Rasa geram Cedrick karena tatapan mata Ferdinand yang selalu tertuju pada Keinna membuat pria itu akhirnya memilih membawa Keinna untuk keluar dari kediaman mewahnya.
Kenapa Tuan Cedrick bertindak sejauh ini? bukankah Tuan Ferdinand merupakan saudaranya? kenapa mereka terlihat tak akur sama sekali? apa sebenarnya yang terjadi di keluarga itu?
Keinna kembali melirik wajah Cedrick yang tampak begitu serius dalam mengendalikan kuda besi mewah miliknya.
"Apa Tuan baik-baik saja?" kalimat itu seketika terlontar begitu saja dari bibir mungil Keinna.
"A-apa? apa aku terlihat tak baik-baik saja?" Cedrick tampak menanggapi kalimat Keinna dan mencoba memaksakan senyum di bibirnya.
"Jangan membohongi diri sendiri Tuan, seseorang yang kesepian dan tak memiliki tempat bersandar serta trauma masa lalu yang begitu kejam, biasanya akan menjadikan kepribadian seseorang jadi sekeras batu! bukan tak ingin menangis tapi ketika air mata itu jatuh, akan sangat sulit baginya untuk menghentikan nya!"
Kalimat-kalimat pernyataan yang terucap dari lisan Keinna seketika membuat Cedrick berpaling dan menatap wajah manis gadis di sampingnya.
"Apa kau sedang menyindir ku sekarang? kalimat mu itu sungguh menusuk, Kei!" pria berahang tegas itu kembali terkekeh dan kembali fokus pada jalanan padat dihadapan nya.
"Maafkan aku Tuan! aku sama sekali tak memiliki maksud apapun."
"Jangan tersenyum seperti itu! aku bisa semakin tertarik untuk menyentuh mu!"
"Diam lah Tuan! tapi ..., dimana Tuan Donovan?"
"Kenapa kau menanyakan nya? apa kau justru tertarik pada pria itu?" Cedrick tampak menggoda Keinna dengan wajah datarnya.
"Bukan seperti itu Tuan Cedrick! s-saya hanya tak ingin kembalikan mengalami kejadian seperti sebelumnya,"
"Kau tenang saja! kita akan pergi ke tempat yang lebih aman kali ini."
Sudut bibir Cedrick tampak kembali tertarik ke atas membuat guratan garis senyum tampak terlihat dengan begitu jelas pada wajah tampan nya, lagi ..., mata Keinna tampak tak ingin beralih dari wajah pria asing yang kini justru membuat dirinya merasa sedikit berharga.
Sebuah tempat pada lounge VVIP merupakan destinasi Cedrick malam itu, ia sengaja membawa Keinna untuk menikmati makan malam dengan pemandangan kota yang begitu menakjubkan, Keinna bahkan hampir tak percaya dengan apa yang ia lakukan saat ini, makan malam mewah dengan seorang kekasih palsu.
"Thank you!" Cedrick tampak tersenyum saat pelayan selesai menyajikan beberapa hidangan khas papan atas dengan kualitas terbaik dihadapan nya dan juga Keinna.
"Tuan! makanan apa ini? kenapa harganya melambung tinggi?"
Cedrick terkekeh mendengar kalimat yang terucap dari bibir mungil Keinna,
"Telur dari ikan sturgeon albino! caviar albino! kau pasti belum pernah memakan nya bukan? berterima kasihlah padaku sweetie! karena diriku tak memberikan mu makanan murahan seperti di cafe-cafe pinggir jalan." Cedrick, pria itu tampak kembali menaikkan dagunya dengan senyum tipis di bibir.
"Tapi kenapa tampangnya seperti ini Tuan? maaf ..., ini justru membuat saya ingin muntah, lagipula kenapa kita harus makan di tempat seperti ini? saya lebih suka menikmati ayam pop di cafe pinggir jalan, itu akan lebih mengenyangkan!"
"A-apa? apa kau ingin berkata bahwa makanan mewah ini menjijikkan? wanita-wanita yang ku temui akan terlihat berbunga-bunga dan tersenyum dengan begitu bahagia jika diriku mengajak mereka untuk makan mewah seperti ini! tapi kau! dasar gadis kampung!" Cedrick tampak terbelalak, pria itu sama sekali tak menyangka akan reaksi Keinna.
