Karena bukan tipe gadis yang senang berpangku tangan, Keinna akhirnya kembali beranjak dari kamarnya, gadis itu tampak celingukan di mansion Tuan Rionard.
Keinna juga memberanikan diri untuk turun dan menyapa beberapa orang asisten rumah tangga yang berada dalam kediaman mewah tersebut sore itu.
"Bibi, ada yang bisa saya bantu?" senyum ramah Keinna tampak begitu hangat, paras cantik serta sikap nya yang santun membuat beberapa pelayan tua di kediaman itu seketika tersenyum dan menyambut kehadirannya.
"Tolong jangan lakukan apapun Nona! Tuan berpesan agar Nona ...,"
"Saya sungguh jenuh karena terus berada di dalam kamar bi, tak apa biar saya yang mengerjakan ini! sebentar lagi juga waktunya makan malam bukan?" Keinna turut meraih pisau dan ikut memotong beberapa jenis sayuran di samping tubuh sang wanita paruh baya.
"Non Keinna,"
"Bibi tahu nama saya?" gadis itu kembali tersenyum dan memotong perkataan bibi Hera dengan mata berbinar.
"Tuan besar ..., sedikit banyak beliau pernah bercerita tentang Nona pada saya," bibi Hera kembali menanggapi kalimat Keinna sembari turut menyiapkan beberapa perlengkapan makan malam.
Percakapan hangat antara Keinna dengan bibi Hera nampaknya membuat Ferdinand termangu dan menghentikan langkahnya saat menatap senyum tulus dari wajah gadis asing yang kini turut tinggal di kediaman sang kakek.
Darimana Cedrick menemukan gadis dengan senyum hangat seperti ini? dia tak mungkin membawa nya dari sebuah club malam bukan?
Pria yang tak kalah tampan dengan lesung pipinya yang menawan itu tampak kembali melangkah dan berjalan menuju ruang meja makan,
"Bibi! bibi Hera!"
Seseorang tampak melangkah dengan cepat saat mendengar panggilan dan menghampiri Ferdinand yang terduduk diam di meja makan,
"M-maaf Tuan! apa Tuan membutuhkan sesuatu? bibi sedang sibuk mencuci daging di dapur."
"Kau? bagaimana keadaan mu?"
"M-maksud Tuan?"
"Apa kau terluka? apa yang sebenarnya terjadi? kenapa kau nekad melompat dari lantai kamar mu malam itu?"
"I-itu ...," kalimat Keinna tampak terbata, gadis itu tampak bingung dengan tatapan hangat Ferdinand yang tertuju ke arahnya.
"Apa Cedrick mencoba untuk melecehkan dirimu? sebagai saudara nya aku tahu betul bagaimana sifat dan wataknya! jadi sebaiknya kau lebih berhati-hati padanya, Keinna!"
Siapa yang bisa ku percaya ditempat ini?
Keinna hanya kembali terdiam mematung dihadapan pria pemilik lesung pipi di hadapannya.
"Apa maksudmu Ferdinand! apa kau mencoba untuk menakutinya? menjatuhkan nama baikku dan mempengaruhinya dibelakang ku! pengecut sekali dirimu ini!" tatapan Cedrick tampak begitu mengintimidasi saudara laki-lakinya,
"Dan kau! kenapa kau keluar dari kamar mu?" pandangan mata Cedrick tampak beralih, ia juga seketika menarik kasar pergelangan tangan Keinna dan memaksa gadis itu untuk mengikutinya.
Membanting kasar pintu kamar yang kini ditempati oleh Keinna, Cedrick kembali terlihat gusar.
"Tuan! tolong saya jenuh karena harus selalu berada di kamar, jadi maaf jika saya melanggar larangan dari Tuan!"
"Jauhi Ferdinand! dia bukanlah pria yang baik! dan aku tak mau tahu Keinna! kau hanya boleh keluar dan turun ke bawah jika diriku bersama mu! apa kau paham?"
Kalimat ketus yang terlontar dari bibir Cedrick seketika membuat Keinna bungkam seribu bahasa, ia juga tampak kembali tertunduk lesu.
"A-apa aku terlalu kasar padamu? maaf, aku sungguh tak bermaksud untuk membuat mu ketakutan, maafkan aku Keinna!"
Pria bertubuh atletis dengan rahang tegas mempesona itu tampak kembali meraih tubuh Keinna dan memeluknya seketika, Cedrick bahkan kembali membuat Keinna mendesah tanpa sadar karena pria itu telah kembali menyusuri tengkuk lehernya,
"Entah kenapa, diriku sangat menyukai aroma tubuhmu sweetie! mmmmmphh!" jemari Cedrick masih tampak menari kesana-kemari dan membelai lembut selat dada milik Keinna.
