ISUP bab 9

"Mommy gak bohong, kan? Daddy beneran tidak nakal sama Mommy?" tanya Putri seraya menatap lekat wajah Tania.

"Iya, sayang. Daddy baik ko, mana mungkin Daddy kamu yang tampan ini berani nakal sama Mommy?" jawab Tania seraya berjalan menghampiri Orion lalu melingkarkan telapak tangannya di pergelangan tangan suaminya mesra, "Iya 'kan, Mas? Kamu ini baik hati dan tidak sombong, tampan lagi," sahut Tania menoleh dan menatap wajah suaminya seraya tersenyum lebar.

Orion sontak menoleh dan balas menatap wajah Tania seraya tersenyum cengengesan, "Iya, sayang. Daddy janji akan bersikap baik sama Ibu kamu yang cantik dan menggemaskan ini," ujar Orion lalu mengalihkan pandangan matanya kepada Putri.

'Dasar wanita bar-bar, kesempatan dalam kesempitan kamu ya. Pake gelayutan manja kayak gini lagi. Awas aja kamu, Tania,' batin Orion merasa kesal.

"Baguslah kalau begitu, Ibu senang mendengarnya," sahut Diana berjalan menghampiri mereka bertiga, "O iya, Rion. Siang ini Ibu mau pulang, kamu antarkan Ibu ya."

"Lho, ko cepat banget pulangnya, Oma? Aku 'kan masih kangen sama Oma," rengek Putri dengan nada suara manja.

"Iya, Bu. Tinggallah barang beberapa hari lagi di sini," pinta Orion menatap sayu wajah sang ibu.

"Sebenarnya Ibu ingin sekali tinggal lebih lama lagi di sini, tapi mau gimana lagi, gak enak ninggalin rumah lama-lama, takut ada maling masuk," jawab Diana berdiri tepat di samping sang cucu, "Putri sayang, bisa antar Mommy Tania ke kamar Daddy kamu? Ibu mau bicara sebentar sama Daddy," pinta Diana seraya mengusap kepala Putri lembut lalu mengalihkan pandangan matanya kepada Tania sang menantu, "Tania, mulai hari ini Ibu titip Putri sama kamu, jadilah Ibu yang baik untuk cucu Ibu yang cantik ini."

Tania berjalan menghampiri Ibu mertuanya lalu memeluknya, "Terima kasih, Bu. Saya janji akan menjadi Ibu yang baik untuk Putri, saya janji," lirihnya dengan ke dua mata yang berkaca-kaca.

Diana sudah Tania anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Semenjak ke dua orang tuanya tiada, wanita paruh baya ini dengan senang hati menampungnya bahkan menyayanginya bak anak kandungnya sendiri. Orang tua Tania dan Diana memang sudah bersahabat sejak mereka masih muda.

Diana mengurai pelukan lalu merapikan helaian rambut Tania juga menatap wajahnya dengan tatapan mata sayu penuh kasih sayang, "Ibu percaya sama kamu, dulu Ibu dan orang tua kamu sempat berpikir untuk menjodohkan kalian, tapi Orion menolak karena waktu itu dia sudah memiliki kekasih, yaitu Ibu kandungnya Putri. Sekarang, Tuhan benar-benar menjodohkan kalian. Ibu senang sekali, Ibu juga yakin orang tua kamu di alam sana merasa senang karena apa yang mereka inginkan akhirnya tercapai."

Tania tersenyum kecil. Dia pun mengusap ke dua matanya yang mulai berair.

"Ayo Mom, aku antarkan Mommy Tania ke kamar," sahut Putri seketika menggenggam telapak tangan Tania dan segera di jawab dengan anggukan kecil oleh wanita itu.

Mereka berdua pun benar-benar meninggalkan ruang tamu menuju kamar. Sepeninggal Tania dan Putri, Diana berjalan ke arah kursi lalu duduk diikuti oleh Orion. Laki-laki itu duduk tepat di samping ibunya.

"Dengarkan Ibu baik-baik, Rion," pinta Diana seraya meletakan telapak tangannya di punggung tangan sang putra, "Tania sudah menjadi istri kamu sekarang, sebagai orang yang sudah dewasa kamu pasti tahu apa saja kewajiban yang harus kamu lakukan sebagai seorang suami," lirih Diana sementara Orion seketika menggenggam telapak tangan wanita paruh baya itu, "Tania itu yatim piatu, Ibu sudah berjanji kepada ke dua orang tuanya untuk menjaga dia. Sekarang menjadi tugas kamu untuk menjaga Tania karena kamu suaminya."

"Tapi saya tidak--"

"Ibu tahu, kamu bukannya tidak mencintai dia, tapi belum mencintai dia, Rion," sela Diana bahkan sebelum putranya menyelesaikan apa yang ingin dia ucapkan, "Cinta itu akan datang seiringan dengan berjalannya waktu, Rion. Ibu yakin kamu pasti akan jatuh cinta sama dia, Tania itu wanita yang baik. Ibu juga yakin dia akan menjadi istri dan Ibu sambung yang baik untuk kalian."