"B-bukan seperti itu maksud saya Tuan! saya memang kampungan! kenapa Tuan masih saja memaksa saya untuk tinggal di kediaman Tuan? lidah saya juga tidak terbiasa untuk mengecap jenis makanan seperti ini," Keinna kembali menampilkan wajah kesalnya karena perkataan Cedrick.
"Sepertinya aku harus terus menyapu lidah mu itu dengan milikku sekarang! selera mu pasti akan berubah dan menjadi sama denganku, sweetie!"
"Apa maksudmu Tuan?" Keinna seketika salah tingkah karena perkataan Cedrick.
"Aaah, aku tahu kau juga menikmatinya sweetie! ayolah jangan malu seperti ini!"
Keinna akhirnya tertunduk dengan menyembunyikan wajahnya yang telah memerah bak buah ceri dihadapan Cedrick,
Keinna yang tak dapat menikmati jenis makanan yang tertera di tempat itu akhirnya membuat Cedrick kembali mengajak gadis itu beranjak untuk pindah dan mencari menu makan malam.
Bukankah itu Cedrick? tidak biasanya dia membawa kekasihnya ke tempat umum seperti ini, tunggu ..., apa benar gadis itu Felicia?
Seorang pria dengan topi serta masker berwarna hitam tampak memperhatikan gerak-gerik Cedrick juga Keinna dalam sebuah pusat perbelanjaan megah malam itu,
"Bagaimana? apa kau menikmatinya?"
Keinna hanya tersenyum sekaligus mengangguk dengan pipi chubby nya saat menanggapi pertanyaan dari sang kekasih palsu dihadapan nya.
"Jangan terburu-buru! kau bisa tersedak! makanlah perlahan," Cedrick tampak menyeka bibir Keinna yang belepotan karena saus tomat dari roti isi.
"Kenapa Tuan tidak membawaku kemari dari awal? aku sungguh kelaparan karena mu Tuan!" suara Keinna terdengar tak jelas karena mulut penuhnya.
"Aku minta maaf! lagipula kau ini sungguh aneh Keinna!"
"Aku? Tuan yang aneh!"
"Diam lah! segera habiskan makanan mu! kita harus segera kembali ke rumah setelah ini!"
"Aaaaak! buka mulut mu Tuan! apa kau tak ingin turut menikmati nya?"
"Bisa-bisanya kau memberiku sebuah roti sisa!"
"A-apa? padahal aku mencoba tulus untuk menyuapi mu!" gadis itu kembali manyun dan memalingkan wajahnya dengan seketika.
Dia terlihat sangat menggemaskan bukan? gadis ini, kenapa dia berbeda dari wanita yang terbiasa ku sewa sebelumnya? dia selalu jadi dirinya sendiri, sederhana dan apa adanya,
apa yang kau pikirkan Cedrick? apa kau benar-benar telah jatuh hati padanya?
"Hey what's up bro?"
Suara seseorang tampak mengalihkan perhatian Cedrick juga Keinna, keduanya tampak saling melempar pandangan seolah saling beradu tanya siapa gerangan yang berada dihadapan mereka saat ini.
"Apa kau melupakan diriku, Cedrick?" Egbert seketika membuka masker dan menampilkan senyum devil di wajahnya.
"Apa yang kau inginkan? jangan berani menyentuhnya! dia tak tahu apapun tentang masalah kita!" sebuah ancaman tampak Cedrick lontarkan dengan tatapan intimidasi.
"Tenanglah Cedrick! aku hanya ingin turut bergabung untuk makan malam! dan kau ..., hay manis! siapa namamu?"
"Jangan menyentuhnya Egbert!" Cedrick seketika beranjak dan mendorong tubuh sahabatnya untuk menjauhi Keinna.
Ada apa ini? siapa lagi pria ini?
Ya Tuhan! semoga saja tak ada yang berniat untuk saling mencelakai,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
teman² Cedrick menyeramkan......
2024-05-17
0