Siapa?

.

.

.

Brandon dengan tanpa malunya langsung menghampiri Mentari.

"Hai ... Ketemu lagi," sapa Brandon.

Mentari memicingkan matanya mengingat-ingat pria itu. Padahal baru kemarin mereka bertemu didalam lift. Mentari memang kurang memperhatikan pria itu.

"Siapa?" tanya Ferdinan dengan perasaan cemburu. Mentari menggeleng.

"Gak tau, gak kenal," jawab Mentari.

"Kamu lupa sama saya? Cowok paling tampan seantero jagat raya," tanya Brandon.

"Gak penting," jawab Mentari ketus.

"Hei, kita yang ketemu di dalam lift kemarin," kata Brandon.

"Sudah jangan pedulikan, mungkin dia cuma cari perhatian saja. Bisa jadi dia playboy cap gayung," ucap Mentari.

"Cuek amat tuh cewek," batin Brandon.

"Hei, namaku Brandon. pria paling tampan sedunia," kata Brandon setengah berteriak, karena Mentari dan Ferdinan sudah sedikit menjauh.

Brandon berlari kecil kearah Mentari. Saat sudah dekat Brandon menarik tangan Mentari.

Mentari repleks memutar tubuhnya kebelakang sambil memegang tangan Brandon dan memelintirnya.

"Aaakh, aduh, aduh...." Brandon berteriak karena kesakitan. Mentari mendorong tubuh Brandon hingga terjungkal ke tanah.

Kemudian Mentari pun pergi bersama Ferdinan dan masuk kedalam lift. Sedangkan Brandon meringis menahan rasa sakit setelah dipelintir.

"G*la nih cewek, kelihatannya aja lembut tapi aslinya kasar," gumam Brandon sambil mengusap-usap pipinya yang menghantam tanah.

"Siapa dia?" tanya Ferdinan.

"Gak kenal, kemarin bertemu dalam lift. Pengen rasanya aku tonjok saat ia mengedipkan matanya," jawab Mentari.

"Lantai berapa?" tanya Ferdinan.

"20," jawab Mentari singkat.

Ferdinan pun menekan angka 20 sesuai tujuan mereka.

"Kamu beli atau sewa apartemen disini?" tanya Ferdinan.

"Beli, kebetulan aku juga punya uang. Dan rencananya aku ingin buka usaha kecil-kecilan," jawab Mentari.

"Perlu aku bantu?" tanya Ferdinan.

"Jangan dulu deh, nanti kalau aku perlu bantuanmu baru aku ngomong," jawab Mentari.

Pintu lift terbuka, dan mereka pun keluar. Mentari berjalan lebih dulu, kebetulan apartemen Mentari tidak jauh dari lift. Dilantai 20 hanya ada dua unit apartemen. Satu punya Mentari dan satunya masih kosong.

Mentari menekan kata sandi pada pintu apartemennya. Dan pintu pun terbuka.

"Mari masuk," ajak Mentari. Ferdinan pun masuk dan melihat isi apartemen tersebut.

"Bersih," kata Ferdinan. Mentari hanya tersenyum.

"Silahkan duduk, aku buatkan minuman dulu," kata Mentari. Ferdinan mengangguk.

Mentari berjalan kearah dapur, beruntung ada dispenser khusus untuk air panas dan dingin. Jadi Mentari tidak perlu repot-repot memanaskan air.

Saat Mentari sedang mengaduk kopi dalam cawan. Ada tangan kekar melingkar di pinggang nya. Mentari tidak kaget karena ia sudah tau pelakunya.

"Awas, ini panas loh," kata Mentari.

"Terimakasih," ucap Ferdinan.

"Sudahlah, sudah berada puluh kali kamu mengucapkan nya. Apa tidak bosan?" tanya Mentari. Ferdinan menggeleng.