Orion menundukkan kepalanya. Dia tidak yakin bahwa dirinya akan benar-benar jatuh cinta kepada Tania istrinya. Di matanya, Tania hanyalah wanita bar-bar pembawa sial. Namun, sebagai seorang laki-laki yang pernah berumah tangga, dia tahu kewajiban apa saja yang harus dia lakukan sebagai seorang suami. Salah satunya adalah, memberikan nafkah batin yang masih belum dia berikan sampai sekarang. Orion larut dalam lamunannya.

"Kenapa kamu diam saja? Kamu paham apa yang Ibu katakan?" tanya Diana menatap lekat wajah sang putra.

"Hah? Eu ... iya, saya paham, Bu," jawab Orion seraya tersenyum kecil.

"Syukurlah, Ibu lega sekali mendengarnya. Pokoknya, jangan sekali-kali kamu melukai hati dan perasaan Tania, jika kamu sampai melakukan hal itu, sama saja dengan kamu melukai hati Ibu."

Orion menganggukkan kepalanya samar, meskipun dia tidak yakin akan menjalankan amanat sang ibu.

* * *

Keesokan Harinya

Orion berdiri di depan cermin, dia menatap tubuhnya sendiri yang sudah berbalut jas berwarna hitam lengkap dengan dasi dengan warna yang sama. Laki-laki itu nampak tersenyum lebar seolah sedang mengagumi ketampanan wajahnya sendiri.

Ceklek!

Pintu kamar seketika di buka. Tania masuk ke dalam kamar seraya menatap tubuh suaminya. Wanita itu nampak mengenakan daster rumahan sederhana, rambut panjangnya pun di gulung di ujung kepala.

"Kamu sudah siap, Mas? Sarapan dulu, aku sudah masakan sarapan pagi untuk kamu," ucap Tania seraya meraih handuk bekas pakai suaminya yang tergeletak begitu saja di atas ranjang.

Orion seketika menoleh dan menatap wajah istrinya dengan tatapan mata dingin, penampilan istrinya ini benar-benar terlihat seperti asisten rumah tangga. Dia pun memejamkan ke dua matanya, apa iya dirinya harus membelikan pakaian baru untuk istri yang baru dia nikahi 1 hari ini? Orion menggelengkan kepalanya samar hendak keluar dari dalam kamar tanpa sepatah katapun.

"Tunggu, Mas," pinta Tania membuat Orion sontak menghentikan langkah kakinya masih tanpa bersuara.

Sementara Tania segera menghampiri suaminya lalu berdiri tepat dihadapannya, "Dasi kamu miring, Mas. Tunggu biar aku rapikan sebentar," sahut Tania seketika berjinjit kaki agar wajahnya bisa sejajar dengan bagian leher suaminya.

Dia menatap dasi yang melingkar di leher Orion dan merapikannya tanpa sungkan. Sementara Orion menunduk menatap wajah Tania masih dengan wajah datar. Postur tubuh Tania memang terbilang tidak terlalu tinggi, tubuhnya hanya sebatas bahu Orion membuat laki-laki itu harus menundukkan kepalanya agar dapat melihat wajahnya.

"Apa kamu tidak punya pakaian yang lebih layak dari ini?" tanya Orion.

"Iya, aku gak punya pakaian bagus. Hanya pakaian seperti ini yang aku punya," jawab Tania seraya menurunkan telapak tangannya yang baru saja selesai merapikan dasi suaminya, "Memangnya kenapa? Apa kamu tidak suka melihat penampilan Istri kamu seperti ini?" tanyanya lagi berdiri tegak juga mendongakkan kapala menatap wajah Orion.

"Iya, saya tidak suka melihat penampilan kamu seperti ini," ketus Orion menatap tubuh istrinya dari ujung kaki hingga ujung rambut, "Kamu itu seperti pembantu, padahal kamu Nyonya besar di rumah ini lho. Kalau kawan saya ada yang mampir ke sini, bisa malu saya karena punya Istri seperti kamu."

Tania seketika menarik napas berat seraya menunduk menatap pakaian yang sedang dia kenakan.

Sedangkan Orion seketika merogoh saku celana yang dia pakai lalu meraih dompet miliknya dari dalam sana. Dia meraih sebuah kartu dari dalam dompet tersebut.

"Ini, beli pakaian yang bagus dan layak untuk kamu pakai. Daster kumal seperti ini di buang saja," pinta Orion seraya memberikan kartu tersebut, "Ingat, seumur hidup itu lama lho, saya tidak mau menghabiskan sisa hidup saya bersama istri kumal seperti kamu. Katanya mau mendobrak hati saya biar saya bisa jatuh cinta sama kamu," decak Orion seraya tersenyum miring, "Gimana saya bisa jatuh cinta sama kamu kalau penampilan kamu saja kucel, kemal kayak gini."

(Jangan lupa like ya Reader ❤️)

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Melani Sunardi

Melani Sunardi

hayuk Tania kamu bisa menaklukkan Ori. .... semangat....🔥🔥🔥

2024-07-12

1

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

suombong bingits Oreo... yg sabar Tania..

2023-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!