Tania bergeming dengan kening yang dikerutkan. Ke dua matanya pun menatap lingerie yang saat ini tengah di tenteng oleh suaminya sebelumnya akhirnya diberikan kepadanya. Wanita itu merasa tidak mengerti, apa Orion benar-benar memintanya untuk memakai pakaian seksi itu? Atau, dia hanya sedang membuat lelucon untuk mengejek dirinya?
"Kenapa kamu diam saja, Tania?" tanya Orion seketika membuyarkan lamunan panjang seorang Tania.
"Eu ... apa kamu benar-benar memintaku untuk memakai baju ini, Mas Oreo?" tanya Tania benar-benar merasa penasaran.
"Bukannya tadi kamu sendiri yang bilang kalau pakaian ini adalah baju dinas seorang istri dan Ibu memintamu untuk memakainya setiap malam?" tanya Orion wajahnya benar-benar terlihat serius, "Lalu, kenapa kamu tidak pernah memakainya? Apa kamu memang type orang yang tidak menghargai pemberian orang, terlebih Ibu mertuamu sendiri?"
"Kata siapa aku tidak pernah memakainya? Aku pernah memakainya sekali di malam pertama kita," bantah Tania, wajahnya terlihat memerah juga salah tingkah, "Tapi apa? Kamu bahkan tidak menyentuhku sama sekali, Mas."
'Benar juga, saya pernah melihat dia memakai pakaian ini malam itu. Kenapa saya bisa lupa?' batin Orion seketika memejamkan ke dua matanya sejenak lalu kembali membukanya juga kembali menatap wajah Tania.
"Kamu lupa, atau hanya pura-pura lupa?" Tania kembali bertanya seraya menatap sinis wajah Orion Dirgantara, "Apa kamu juga lupa apa yang kamu katakan kepadaku waktu itu? 'Meskipun kamu telanjang di depan saya sekali pun, saya tidak akan pernah tergoda dengan kemolekan tubuh kamu ini,'" sahut Tania mengatakan hal yang sama persis seperti apa yang pernah diucapkan oleh suaminya, "Jadi, untuk apa aku memakainya, toh kamu tidak akan tergoda sama sekali."
Orion seketika menghela nafas berat, "Apa kamu type seorang istri yang pembangkang? Kalau saya meminta kamu untuk memakai pakaian ini, tinggal lakukan saja, apa susahnya sih? Saya beri waktu kamu 10 untuk berganti pakaian, oke?" pinta Orion dengan nada suara lantang.
Wajah laki-laki itu benar-benar terlihat memerah. Entah apa yang sedang dia tahan hingga membuat keningnya pun berkeringat. Tania tidak memiliki pilihan lain lagi selain mengikuti keinginan suaminya karena dirinya tidak ingin di sebut sebagai istri pembangkang, kalimat yang sebenarnya terdengar sangat menyakitkan. Dia pun berbalik lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk berganti pakaian. Sementara Orion berjalan ke arah ranjang lalu duduk dengan perasaan gelisah.
'Ya Tuhan, kenapa saya sama sekali tidak dapat menahannya? Saya menyerah, Tuhan. Iman saya tidak sekuat itu, terlebih saya sudah menduda terlalu lama,' batin Orion seraya memejamkan ke dua matanya.
Ceklek!
Pintu pun seketika di buka, tapi bukan pintu kamar mandi di mana istrinya sedang berganti pakaian di dalam sana, melainkan pintu kamar yang tiba-tiba saja di buka tanpa di ketuk oleh sang putri. Putri masuk ke dalam kamar dengan membawa boneka kesayangannya yang biasa menemaninya tidur.
"Astaga, Putri," sahut Orion seketika merasa terkejut tentu saja.
"Kenapa Daddy terkejut kayak gitu?" tanya Putri berjalan menghampiri sang ayah, "Aku gak bisa tidur, Dad. Boleh ya malam ini aku tidur dengan kalian di sini? Semenjak Daddy sama Mommy menikah, aku tak pernah lho tidur dengan Mommy sekalipun," rengek Putri seraya mengusap ke dua matanya menahan rasa kantuk.
"Kenapa harus malam ini?" tanya Orion dengan nada suara pelan.
"Hah? Daddy bilang apa?" tanya Putri seketika mengerutkan kening, ke dua kaki mungilnya mulai naik ke atas ranjang lalu segera berbaring di atas sana.
"Eu ... tidak ko, Daddy gak bilang apa-apa," ujar Orion yang sebenarnya merasa kesal, bahkan sangat kesal.
