ibu yang sangat dia idam-idamkan adalah dengan mengubur masalah ini sampai ke liang lahat.

"Dengarkan saya, Bu. Ibu tidak boleh merasa tertekan, merasa dihantui dengan rasa bersalah karena yang melakukan kesalahan itu adalah supir Ibu, paham?" tegas Orion dan hanya di jawab dengan anggukan oleh sang Ibu, "Demi saya dan demi kebahagiaan Putri, mari kita lupakan kejadian itu, karena saya sangat mencinta Tania dan saya tidak ingin kehilangan istri saya untuk yang ke dua kalinya."

Diana kembali menganggukkan kepalanya pelan.

'Maafkan saya, Tania. Saya tidak bermaksud untuk membohongi kamu, sayang. Saya melakukan ini bukan hanya demi diri saya sendiri, tapi demi Putri dan demi kamu juga. Saya tidak ingin menyakiti perasaan kamu, sudah cukup saya melukai kamu kemarin-kemarin. Saya akan menebus kesalahan Ibu dengan menjadikan kamu Ratu. Ratu di hati saya juga Ratu di rumah mewah yang kita huni sekarang,' batin Orion Dirgantara seraya membayangkan wajah cantik seorang Tania, istri yang sangat dia cintai.

Ceklek!

Pintu tiba-tiba saja di buka tanpa di ketuk mengejutkan mereka berdua. Ke duanya sontak menoleh dan menatap ke arah pintu.

"Ta-Tania?" gumam Orion dengan bola mata yang membulat sempurna juga perasaan yang campur aduk.

'Ya Tuhan, kenapa dia tiba-tiba saja ada di sini? Apa dia mendengar semua yang baru saja kami bicarakan?' batin Orion sontak berdiri tegak, hal yang sama pun dilakukan oleh Diana.

"Mas!" sapa Tania masuk ke dalam ruangan seraya menatap wajah suaminya dengan tatapan mata tajam.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

mknkh tania sdh menďengar dan pura2ntdk tau..

2023-11-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!