Senja hari itu Keinna memilih untuk kembali ke rumah peninggalan ayahnya, gadis itu berjalan dengan tatapan kosong melewati Justine dan juga Chelsea.
"Kau kembali? kenapa kau kembali ke rumah ini? apa kontrak mu sebagai kekasih bayaran dari pria arogan itu telah berakhir?" Chelsea berujar tanya dan seketika menyambar paper bag berwarna putih dari genggaman saudarinya.
"Ini rumah peninggalan ayah, tentu saja aku kembali ke sini." Keinna menjawab pertanyaan Chelsea dengan nada suara yang hampir tak terdengar.
"Jadi kau telah berhenti bekerja?" suara Chelsea kembali terdengar melengking di telinga Keinna.
"Entah lah! mungkin akan seperti itu,"
"A-apa? apa kau sudah tak waras? jika kau berhenti bekerja, bagaimana dengan kuliah ku? bagaimana dengan sekolah Justine? aku tak ingin kehidupan kita kembali sengsara seperti dulu!"
Mendengar hal itu Keinna hanya terdiam, ia tak menanggapi segala bentuk cacian dari lisan adik tirinya.
Sementara Justine, pria kecil itu tampak memperhatikan kakak perempuan pertamanya dengan penuh iba.
Kak Keinna, maafkan aku kak ...,
Semoga saja diriku lekas dewasa dan bisa segera membantu mu untuk mencari nafkah.
Terbaring lemah di ruang kamarnya, Keinna seketika mencoba untuk memejamkan mata, namun perkataan Egbert tampaknya masih berputar di kepala Keinna, hal itu yang membuat Keinna berkali-kali menggeser posisi tubuhnya.
Atensinya kembali teralihkan saat ponsel miliknya menyala dan menampilkan berbagai notifikasi panggilan.
Cedrick,
Edmund,
bahkan Tuan Orlando.
Gadis bermata amber itu tampak menghela nafas dalam, mengacuhkan segala bentuk panggilan dan pesan yang ia terima.
Apa aku bisa lepas dari Tuan Rionard begitu saja? dia pasti tak akan membiarkan ku pergi semudah itu bukan?
Tapi kontrak itu akan segera berakhir, seharusnya dia benar-benar melepas diriku.
Ya Tuhan! semoga saja Tuan Cedrick memiliki sedikit hati nurani,
Keinna tampak berkutat dengan benang kusut di kepalanya, gadis itu kembali menutup rapat-rapat kedua netra indah nya, berharap ia bisa segera terbang ke alam bawah sadar.
*****
"Apa kau masih belum menemukan keberadaan Keinna? ini sudah lebih dari lima jam Cedrick! tapi gadis itu belum juga kembali," Tuan Orlando turut nampak cemas dan mondar-mandir di ruang tamu kediaman mewah itu.
Cedrick justru terdiam, pria itu berkali-kali memeriksa ponsel miliknya dengan tatapan serius,
"Apa kakek serius ingin menjodohkan nya dengan Keinna? aku yakin Cedrick hanya akan menjadikan gadis itu sebagai boneka nya, seharusnya kakek kasian pada Keinna!" Ferdinand tampak melangkah mendekati Tuan Orlando sebelum akhirnya terduduk di sofa empuk ruang tamu.
"Tidak Ferdinand! Cedrick pasti bukan lelaki seperti itu, selama ini Keinna juga sudah cukup baik dalam menjaga dan juga merawat ku, dia gadis yang baik! kakek yakin itu!"
"Justru karena Keinna gadis baik! dia sungguh tak pantas untuk lelaki brengsek seperti Cedrick, kakek!" Ferdinand terkekeh, pria itu juga berucap dengan nada remeh,
Mendengar hal itu, Cedrick seketika menatap tajam ke arah saudaranya namun ia tak berucap sepatah katapun.
Ada apa dengannya? kenapa ia tak menampilkan emosi nya yang meledak-ledak itu kali ini?
Gadis itu? apa dia penyebabnya? atau mungkin Felicia ...?
Tatapan Ferdinand serta Cedrick tampak bertemu, perang dingin antara kedua pria itu nampaknya masih terus berjalan sengit.
Cedrick, pria pemilik rahang tegas dengan body tinggi kekar itu memang memiliki jiwa tempramental, ia akan gampang sekali tersulut emosi hanya karena hal-hal kecil.
Keheningan tampak terjadi, hingga akhirnya dering nada dari ponsel Cedrick membuat semua mata tertuju ke arahnya.