"Aku ngantuk, Dad. Aku tidur di dulu ya. O iya, Mommy di mana?" tanya Putri seraya mengedarkan pandangan matanya.
"Mommy Tania sedang di kamar mandi, sayang," jawab Orion seraya menatap pintu kamar mandi yang masih di tutup rapat.
Ceklek!
Pintu kamar mandi seketika di buka, Tania yang sudah berganti pakaian hendak keluar dari dalam sana, tapi wanita itu segera menutup pintunya kembali saat mendapati putri sambungnya sudah meringkuk di atas ranjang.
Blug!
Pintu pun di tutup rapat. Tania berdiri dengan menyandarkan punggungnya di belakang pintu, "Kenapa Putri bisa tidur di sini? Aduh! Aku harus segera berganti pakaian, bisa malu kalau Putri sampai melihatku memakai pakaian seperti ini," gumam Tania kembali berganti pakaian.
Setelah kembali mengganti lingerie yang sempat dia kenakan, Tania pun kembali membuka pintu kamar mandi lalu benar-benar keluar dari dalamnya.
"Mommy," sapa Putri seketika menoleh ke arah pintu kamar mandi, "Aku mau tidur di sini ya boleh, kan?" rengek Putri dengan nada suara manja.
"Tentu saja boleh, sayang. Mommy senang kamu tidur di sini," jawab Tania berjalan menuju ranjang lalu naik dan meringkuk tepat di samping putrinya.
Sementara Orion nampak berbaring di sisi sebelah lain. Putri benar-benar terlihat senang karena tidur dengan di temani oleh ke dua orang tuanya. Hal yang sudah sejak lama dia idam-idamkan. Sementara Orion wajahnya nampak di tekuk kesal.
'Sial, saya harus menahannya lagi. Ya Tuhan, sampai kapan saya harus seperti ini? Rasanya begitu menyiksa,' batin Orion seraya memejamkan ke dua matanya.
'Aku tidak tahu apa aku harus merasa sedih atau malah sebaliknya. Mas Oreo memintaku untuk memakai pakaian seksi itu karena dia memang ingin melakukan malam pertama kita yang sudah tertunda. Tapi, apa itu artinya dia benar-benar sudah membuka pintu hatinya untukku? Atau, itu hanya nafsu semata? Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak mau melakukan hubungan suami-istri sebelum suamiku benar-benar memberikan hatinya untukku,' batin Tania seraya menepuk-nepuk punggung Putri secara lembut dan penuh kasih sayang.
Putri seketika membuka ke dua matanya, "Mom, aku gak bisa tidur. Eu ... aku tidur di kamarku aja ya," rengek Putri membuat Orion seketika menarik kelopak matanya yang sempat terpejam juga tersenyum lebar.
"Benar, kan? Kamu pasti gak bakalan bisa tidur di sini, orang kamu sudah biasa tidur sendiri? Hahahaha!" tanya Orion tiba-tiba saja tertawa nyaring terlihat begitu senang.
Sementara Tania, wajahnya seketika memucat seraya menatap wajah Putri, "Kamu beneran mau kembali ke kamar kamu, sayang?" tanyanya kemudian.
"Iya, Mom, tapi Mommy mau 'kan menemani aku sampai aku benar-benar tertidur? Setelah aku tidur, Mommy boleh ko kembali lagi ke kamar ini."
"Tentu saja boleh, sayang. Mari Mommy gandong kamu ke kamar," sahut Tania seketika turun dari atas ranjang lalu meraih tubuh mungil Putri dan menggendongnya kemudian.
"Stt!" bisik Orion seraya menatap wajah istrinya.
"Apa?" tanya Tania dengan suara hampir tidak terdengar bahkan hanya berupa gumaman.
"Jangan lama."
Tania hanya mengerutkan kening tanpa menanggapi ucapan suaminya. Dia pun berbalik lalu benar-benar keluar dari dalam kamar dengan jantung yang berdetak kencang.
Ceklek!
Blug!
Pintu kamar pun di buka lalu kembali di tutup setelah Tania keluar dari dalamnya. Orion seketika bersorak riang seraya bangkit lalu berdiri tepat di tepi ranjang dengan perasaan senang.
"Yes! Yes! Yes! Belah duren, belah duren, belah duren." Orion bersenandung senang seraya menari riang.
(Jangan lupa like ya, Reader ❤️)
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Rahma Inayah
dasr duda bilg gk akn tergoda walau tania bugil nyata nya apa.lain di mulut lain di hati.
2023-11-20
2