Chapter 3. Panggil Aku Chipmunk (done)

"Jessica!"

"Jessica!" suara itu menggema dari lantai bawah.

"Dimana dia?" tanya Dion pada pelayan rumahnya.

"Nona, nona tidak membuka pintunya, Tuan," ujar pelayan itu dengan takut-takut.

Brak! Pintu kamar Meiska terbuka lebar karena didobrak paksa oleh Dion menggunakan kakinya. Beberapa pelayan suruhannya tidak ada yang becus melaksanakan tugas, akhirnya dia pun yang turun tangan sendiri.

"Hai, Chipmunk! Bangunnn!" ujarnya memekik di telinga gadis yang sedang tertidur pulas dengan mulut menganga.

"Ah, iya, Mam. Maaf, Mam! Iya, ada apa?" sontak Meiska merespons dengan cepat berdiri dan melompat dari ranjangnya dan segera membereskan tempat tidur, lalu berdiri setegak yang dia bisa di depan orang yang memanggilnya.

Namun, sayang saat sudah tersadar sepenuhnya, yang dia lihat di depan mata bukan sang Mama atau kakaknya, tetapi orang lagi dan lagi dia seorang pria.

"Hah? Kau?! Kenapa bisa ada di kamarku?" ujarnya setelah sadar dengan apa yang terjadi. Dia melongok ke arah pintu dan benar di sana telah terbuka lebar.

Dia ingat sudah pindah rumah dan semalam pintu kamar ini sudah dikunci.

"Kau lupa dengan isi perjanjian itu? Pelanggaran pertama! 500 juta, berikan padaku," ujar pria itu menyodorkan tangannya.

"Apa? Pelanggaran? Salahku apa?" ujar gadis itu tidak terima.

"Tidak menemaniku sarapan di meja makan pagi hari," ucap pria itu.

"Aku mana tahu ada peraturan seperti itu," protes Meiska.

"Kesalahan kedua! 1 miliar," ujar Dion mudah.

"Hah? Apalagi salahku, Tuan?!"

"Kau memrotes atas kesalahanmu. Satu miliar, mana cepat berikan, bukankah kau anak orang kaya, hah?"

"Mam Julia yang kaya, bukan aku. Aku hanya anak angkat dan pesuruhnya saja," jawab Meiska.

"Pesuruh? Ck! Minta pada mamamu uang untuk menebus dosamu, cepat!" bentaknya menggema.

"Apa? Ta-ta-tapi, aku mana berani tuan. Jangan begitu, lebih baik aku menebusnya dengan cara lain saja. Katakan saja apa yang harus kulakukan untuk mengganti denda itu."

Hem, menarik sekali tawarannya itu.

"Baiklah, kalau kau tidak mau menggantinya dengan uang, maka cium kakiku saja," ucap Dion dengan pongah, dia melipat kedua tangannya, lalu mengetuk-ketukan ujung sepatunya sebelah kanan yang runcing.

"Apa?! Cium kaki?"

Ya Tuhan, seumur hidup aku belum pernah mencium kaki siapa pun, Tuhan. Kenapa pria ini berani sekali menyuruhku?

"Cepat, kalau tidak bayar segera dendamu sekarang juga!"

"Auh, baiklah-baiklah," Meiskan menurut. Dia mulai berlutut dan secara perlahan membungkukan tubuhnya.

"Haha. Chipmunk yang bodoh!" ujar pria itu saat Meiska benar-benar mencium ujung kaki pria itu.

"Besok lagi, jangan kau ulangi. Paham?"

Meiska hanya mengangguk patuh, entah apa saja isi kontrak itu dia belum tahu sama sekali.

"Tuan," panggilnya sendu menghentikan langkah pria itu di ujung pintu.

"Boleh aku membaca ulang kontrak itu supaya aku tidak lagi membuat kesalahan, aku menyesal tidak membacanya dengan benar," ucap Meiska dengan penuh belas kasihan.

"Kak, maaf apa kau sedang sibuk?" gadis it7 mendekat pada seorang pelayan yang sedang mengepel lantai ruang tamu.

Wanita muda yang memakai seragam maid yang terlihat belum terlalu tua, dengan begitu Meiska merasa wanita itu bisa membantunya membacakan apa isi kontrak itu.

"Kenapa, Nona?" tanya wanita itu.

"Aku ingin meminta bantuanmu. Apa kau bisa membacakan isi kontrak ini? Semua pakai bahasa inggris, aku tidak mengerti," ujar Meiska.

Sekilas pelayan itu melihat sejenak berkas yang dibawa di tangan Meiska sebelum dia menganggukan kepalanya.

Dengan satu per satu kalimat yang dibacakan kemudian diartikan oleh pelayan itu, Meiska menjadi paham apa saja isi kontrak itu yang tentu saja isinya hanya menguntungkan pihak pertama lebih banyak.

