Balasan

.

.

.

Mentari keluar dari sekolah tersebut. Dan berjalan menuju gudang terbengkalai yang tidak jauh dari sekolahan.

Disitulah ia disekap selama satu Minggu, tanpa makan dan minum. Ditambah lagi disiksa.

Kali ini ia tidak akan melepaskan mereka yang sudah berbuat jahat kepadanya. Salah dia apa? Dia sendiri tidak tahu. Tapi dia disiksa dan dianiaya.

"Sekarang satu persatu akan merasakan apa yang aku rasakan. Farid, karena kamu juga ikut andil maka aku juga akan membalasnya," batin Mentari.

Perlahan Mentari masuk, dan melihat ke sekeliling gudang tersebut.

"Ternyata tidak ada yang berubah, masih sama seperti 5 tahun lalu," batin Mentari.

Satu jam kemudian, Farid datang dengan senyum mengembang. Dalam pikirannya sudah terbayang saat dia akan bermain dengan Mentari.

"Akhirnya kau sendiri yang datang padaku. Dulu kamu sok jual mahal, sekarang akan kubuat kau menjerit ditempat ini," batin Farid dengan senyum yang mengembang dari bibirnya.

"Sudah datang? Aku sudah menunggumu sejak tadi," tanya Mentari. Hilang sudah rasa hormatnya kepada pria paruh baya itu.

"Cepatlah," kata Mentari lagi.

Farid buru-buru masuk dan menutup pintu gudang tersebut. meskipun pintunya sudah usang. Mungkin sekali tendang sudah terlepas semua.

Farid mendekati Mentari dan hendak memeluknya. Tapi belum sempat ia menyentuh Mentari, satu tendangan mendarat sempurna di s*l*ngk*ngan Farid.

"Aaaaaakkh...." Farid menjerit menahan sakit.

"Dulu kamu hendak mele*ehkan ku, kan? Sekarang aku datang untuk membalas dendam kepada kalian semua yang sudah menyakiti ku," tanya Mentari.

"K-kau ...." Tunjuk Farid pada Mentari.

"Ya. Dulu aku lemah. Sehingga kamu bisa menindas ku," ucap Mentari. Mentari yang sekarang tidak seperti Mentari yang dulu. Sekarang dia menjadi kejam dengan musuhnya.

Farid masih mengapit kedua lututnya sambil meringis. Karena tendangan Mentari tidak main-main.

"Dan setelah aku selidiki, ternyata sudah banyak yang menjadi korbanmu," ucap Mentari.

"Da-dari mana kamu tahu?" tanya Farid.

"Soal itu, kamu tidak perlu tau. Apa perlu aku kirim kepada istrimu?" tanya Mentari.

"Ja-jangan, to-tolong jangan," ucap Farid terbata-bata.

"Kenapa? Takut?" tanya Mentari.

"Ayo bangun, kita bermain sekarang," ajak Mentari. Farid hanya geleng-geleng kepala.

"Ti-tidak," jawab Farid.

Mentari menjambak rambut Farid, membuat Farid mendongak menatap Mentari.

"K-kau kejam," ucap Farid. Mentari tertawa mendengarnya.

"Tapi aku masih lebih baik daripada kamu," kata Mentari.

"Sekarang kau juga akan merasakan apa yang aku rasakan," ucap Mentari.

Mentari tidak ingin bermain-main lagi dan segera menghajar Farid. Wajah Farid sudah babak belur dibuat Mentari.

Kemudian Mentari melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya kepada Siska. Seketika Farid tidak sadarkan diri. Barulah Mentari mencabut jarum tersebut dari kepala Farid.

Kemudian Mentari keluar dari tempat itu dan meninggalkan Farid yang sudah tergeletak tidak sadarkan diri.

"Jangan salahkan bila aku lebih kejam. Karena kalianlah yang mengajari ku," batin Mentari.

Mentari masuk kedalam mobil dan segera melajukan mobilnya tanpa menghiraukan apapun lagi.

