Orion diam mematung di tempatnya. Sementara Tania nampak masih berdiri di tempat yang sama. Orion memutar gagang pintu secara berkali-kali berharap pintu itu akan terbuka, tapi usahanya tentu saja sia-sia karena pintu tersebut benar-benar di kunci dari luar.
"Astaga! Ibu apaan sih? Masa saya di kunci di sini, memangnya saya anak kecil apa," decak Orion seraya mengusap wajahnya kasar.
Laki-laki itu bahkan tidak berani hanya untuk memutar badan karena dirinya tidak ingin sampai tergoda dengan kemolekan tubuh Tania, walau bagaimana pun dia adalah laki-laki normal. Melihat tubuh setengah polos istrinya saja membuat tubuhnya seketika berkeringat dingin.
"Pasti ini ulah kamu, kan? Kamu bersekongkol dengan Ibu untuk mengunci saya di sini!" tuduh Orion dengan nada suara lantang tapi masih dalam posisi memunggungi istrinya.
Tania seketika menahan senyuman di bibirnya. Dia dapat melihat keringat yang membasahi punggung suaminya. Wanita itu seketika berjalan ke arah koper lalu meraih pakaian dari dalam sana.
"Siapa lagi yang bersekongkol dengan Ibu kamu, Mas," sahut Tania mulai memakai lingerie bertahan tipis tanpa sungkan, "Mungkin Ibu tahu seberapa nakal putranya, beliau tahu bahwa kamu akan kabur di malam pertama kita ini."
Orion seketika berbalik seraya mengangkat jari telunjuknya yang dia arahkan tepat di wajah Tania. Ke dua matanya nampak membulat sempurna menahan rasa geram. Namun, bibirnya tidak mampu dia gerakan sedikit pun. Apa yang ingin dirinya ucapkan seolah tertahan di tenggorokan.
Bagaimana tidak, wajah Tania terlihat begitu cantik dengan rambut basah yang di gerai sedikit berantakan. Tubuhnya yang hanya di balut lingerie tembus pandang pun membuat perasaan seorang Orion semakin tidak karuan.
"Apa? Kamu mau ngomong apa, Mas Oreo?" tanya Tania balas menatap wajah suaminya.
"Orion, nama saya Orion bukan Oreo, astaga!" decak Orion benar-benar merasa kesal.
"Terserahlah, mau Oreo atau Orion aku gak peduli," sahut Tania berjalan menuju kamar mandi untuk menyimpan handuk yang sempat dia pakai lalu kembali beberapa saat kemudian.
"Apa kamu pikir saya akan menyentuh kamu di malam pertama kita ini?" tanya Orion membuat Tania seketika menghentikan langkah kakinya, "Jangan harap Tania, kamu mau bertelanjang di depan saya sekalipun, saya tidak akan pernah tergiur dengan kemolekan tubuh kamu ini," decak Orion seraya tersenyum menyeringai.
Tania seketika memejamkan ke dua matanya menahan rasa kesal. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan hal ini, tapi dirinya terpaksa menurunkan egonya demi harga dirinya sebagai seorang istri.
Wanita itu seketika berjalan menghampiri suaminya dengan langkah kaki yang diliukkan layaknya seorang poto model profesional yang sedang berjalan di atas catwalk. Tubuh seksinya benar-benar terlihat menerawang di balik lingerie yang dia kenakan.
Glegek!
Orion seketika menelan ludahnya kasar. Dia menatap wajah Tania dengan kening yang dikerutkan. Sedangkan Tania benar-benar merasa puas menyaksikan reaksi suaminya, dia yakin betul bahwa apa yang baru saja diucapkan oleh Orion hanyalah isapan jempol semata. Tania berhenti dan berdiri tepat di depan suaminya. Dia dengan sengaja melingkarkan ke dua tangannya di leher Orion juga menatap wajahnya dengan tatapan mata menggoda.
Orion sontak memundurkan kepalanya, "Ma-mau a-apa kamu?" tanya Orion terbata-bata, jantungnya tiba-tiba saja berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
"Mau apa lagi, malam ini adalah malam pertama kita, Mas," jawab Tania dengan nada suara manja.
"Sa-saya su-dah bi-lang tadi, saya tidak akan menyentuh kamu." Orion kembali menjawab dengan nada suara terbata-bata.
"O ya?" sahut Tania, tiba-tiba saja menarik telapak tangan suaminya lalu menghempaskannya ke atas ranjang.
Blug!
Ke dua mata Orion seketika membulat sempurna, dia menatap wajah Tania yang perlahan mulai naik ke atas ranjang lalu duduk tepat di ke dua kakinya.
"Sebenarnya aku gak mau melakukan hal seperti ini, Mas, tapi apa yang kamu ucapkan tadi benar-benar telah menyinggung harga diriku sebagai seorang istri," lirih Tania menatap geram wajah suaminya, "Jangan kamu pikir bahwa aku ini adalah gadis lugu yang akan diam saja ketika diperlakukan seperti ini sama suaminya," decak Tania mulai mendekatkan wajahnya tepat depan wajah suaminya, "Aku adalah gadis liar, Mas Oreo. Jika kamu tidak akan menyentuhku malam ini, maka aku yang akan menyentuhmu," bisiknya membuat Orion sontak memejamkan ke dua matanya.
'Ya Tuhan, lindungilah hambamu dari wanita bar-bar ini,' batin Orion masih dengan ke dua mata yang terpejam sempurna.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
ga bakalan di kabulkan doamu oreo,,, tania kan istrimu dia berhak mendapatkan nafkah batinmi darimu
2023-11-19
2
Rabiatul Addawiyah
wah jadi.. di putar.. di jilat..trusdi celupin lalu di hap ya Tania kan OREO? 😅🤣
2023-11-14
1
Dewi @@@♥️♥️
bagus Tania bikintuh mas oreo kepanasan karena kepengin,tapi nanti pas hasratnya udah on bgt hempaskan aja
2023-11-09
1