"Saya harus menjadi pelayan pribadinya, intinya seperti itu, kan,– ah, siapa namamu? Kita belum sempat berkenalan," kata Meiska yang tersadar belum mengetahu nama pelayan wanita muda itu.

"Aisya, Nona," ujar pelayan itu.

"Aisya, sangat indah namamu. Aku Meis, oh Jessica," ujar Meiska mengakui dirinya sebagai Jessica karena seusai dengan perintah Mam Julia, dia harus menyamar sebagai Jessica entah sampai kapan.

Mungkinkah seumur hidupku, aku akan menyamar menjadi Kak Jessica?

"Nona Jessica? Kekasih dan tunangan Tuan yang dulu? Aku kira–"

"Huh, kenapa?"

"Aku mengenal baik Nona Jessica jika dia tunangan Tuan, tetapi kenapa aku merasa berbeda dengan wajah Anda? Dan, mengapa di kontrak ini tertulis nama Meiska, bukan Nona Jessica? Meiska itu siapa?" tanya pelayan itu.

"Hussssttt! Jangan keras-keras. Aku Meiska, tadi kan di dalam kontrak itu disebutkan jika aku harus menyamar menjadi Jessica? Ya, akulah Meiska itu, Jessica itu kakakku," Meiska membekap mulut pelayan bernama Aisya itu.

"Tapi, bukannya Tuan sangat mencintai Nona Jessica–"

"Iya, itulah masalahnya. Aku pun tidak tahu, tahu-tahu aku dinikahi olehnya," ujar Meiska.

"Aku tidak berniat menikahmu, ingat itu!" seseorang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

Sontak, pelayan yang semula duduk di atas ranjang Meiska langsung bersimpuh di lantai seketika melihat siapa yang datang dari balik pintu itu.

"Kau melakukan pelanggaran ketiga kalinya, Chipmunk!" tudingnya pada Meiska.

"Pelanggaran yang mana lagi, Tuan? Hari ini aku bahkan belum melakukan apa pun," ujar Meiska.

"Pelanggar keempat, sebab kau protes. Lima ratus juga empat kali,"

"Empat kali? Yang benar saja? Pagi tadi sudah cium kaki itu apa?" sentak Meiska.

"Aku yang berhak menghitung berasa sisa dendamu, jangan kau lancang mengguruiku," ujarnya saling menantang.

"Jadi yang benar, hutangku sisa berapa?"

"2 miliar kurang 500 ribu," jawab Dion.

Wajah Meiska menekuk seketika. "Cium kaki hanya dihargai potongan 500 ribu?" ujarnya tidak habis pikir.

"Makanya patuh! Aku tidak suka diprotes begitu," ujarnya lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Oh, ya. Lanjutkan yang tadi, ya, Aisya. Maaf, sempat iklan. Maksudku aku diminta Mam-ku untuk menjadi pengantin pengganti karena Kak Jessi alias Jessica kekasih Tuanmu itu pergi saat hari pernikahannya. Panjang ceritanya, nanti kamu pusing," ujar Meiska.

"Baik, Nona."

"Dan kenapa kau masih duduk di bawah? Kemarilah, di sebelahku. Aku bukan ratu, jadi kemarilah," Meiska menepuk sisi ranjangnya. Pelayan itu hanya menatap Meiska yang penuh dengan senyum di wajahnya sejak pertama kali berbicara dengannya.

Dia baik sekali, berbeda dengan Nona Jessica yang itu.

"Saya takut pada Tuan, Nona," ujar wanita muda bernama Aisya itu.

"Ini kamarku, jadi jangan takut. Dia sudah pergi, tidak sepatutnya orang takut pada sesama orang juga," ujar Meiska menarik lengan Aisya untuk duduk di sebelahnya.

"Jangan panggil aku Nona, cukup Mei. Oh, jangan. Chipmunk saja, itu lebih baik karena identitasku rahasia di sini. Jangan pernah memberi tahu nama asliku pada siapa pun ya, aku mohon." pinta Meiska.

"Baik, Non. Oh, Chipmunk," ujar Aisya tergagap karena harus memanggil nona dengan sebutan baru.

Meiska tertawa mendengar orang lain memanggilnya Chipmunk. Dia merasa geli saat mendapat panggilan baru dan yang terbayang di pikirannya hanya sosok binatang kecil kelompok pengerat yang suka hidup di pohon.

Aku jadi chipmunk, hahaha.

"Kenapa dia terlihat bangga dengan nama olokan dariku itu?" seseorang di dekat pintu itu berbisik di dalam hati mendengar suara tawa sebab julukan Chipmunk yang Meiska terima.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!