"Nanti aku akan balas lagi kalian, sehingga kalian tidak akan sanggup lagi untuk hidup," batin Mentari.

Mentari kini sudah dalam perjalanan. Dia tidak tahu mau kemana?.

Tiba-tiba ia melihat seorang gadis sedang berlari meminta tolong. Mentari masih terlihat tenang didalam mobil. Tapi beberapa detik kemudian empat orang pria juga berlari mengejar gadis itu.

Memang tempat ini agak sepi. Mentari menjalankan mobilnya dengan perlahan. Ia mengikuti gadis yang dikejar oleh 4 orang pria.

Gadis itu sudah terlihat sangat kelelahan, sehingga para pria yang mengejarnya pun berhasil menangkap gadis itu.

"Hahaha. Mau kemana kamu, ha?" tanya pria 1.

"Kau tidak akan bisa lepas dari kami," kata pria 2.

"Tolong. Tolong jangan apa-apa kan aku, aku masih pera*an," ucap gadis itu memelas.

"Justru itu yang kami suka," kata pria 3.

Gadis itu sudah tidak berdaya untuk melawan. Akhirnya Mentari pun keluar dari mobil dan berjalan menghampiri mereka. High heels dan pakaian s*ksi tidak menghalangi Mentari untuk berkelahi.

"Jangan keroyokan dong," tegur Mentari.

Keempat pria itu menoleh dan menghentikan aksinya untuk mengg*g*hi gadis itu.

"Siapa kamu...?" tanya pria 1.

"Wow, lebih cantik bos," ucap pria 2.

"Masa empat lawan satu, gak adil itu namanya," kompor Mentari.

"Bagaimana kalau kalian lepaskan gadis itu? Biar aku yang menjadi gantinya," tawar Mentari.

"Baik," jawab pria 1. Kemudian mereka melepaskan gadis itu. Gadis itu berlari kearah Mentari dan bersembunyi dibelakang Mentari.

"Sekarang pergilah, soal mereka biar aku yang menghadapinya," kata Mentari kepada gadis itu.

Awalnya gadis itu tidak mau pergi, karena ia juga tidak tega kalau Mentari yang menggantikan posisinya.

"Pergilah," usir Mentari. Barulah gadis itu pergi meninggalkan Mentari.

Setelah kepergian gadis itu, Mentari pun mulai melancarkan aksinya.

"Siapa yang ingin terlebih dahulu?" tanya Mentari.

Keempat pria itu saling pandang, bahkan sudah ada yang ngiler melihat lekuk tubuh Mentari. Bos mereka maju, karena ia ingin lebih dulu.

Pria itu hendak menangkap Mentari, tapi dengan cepat Mentari menghindar dan memutar tubuhnya kebelakang pria itu dan menyikut tulang rusuk pria itu.

"Aakh...." Pria itu menjerit. Yang lain sempat melongo melihat bos mereka sudah tumbang.

"Maju kalian," perintah Mentari. Mereka cuma saling pandang. Tidak ada yang berani untuk maju.

"Tunggu apalagi? Hajar perempuan itu," perintah bos mereka.

Setelah mendengar perintah dari bos mereka, mereka pun maju secara serentak.

Mentari dengan mudah menghajar mereka satu persatu.

Mentari menendang dan memukul pria tersebut.

Kemudian Mentari melakukan salto dan langsung menendang pria tersebut.

"Beruntungnya kalau bisa belajar ilmu beladiri," ucap gadis itu. Dia sebenarnya tidak pulang, tapi bersembunyi dibalik pepohonan.

"Terimakasih Tuhan, karena engkau telah memberikan pertolongan untukku," batin Mentari.

Setelah selesai menghajar orang tersebut, Mentari pun pergi dari tempat itu. Sudah dipastikan mereka ada yang patah tulang,"

Dengan kecepatan tinggi Mentari mengemudikan mobilnya. Sehingga ia segera tiba di apartemen miliknya.

"Hah .... leganya," gumam Mentari sambil menarik nafas.

Mentari akan berganti pakaian, setelah itu Mentari memulai usahanya.

