ISUP bab 6

"Kan sesuai dengan perjanjian kita, siapa yang melewati batas maka akan di tendang dari ranjang ini," sahut Tania seketika bangkit dan duduk tegak di atas ranjang.

Sementara Orion seketika bangkit dengan memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tendangan istrinya, "Kamu yang melewati batas, Tania. Kamu bahkan peluk-peluk saya, kenapa jadi saya yang di tendang?" Protes Orion dengan ke dua mata yang membulat sempurna, "Dasar wanita bar-bar, tendangan kamu itu lho! Arghh! Perut saya sakit!"

Tania seketika terkekeh, "Ya kenapa kamu diam saja? Seharusnya kamu tendang aku duluan dong? Jangan-jangan--" Tania menahan ucapannya seraya menunjuk wajah Orion menggunakan jari telunjuknya.

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan kamu keenakan ya di peluk sama aku? Atau, kamu memang berminat melakukan hal yang bukan-bukan, itu sebabnya kamu diam saja?" tuduh Tania penuh selidik.

"Apa? Hahahaha! Siapa bilang saya keenakan? Orang kamu tidurnya ngorok gitu!" decak Orion menertawakan, "Lagian kamu mimpiin apaan, Tania? Pake ngigau segala, 'Akh! Pelan-pelan, Mas. Sakit!'" sahut Orion menirukan gaya bicara Tania saat wanita itu sedang mengigau di dalam tidurnya.

Wajah Tania seketika memerah. Keningnya nampak mengkerut dengan bola mata yang digerakkan ke kiri dan ke kanan. Dia mencoba untuk mengingat mimpi yang baru saja singgah di dalam tidurnya. Wanita itu memejamkan ke dua matanya tatkala mengingat jelas mimpi basahnya bersama Orion.

Dalam mimpi tersebut, dia benar-benar bercinta dengan suaminya. Rasanya seperti nyata, bahkan sangat nyata hingga bagian pribadinya terasa berdenyut dan agak basah.

'Sial, kenapa aku harus mimpi basah segala sih? Pake ngigau juga lagi! Akh! Jadi malu 'kan,' batin Tania kembali membuka ke dua matanya.

Dia menatap wajah Orion yang saat ini berdiri dengan bersedekap tangan seraya menatap wajahnya dengan tatapan mata tajam. Tatapannya terlihat begitu sinis dan penuh rasa dendam.

Tania menggaruk kepalanya sendiri seraya tersenyum cengengesan, "Nggak ko, aku gak mimpi apa-apa. Ngarang banget sih," sanggah Tania, dirinya terlalu malu untuk mengakui bahwa apa yang dituduhkan oleh suaminya ini benar adanya.

"Udah gak usah bohong, Tania. Coba pegang celana kamu pasti basah," ledek Orion seraya tersenyum menyeringai.

Wajah Tania semakin memerah, dia meraih bantal guling lalu melemparkannya tepat mengenai wajah suaminya.

Bruk!

"Dasar so tau!" sahut Tania merasa kesal, tapi telapak tangannya secara refleks mengusap bagian pribadinya tanpa sepengetahuan Orion.

Grep!

Orion secara refleks menangkap bantal tersebut. Senyuman penuh ejekan nampak mengembang dari ke dua sisi bibirnya. Dia yakin betul bahwa apa yang dia tuduhkan benar adanya. Dia kembali melemparkan bantal tersebut kepada istrinya.

"Dasar mesum! Pake mimpi basah segala lagi, makannya kalau mau tidur itu berdoa dulu, Tania," decak Orion berjalan ke arah kamar mandi lalu masuk ke dalamnya kemudian.

Sementara Tania kembali menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Dia berbaring telentang seraya menatap langit-langit kamar. Wanita itu kembali mengingat mimpinya semalam. Mimpi yang menurutnya sangat indah di mana tubuhnya di jamah dan di sentuh oleh suaminya.

Dirinya bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana rasanya ketika jemari Orion menyisir seluruh tubuhnya, dan mereka benar-benar bercinta di alam mimpi.

Tania mendengus kesal, "Kenapa harus bercinta di dalam mimpi sih? Kenapa gak bercinta di dunia nyata? Dasar Oreo kulkas 2 pintu, dinginnya mengalahkan es batu," decak Tania seraya menoleh dan menatap ke arah pintu kamar mandi di mana suaminya masih berada di dalam sana.

