"Mom, Dad. Kenapa kalian diam saja?" tanya Putri berjalan menghampiri Tania lalu mengelus perut datar sang ibu, "Di dalam perut Mommy ada bayinya, kan?"
"Tidak!" sahut Tania dan juga Orion secara bersamaan dengan ke dua mata yang membulat sempurna.
Putri seketika mengerucutkan bibirnya sedemikan rupa seraya menatap wajah ke dua orang tuanya secara bergantian, "Ish, reaksi kalian berlebihan? Padahal aku ingin sekali punya adik. Apalagi kalau adik kembar, pasti rasanya senang sekali."
Tania seketika berjongkok tepat di depan Putri lalu merapikan rambut anak itu, "Putri sayang, kamu pasti akan punya adik suatu saat nanti. Mommy janji itu, mau kembar 2, bahkan kembar 3 sekalipun, Mommy siap ko."
Orion seketika tersenyum sinis seraya menatap wajah istrinya.
'Adik dari hongkong, ada-ada aja si, Tania. Menghalunya ketinggian,' batin Orion.
"Beneran? Mommy janji akan memberiku banyak adik, kembar 3?" sahut Putri raut wajahnya seketika kembali ceria.
"Tentu saja, sayang. Iya 'kan, Mas? Kita akan memberikan Putri banyak adik?" tanya Tania seraya mengalihkan pandangan matanya kepada Orion.
"Hah? Eu ... i-iya, Mommy kamu ini pasti akan memberikan banyak adik untuk kamu, hehehe!" jawab Orion seraya tersenyum cengengesan.
"Horeee! Aku bakalan punya adik!" sorak Putri tersenyum dengan begitu lebarnya, "Aku janji bakalan jadi Kaka yang baik untuk adik-adikku nanti."
Baik Orion maupun Tania hanya menanggapinya dengan senyuman. Namun, senyuman yang mengembang dari bibir ke dua manusia itu memiliki arti yang berbeda. Tania tersenyum penuh harap, berharap bahwa suaminya ini akan memberikan hatinya seutuhnya juga memberikan nafkah batin yang masih belum dia berikan sampai saat ini.
Sedangkan Orion tersenyum hambar. Dirinya tidak berniat memberikan adik untuk Putrinya. Jangankan bersentuhan, memberikan nafkah batin kepada istrinya saja, dia belum berniat melakukan hal itu sedikit pun. Ya, meskipun sebagai laki-laki normal, hasratnya kadang-kadang sulit untuk dikendalikan ketika dirinya dihadapkan dengan tubuh molek Tania. Namun, Orion Dirgantara akan berusaha untuk menahannya semampu yang dia bisa.
"Sudah siang, kita berangkat sekarang? Daddy masih banyak pekerjaan di kantor," pinta Orion tersenyum kecil dan segera di jawab dengan anggukkan oleh istri dan juga putrinya.
Tania berjalan ke arah samping hendak masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi supir, tapi Orion segera menahan pintu kendaraan beroda 4 itu saat Tania hendak membukanya.
"Mau apa kamu?" tanya Orion dengan wajah dingin.
"Mau apa lagi? Katanya kamu buru-buru, Mas?" tanya Tania dengan wajah polosnya.
"Saya tidak akan membiarkan kamu menyetir mobil saya lagi," tegas Orion dengan nada suara yang sedikit di tahan, "Kamu ingin saya mati kena serangan jantung gara-gara di bawa naik mobil secara ugal-ugalan, hah?"
"Benar juga, malam pertama aja belum masa udah mati aja," bisik Tania mengatakan hal yang sama persis seperti yang diucapkan oleh Orion tadi, "Saranku, Mas Oreo. Sebelum kamu menyesal nantinya, gimana kalau nanti malam kita melakukan malam pertama? Dari pada kamu keburu mati," celetuk Tania lalu berjalan meninggalkan suaminya begitu saja.
"Apa?" Orion seketika membulatkan bola matanya, "Wanita ini, selalu saja bikin saya kesal. Pengen ta tampol tu dia punya mulut," gumam Orion benar-benar merasa kesal.
Dia pun masuk ke dalam mobil, hal yang sama dilakukan oleh Tania dan Putri. Mesin mobil pun di nyalakan lalu melesat dengan kecepatan sedang menuju mall di mana mereka akan menghabiskan waktu siang ini.
* * *
Orion benar-benar membelikan pakaian untuk istrinya. Pakaian mahal juga bermerk berharga lumayan. Dia tidak ingin lagi melihat penampilan lusuh Tania yang sangat-sangat tidak sedap di pandang menurutnya. Beberapa kantong belanjaan pun berada di tangannya membuatnya agak kesusahan membawa barang-barang itu tentu saja.
Sementara Tania dan Putri berjalan di depan seraya bergandengan tangan dengan wajah ceria. Orion tiba-tiba saja menghentikan langkah kakinya.
"Sebenarnya kalian mau ke mana lagi sih?" tanya Orion membuat Putri dan Tania seketika menghentikan langkah kaki mereka, "Daddy lelah sekali tau, apalagi harus membawa barang belanjaan sebanyak ini," sahutnya lagi dengan wajah kesal.
"Ya udah, Daddy tunggu saja di Restoran itu, aku sama Mommy mau ke suatu tempat dulu," jawab Putri seraya menunjuk Restoran cepat saji yang berada tepat di samping ayahnya.
"Jangan lama-lama, Daddy tunggu kalian di sini," pinta Orion meraih kembali kantong belanjaan yang sempat dia letakkan di atas lantai lalu masuk ke dalam restoran tersebut.
Sementara Putri dan Tania kembali berbalik dan melanjutkan langkah kaki mereka. Orion memesan beberapa camilan juga minuman dingin seraya menunggu sang putri dan Tania kembali. Dia duduk di dalam Restoran dengan bersilang kaki seraya memainkan ponsel miliknya.
* * *
2 Jam Kemudian
Orion mendengus kesal. Dia menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya secara berkali-kali. 2 jam sudah berlalu dan Putri serta Tania masih belum juga kembali. Orion benar-benar merasa kesal.
"Astaga, sebenarnya mereka ke mana sih? Bikin kesel aja," decaknya seraya menatap layar ponsel lalu hendak menghubungi Putri.
Orion hendak menekan tombol dial. Namun, laki-laki itu seketika menghentikan gerakan jarinya saat mendengar suara Putri memanggil dari arah pintu depan. Laki-laki itu sontak menoleh dan dengan wajah kesal.
Akan tetapi, raut wajah Orion seketika berubah saat melihat penampilan istrinya yang terlihat sangat-sangat berbeda dari sebelumnya. Potongan rambut Tania nampak berbeda, jika sebelumnya rambut panjang tanpa model apapun, kini terlihat di potong juga di beri tambahan poni di keningnya. Tubuh langsingnya yang semula hanya memakai dress sederhana, kini nampak berbalut t-shirt berwarna putih lengkap dengan rok jeans di atas lutut terlihat seperti seorang remaja. Belum lagi, wajahnya di poles dengan make up natural membuat wajahnya benar-benar terlihat lebih cantik dan segar.
Orion sontak berdiri tegak seraya menatap wajah Tania dengan mulut yang di buka lebar merasa terpesona.
'Ya Tuhan, kenapa wajah Tania jadi cantik seperti itu?' batin Orion seraya memegangi dada sebelah kirinya di mana jantungnya berdetak sangat kencang.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
2023-11-18
1
Rahma Inayah
terpesona ...aku terpesona melihat wajah mu...🤭🤭🤭🤭
2023-11-18
1