"Apa mereka menemukan keberadaan Keinna?"
"Aku harap seperti itu, kakek!" Cedrick seketika berlalu dan menjawab panggilan telepon yang ia terima.
"Bagaimana informasi nya? dimana gadis itu sekarang?"
Sepertinya klien baru kita merupakan pemakai pemula, Tuan! dia sempat kebingungan dalam menemukan Nona ...,
"Lalu?"
Nona kembali ke kediaman nya, apa perlu saya meminta nya untuk kembali bersama saya?
"Tidak! kau tak perlu melakukan itu! aku sendiri yang akan menjemput Keinna, kalian bisa kembali sekarang!"
Sambungan terputus,
Cedrick seketika mengambil langkah lebar, menyambar leather jacket hitam miliknya dan melangkah keluar menuju Bugatti Divo yang telah terparkir di depan pintu utama.
Dasar pria gila! bukan hanya gila, kau juga sangat bodoh Cedrick.
Ferdinand tampak memicingkan matanya, memperhatikan saudara lelakinya yang terburu-buru pergi dari kediaman mewah sang kakek.
Melaju dengan kecepatan tinggi, Cedrick juga masih nampak sibuk menghubungi seseorang.
Keinna! ya ..., gadis itulah yang berkali-kali ia coba hubungi.
"Sialan! kenapa dia tak juga menjawab panggilan dariku? apa yang kau lakukan sebenarnya Keinna? kenapa kau kembali ke rumah mu! gadis bodoh!" Cedrick tampak mengumpat seorang diri di dalam mobil.
******
Kemana dia? kenapa nomornya masih saja sibuk? aku bahkan tak bisa menghubunginya dari tadi siang,
Wanita anggun dengan tampilan yang begitu modis tampak menatap jauh keluar jendela apartemen mewahnya,
"Cedrick! apa yang terjadi padamu honey? kau membuatku khawatir," Felicia kembali berjalan perlahan sembari memeriksa gawai dalam genggamannya.
"Kenapa kau tak membalas satupun pesan yang ku kirim hari ini? haruskah aku kembali? aku tak ingin terus bersembunyi seperti ini! aku juga ingin menghabiskan waktu bersama mu, Cedrick!"
Felicia kembali terlihat bimbang, wanita itu akhirnya mengeluarkan koper besar miliknya yang semula tersimpan rapi dalam almari abu-abu di ruang kamarnya.
*******
Sebuah ketukan yang begitu kasar pada pintu rumah malam itu tampak membuat Chelsea dan juga Justine terperanjat,
"Manusia gila mana yang bertamu pada jam segini? sungguh mengganggu saja!" Chelsea melangkah meskipun dengan langkah malasnya.
Pintu terbuka dan seketika menampilkan sosok Cedrick dengan wajah datarnya.
"Tuan Rionard! Anda kemari untuk menjemput Keinna?"
"Tentu! dimana dia?"
"Apa terjadi sesuatu? Keinna berkata ia ingin berhenti bekerja padamu Tuan! apa itu benar?"
Apa? dia ingin berhenti?
Cedrick terdiam dan hanya memperhatikan Chelsea yang bertingkah begitu manis dihadapannya.
"Eehm, tapi Tuan tenang saja! saya lebih senang jika gadis itu bekerja untuk Tuan! kami sudah bisa mandiri sekarang, benar kan Justine?" Chelsea berucap sembari menatap Justine yang sedari tadi hanya diam memperhatikan percakapan Cedrick dengan kakaknya.
Tak mempedulikan segala basa-basi dari lisan Chelsea, Cedrick justru melangkah dan mencari keberadaan Keinna.
"Dimana kau? keluarlah Keinna! apa kau ingin mengingkari surat perjanjian yang telah kita buat?"
Cedrick berucap lantang, pria itu tampak menendang pintu kamar-kamar yang ia temui dihadapan nya, dari kamar Chelsea, Justine hingga akhirnya ia menemukan sosok gadis yang ia cari tengah terbaring sembari memejamkan mata.
"Kau tidur?" suara Cedrick kembali terdengar lembut, ia melangkah perlahan mendekati ranjang sederhana yang telah nampak usang didalam ruangan itu.
Kei, kenapa kau pulang tanpa memberi kabar apapun padaku? aku mencari mu hampir seharian ini Kei! kau membuatku mengkhawatirkan dirimu.
Cedrick, tampak mematung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
bagi tahu yang sebenarnya Keinna... kasian kau cuma dijadikan alat penghantar barang haram
2024-05-17
0