Mentari masuk kedalam lift. Dan tidak sengaja bertemu seorang pria didalam lift.

"Hai," sapa pria itu.

"Mentari seolah tuli tanpa menghiraukan sapaan pria itu.

Seorang pria muda dan tampan, tapi tidak sedikitpun membuat Mentari tertarik.

"Lantai berapa?" tanya pria itu.

Mentari masih tidak menjawab. Mentari hanya menekan angka 20. Dan ternyata tujuan mereka sama.

"Lantai 20 juga? Kenalkan namaku Abiyan Santoso," ucap Abiyan memperkenalkan diri. Tapi Mentari tidak bicara sama sekali.

"Apa aku bicara dengan patung?" batin Abiyan. Setelah itu dia juga terdiam. Capek karena yang diajak bicara tidak peka.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

manteb mantari

2024-03-21

1

Siti Julaeha

Siti Julaeha

mantap coy🤙🤙🙃🙃🙃🙃🙃🙃

2024-03-20

1

syh 03

syh 03

kerennnnn 👌👌

2024-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Awal mula.
2 Mendapat masalah.
3 Dianiaya.
4 Berhasil kabur
5 Dikeluarkan dari sekolah.
6 Aku kembali.
7 Cewek dingin
8 Gadis tangguh.
9 Dibuat kagum
10 Mengobati
11 Tidak ada yang lain
12 Sembuh
13 Siapa?
14 Kembali bertemu.
15 Mendatangi rumah sakit.
16 Balas dendam selanjutnya
17 Balasan
18 Tetangga
19 Menemui Aminah.
20 Membawa Aminah kembali
21 Memang kamu siapanya?
22 Aku bukan yang dulu.
23 Aji mumpung.
24 Pembukaan.
25 Dihadang.
26 Nyonya parasit
27 Menemui Siska.
28 Tidak terbukti.
29 Semut juga bisa menggigit.
30 Hanya sentilan kecil.
31 Jangan memandang rendah.
32 Hanya sedikit pelajaran.
33 Mengamuk.
34 Seperti di teror.
35 Seperti orang linglung.
36 Permainan baru dimulai.
37 Belum kapok juga.
38 Tidak akan memberi muka.
39 Giliran selanjutnya.
40 Undangan makan siang.
41 Couple.
42 Kedatangan Jenny.
43 Balasan setimpal.
44 Kekompakan dua sahabat
45 Berbagi.
46 Bertemu musuh lama
47 Mengambil alih
48 Part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55.
56 Part 56
57 Part 57
58 part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 part 68
69 Episode 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal mula.
2
Mendapat masalah.
3
Dianiaya.
4
Berhasil kabur
5
Dikeluarkan dari sekolah.
6
Aku kembali.
7
Cewek dingin
8
Gadis tangguh.
9
Dibuat kagum
10
Mengobati
11
Tidak ada yang lain
12
Sembuh
13
Siapa?
14
Kembali bertemu.
15
Mendatangi rumah sakit.
16
Balas dendam selanjutnya
17
Balasan
18
Tetangga
19
Menemui Aminah.
20
Membawa Aminah kembali
21
Memang kamu siapanya?
22
Aku bukan yang dulu.
23
Aji mumpung.
24
Pembukaan.
25
Dihadang.
26
Nyonya parasit
27
Menemui Siska.
28
Tidak terbukti.
29
Semut juga bisa menggigit.
30
Hanya sentilan kecil.
31
Jangan memandang rendah.
32
Hanya sedikit pelajaran.
33
Mengamuk.
34
Seperti di teror.
35
Seperti orang linglung.
36
Permainan baru dimulai.
37
Belum kapok juga.
38
Tidak akan memberi muka.
39
Giliran selanjutnya.
40
Undangan makan siang.
41
Couple.
42
Kedatangan Jenny.
43
Balasan setimpal.
44
Kekompakan dua sahabat
45
Berbagi.
46
Bertemu musuh lama
47
Mengambil alih
48
Part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55.
56
Part 56
57
Part 57
58
part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
part 68
69
Episode 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!