Tok tok tok,
Tuan maaf! makan malam telah disiapkan, Tuan Orlando meminta saya menyampaikan pesan pada Tuan supaya Tuan segera turun untuk makan malam bersama,
"Aaaah shit!" tak menghiraukan ucapan Alexa yang tampak berbicara padanya, Cedrick justru kembali memancing Keinna untuk bergulat lidah dengannya.
"Tuan hentikan! kakek Orlando telah menunggu, jadi lebih baik Tuan membersihkan diri sekarang." Keinna tampak menghentikan jemari Cedrick yang masih saja tak ingin lepas dari kedua aset pribadinya.
"Kei, bagaimana jika diriku benar-benar telah jatuh hati padamu?" Cedrick tampak mendekatkan wajahnya, membiarkan hidung runcing nya bertemu dengan hidung milik Keinna.
"Apa itu mungkin? saya hanya menjalankan tugas saya sebagai kekasih bayaran untuk mu Tuan! jadi tolong jangan berkata yang bukan-bukan,"
Gadis itu melerai lengan Cedrick yang semula membelenggu tubuh rampingnya, hingga keduanya kembali nampak berjauhan.
"Kau di rumah ini karena diriku! dan kau hanya akan menjadi milikku Keinna! aku tak peduli tentang apapun!" suara berat Cedrick tampak terdengar sensual, pria itu juga kembali melangkah perlahan dengan tatapan yang tak beralih dari bibir mungil kekasih palsunya.
"Segera bersihkan dirimu Tuan Cedrick! aku akan membereskan barang-barang perlengkapan mu! bukankah kau akan ke luar kota besok pagi?"
"D-dari mana kau tahu hal itu Keinna?" wajah Cedrick tampak kebingungan, ia sama sekali tak merasa bahwa ia telah memberitahukan hal itu pada Keinna.
Tak menjawab pertanyaan dari Cedrick, Keinna justru menggoda pria tampan dihadapannya dengan membelai perlahan dada bidang milik Cedrick.
"Aaaahhghh! jangan menggodaku seperti ini sweetie! atau aku akan benar-benar memakan mu!"
"Aku akan memohon pada Tuan sehingga Tuan melepaskan saya!" gadis itu kembali tersenyum dan menampilkan wajah imutnya.
"Hmmmmmm! apa kau yakin diriku bisa sebaik itu?"
"Aku percaya, Tuan bukanlah orang yang tak memiliki hati nurani! entah lah, atau saya yang sedang mabuk karena first kiss yang telah Tuan renggut saat kita kembali dari pastry."
"Your redish face, i love it sweetie! and i told you that you're mine now! "
Kedua insan itu kembali menyatukan pandangan, entah sejak kapan tapi tangan kekar Cedrick tampak kembali telah membuat Keinna tak berkutik dalam dekapannya, kecupan-kecupan lembut yang Cedrick berikan kembali membuat Keinna hanyut dalam permainan lidah panas yang sengaja Cedrick tampilkan untuk di ikuti olehnya.
Pergerakan keduanya kembali terhenti saat seseorang kembali mengetuk pintu kamar yang mereka tempati.
"Aaaaaghh! aku sudah mendengar nya! apa perlu aku membunuh mu supaya tak lagi mengetuk dan mengganggu ku!"
"Tuan! apa yang Tuan katakan?" Keinna tampak mencubit perlahan lengan Cedrick karena kalimat umpatan yang keluar dari lisannya.
"Dia sungguh berisik sekali sayang! itu membuatku muak!" Cedrick tampak mengacak rambut hitamnya.
"Tolong bersihkan diri Tuan sekarang! aku sungguh sudah lapar, apa Tuan mengizinkan jika saya turun sendirian?"
"Don't you dare sweetie! or i'll killed you!"
"Sungguh sadis sekali Tuan ini!" Keinna tampak menanggapi kalimat Cedrick dengan nada kesal.
"Aku harus sadis untuk bisa memiliki mu! karena kau ini gadis yang nakal Keinna! jika diriku terlalu lemah lembut padamu, kau pasti telah kabur dan meninggalkan diriku! benar bukan?"
Keinna hanya kembali tersenyum dengan tetap memperhatikan paras tampan pria yang kembali menyatukan hidung runcing nya dengan hidung miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jangan mau Keinna disentuh tanpa pernikahan
2024-05-17
0