Chapter 18. Benar-Benar Sakit

"Boleh aku ikut, Mei?" tanya Dion dengan senyum meringisnya.

Pertanyaan itu membuat Meiska tercengang, antara kaget dan tidak menyangka.

"Benarkah pria ini sedang merasa benar-benar merasa kesepian? Mengapa auranya menyedihkan sekali?" Hati gadis itu berkata.

Tetapi, jelas jika Meiska tidak bisa membawa serta Dion ikut bersamanya karena acara malam itu ialah dinner bersama dengan Andy, tidak mungin dia membawa pria lain di tengan acara makan malam mereka.

Ekspresi penuh harap yang Dion tampilkan pada gadis di depannya itu terlihat memuakkan di mata Meiska, "Boleh?" tanya dia dengan sorot mata puppy eyes.

"Tidak," kata Meiska menggeleng dan mendorong tubuh pria itu supaya lebih menjauh darinya.

"Aku ada urusan penting," kata Meiska menolak tegas.

"Apa itu? Baiklah, aku tidak akan mengganggu urusanmu itu," kata Dion membujuk.

"Ya, denganmu yang tidak mengganggu itu artinya kau tidak diperbolehkan ikut denganku," kata Meiska.

Mereka saling bertatapan, tetapi satu hal yang tidak Meiska sadari bahwa satu tangan Dion mengunci pintu itu secara manual.

Klik! Terdengar bunyi pintu tanda kunci manual telah dipasang dengan benar, lalu card key dicabutnya oleh Dion sehingga otomatis pintu itu tidak bisa dibuka.

"Hah? Apa yang kau lakukan?!" seru Meiska saat Dion membawa pergi kunci itu.

"Kau tidak memperbolehkanku ikut, maka tidak ada yang boleh pergi," kata pria itu.

"Berikan kunci itu dan jangan menyebalkan. Aku sudah membuat janji dengan dia," kata Meiska yang kini melompat menginginkan kunci itu untuknya dapar pergi dari apartemen itu.

"Siapa?"

"Tidak penting siapa orangnya, cepat berikan saja kuncinya!" kokoh Meiska meminta kunci itu yang kin berada di saku celana si pria.

"Siapa katakan, dan urusan apa?"

"Makan malam," jawab Meiska cepat.

Duar! Seperti ada sesuatu listrik yang menyengat di tubuhnya, tidak tahu sepertu terdapat sesuatu merambat dan perlahan menyakiti hatinya.

"Bersama laki-laki atau prempuan?" tanya Dion lagi.

"Laki-laki," jawab Meiska lagi.

Duar-duar!

"Siapa dia?"

"Tunanganku! Cepat berikan padaku!" Meiska merebut kunci itu, kali ini Dion tidak melawan. Dia hanya diam saat Meiska berhasil mengambil kunci smart door itu dari tangannya.

"Oh, jangan lupa makan dulu supmu. Semoga cepat pulih," kata Meiska sebelum membuka pintu itu dan pergi dari sana.

Sejenak, ia terpaku menatap tubuh sang gadis yang telah lenyap di balik pintu, melepas kepergiaannya itu berarti Dion harus kembali berhadapan dengan kesunyian di dalam ruangan itu.

Namun, satu yang menyita perhatiannya saat ia mendapati benda yang berkedip-kedip terselip di antara bantalan sofa.

Sebuah ponsel keliaran terbaru yang menyala-padam karena terdapat panggilan yang masuk dari seseorang. Terdapat juga rentetan pesan yang masuk sebelumnya,

"Sayang, kamu dimana? Ini sudah terlambat 15 menit, you okay?" pesan suara dari seseorang yang ditulis dengan nama 'Andy' oleh Meiska di ponselnya, ia yang dikirimkan voice message setelah telepon tidak terjawab.

"Telat tidak masalah, I will stay for you🤗💖," pesan yang terakhir diterima ponsel itu.

"Kenapa bisa dia mempunyai tunangan dan mendahului aku? Tidak bisa dibiarkan," lirih Dion yang merasa iri dengan kisah asmara orang lain yang lebih baik daripada dirinya, terutama Meiska si gadis bergigi kelinci itu.

Berharap bisa melihat bagaimana tampang rupa tunangan si gadis bergigi kelinci, Dion pun yang sedang gabut membuntuti Meiska dengan mobil sewaan yang disediakan apartemen.

Sampai taksi yang ditumpangi oleh gadis itu berhenti di pelataran hotel berbintang yang tidak mungkin disambangi oleh orang-orang biasa, Dion merasa heran. Lebih heran lagi, saat Meiska sambut hangat oleh staf hotel yang bertugas bahkan sejak gadis itu turun dari taksinya.

"Siapa sebenarnya gadis itu? Jika dia orang biasa, tidak mungkin ia memakai ponsel merk ini yang released dua bulan yang lalu, tidak mungkin dia memakai tas merk kondang yang begitu mahal untuk gadis seusianya, tidak mungkin dia datang ke hotel ini hanya untuk makan malam. Jadi, seperti apa tunangannya itu? Apa dia lebih hebat daripada aku?" Terlintas di pikiran Dion keinginan untuk mengetahui secara pasti siapa sosok tunangan si gadis kelinci itu.

Lantas, pikirannya berkelana mencari tahu apakah benar pria itu lebih baik dan lebih kaya, lebih tampan, dan lebih dari segalanya daripada dirinya?

Dion pun mengikuti Meiska yang masuk ke dalam hotel itu, tanpa bertanya pada resepsionis di tempat, para staf hotel itu sudah mengantarkan kemana kaki Meiska harus melangkah.

Di dalam lift yang cukup sesak, Meiska tidak menyadari jika Dion pun turut masuk ke dalam lift itu. Sampai dia memasukki restoran hotel dan staf menunjukkan meja yang telah direservasi untuk mereka, Dion pun terkejut saat seorang pria yang tidak lain tidak bukan adalah pria yang sama yang pernah ditemuinya di pesta hari lalu.

"Hai, Mei. Sayangku, bagaimana perjalananmu saat menuju kemari?"

"Woah, the traffic is busy. Sorry for my late," kata Meiska mencoba menjelaskan keadaan mengapa ia telat.

"No worries, baby, c'mon-c'mon," kata pria itu seraya merentangkan tangannya untuk memeluk Meiska.

Yang lebih membuat Dion naik darah adalah saat Meiska menyambut pelukan hangat itu, dia membiarkan tubuhnya dipeluk dan pipinya dikecup oleh pria itu.

Senyumnya meringis, dia mendesis, "Murahan," bibirnya mencibir, tetapi hatinya tidak ikhlas melihat gadis bergigi kelinci itu orang yang sedang tertawa bahagia bersama dengan pria lain. Terlebih saat dia membiarkan tangan itu disentuh oleh pria yang duduk berhadapan dengannya.

Benar-benar pemandangan yang membakar jantung hati Dion, jari-jari tangannya terkepal kuat melihat mereka tidak berhenti tertawa, "Menyesal aku mengikutinya sampai ke sini."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!