Tok! Tok! Tok!

"Tania, Rion. Kalian sudah bangun?" terdengar suara Diana diiringi dengan suara ketukan di pintu.

"Kami sudah bangun, Bu. Masuk saja," jawab Tania, dia tahu bahwa ibu mertuanya itu membawa kunci kamar.

Ceklek!

Pintu pun di buka, Diana masuk ke dalam kamar seraya menatap sekeliling mencari keberadaaan putranya, "Rion di mana, Tania? Ko dia gak ada?" tanya Diana berdiri tepat di tengah-tengah kamar.

"Oh, Mas Rion ada di kamar mandi, Bu. Baru masuk," jawab Tania ramah dan sopan.

Diana berjalan menghampiri lalu duduk di tepi ranjang, "Maaf karena Ibu harus melakukan hal seperti semalam, Ibu tahu kalau Rion pasti meninggalkan kamu di sini," lirih Diana seraya meraih telapak tangan menantunya lalu mengusap punggung tangannya lembut, "Ibu yakin Rion pasti akan membuka hatinya untuk kamu suatu saat nanti. Ibu harap kamu bisa bersabar dalam menghadapi sikap dia. Putra Ibu itu memang dingin kepada setiap wanita, bukan hanya kepada kamu saja."

Tania tersenyum kecil seraya menggenggam jemari ibu mertuanya, "Aku tau, Bu. Memang tidak akan mudah meluluhkan hati Mas Orion, tapi aku tidak akan pernah menyerah. Dia suamiku, kami sudah terikat dengan ikatan sakral yang namanya pernikahan. Aku yakin, batin kami juga sudah terikat," jawab Tania lembut dan sopan.

"Syukurlah, Ibu senang sekali mendengar kamu mengatakan hal seperti itu, Nak. Ibu beruntung sekali punya menantu seperti kamu," lirih Diana seketika menatap pakaian yang dikenakan oleh menantunya, "Kamu gak pakai pakaian yang Ibu belikan untuk kamu? Itu baju dinas seorang istri lho," tanya Diana seketika mengerutkan kening.

"Hah? Baju itu ... eu ... semalam aku udah pake ko, tapi karena aku masih belum terbiasa memakai pakaian seperti itu, aku jadi kedinginan, Bu. Hehehe!" jawab Tania seraya tersenyum cengengesan.

"Ya sudah gak apa-apa, pokoknya setiap malam kamu harus memakai baju kayak gitu. Ibu sudah membelikan beberapa pakaian seperti itu untuk kamu," pinta Diana tegas dan penuh penekanan, sementara Tania hanya tersenyum cengengesan seraya menggaruk kepala yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali.

"Baiklah, Ibu pulang dulu. Sebenarnya Putri merengek-rengek terus minta ke sini, tapi Ibu larang. Ibu sama Putri mau langsung pulang saja, Ibu gak mau mengganggu kalian berdua." Ucapan terakhir Diana sebelum dia benar-benar keluar dari dalam kamar.

Sepeninggal ibu mertuanya, Tania nampak merenungkan nasehat Diana. Apa dia sanggup meluluhkan hati Orion? Apa dia mampu mencairkan kebekuan hati suaminya dan menggantinya dengan kehangatan cinta yang dia miliki? Mengingat seberapa kasarnya Orion terhadapnya, Tania tidak yakin bahwa usahanya akan berhasil.

"Sial, kenapa perutku tiba-tiba mules kayak gini!" decak Tania seketika memegangi perut rampingnya.

Tanpa berpikir panjang, Tania seketika turun dari atas ranjang lalu berjalan ke arah kamar mandi. Dia segera membuka pintu melupakan bahwa Orion juga berada di sana sedang membersihkan diri.

Ceklek!

Pintu kamar mandi di buka dan Tania segera masuk ke dalam sana. Orion yang saat ini sedang dalam keadaan polos dan berada di bawah guyuran air shower seketika berteriak merasa terkejut.

"Haaa! Kamu mau apa, Tania?" teriak Orion dengan ke dua mata yang membulat sempurna.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Melani Sunardi

Melani Sunardi

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-07-12

1

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

mau BAB sekalian mau menggoda kamu ori 🤭🤭🤭

2023-11-19

1

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

😅🤣Tania liat lonceng dong lagi diguyur shower 😂

2023-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!