"Puluhan ribu kali pun aku tidak akan bosan. Karena kehadiranmu memberikan terang dalam hidupku. Papa bisa sembuh, Mama kembali ceria, dan aku? Jangan ditanya," jawab Ferdinan.

"Takdir kita tidak akan ada yang tahu," kata Mentari.

"Kamu mau tolong aku gak?" tanya Mentari.

"Apa?" tanya Ferdinan balik.

"Temani aku kesuatu tempat," jawab Mentari.

"Dengan senang hati, kemana pun kamu ingin pergi aku siap mengantarkan mu," kata Ferdinan.

"Kalau begitu, minum kopi ini dulu setelah itu kita berangkat," ucap Mentari.

Ferdinan pun langsung meminum kopi tersebut. Seketika ia merasa menyemburkan nya.

"Kenapa?" tanya Mentari.

"Asin," jawab Ferdinan.

Mentari tidak kuasa menahan tawanya, saat tadi ia dipeluk oleh Ferdinan ia salah mengambil gula.

"Maaf, jangan diminum," larang Mentari.

Ferdinan menatap Mentari dalam, perlahan namun pasti Ferdinan mendekatkan bibirnya ke bibir Mentari. Mentari hanya pasrah saja saat Ferdinan menciumnya.

"Aku mencintaimu," bisik Ferdinan ditelinga Mentari.

"Aku juga," jawab Mentari.

Kini keduanya sudah bersiap-siap untuk berangkat. Mentari membawa tas ransel dan tas jinjing bermerek tentunya.

"Kok banyak bawa tas?" tanya Ferdinan.

"Ini barang penting. Laptop juga ada," jawab Mentari.

"Yuk berangkat," ajak Ferdinan.

Keduanya berjalan bergandengan tangan menuju lift. Sampai dibawah Mentari menyerahkan kunci mobil agar Ferdinan yang menyetir.

Sebelum mereka masuk kedalam mobil, mereka melihat Brandon baru keluar dari mobil, kini dia bersama Siska menuju apartemen milik Brandon.

Siska dan Brandon tidak melihat keberadaan Mentari dan Ferdinan. Saat mereka keluar dari mobil mereka tidak menoleh kearah Mentari dan Ferdinan jadi mereka tidak melihatnya.

"Itu Siska bersama cowok tadi," kata Ferdinan.

"Biarkan saja dulu, aku punya rencana lain untuk membalas mereka," jawab Mentari.

Kemudian keduanya pun berlalu dari tempat itu. Sementara Siska dan Brandon masuk kedalam gedung apartemen. Entah apa yang akan mereka lakukan disana?.

"Kita mau kemana?" tanya Ferdinan.

"TPU," jawab Mentari singkat. Ferdinan tidak bertanya lagi. karena ia sudah mengerti tujuan Mentari.

Hampir 2 jam mereka pun tiba ditempat yang mereka tuju. Ferdinan memarkirkan mobilnya ditempat parkir umum. Sementara Mentari yang turun terlebih dahulu, ia membeli bunga mawar untuk ditaburi di makam kedua orang tuanya.

"Sudah?" tanya Ferdinan. Mentari mengangguk.

Keduanya pun berjalan menyusuri lorong setapak di pemakaman tersebut. Sampailah keduanya didepan makam yang bertuliskan Julian Valentino Perwira dan Widya Magdalena Perwira.

Mentari duduk berjongkok ditepi makam tersebut, makam itu bersih karena sudah ada petugas makam yang membersihkannya.

"Pa, Ma. Kenalkan ini calon suami Tari, namanya Ferdinan Prianggoro anak dari Ferdy Prianggoro dan Marshanda Prianggoro," kata Mentari.

"Pa, aku datang ingin meminta restu dengan kalian, aku janji akan menjaga Mentari seumur hidupku," kata Ferdinan.

"Papa sama Mama tenanglah disana, Tari disini baik-baik saja," ucap Mentari.

Kemudian Mentari dan Ferdinan menabur kelopak bunga mawar diatas makam tersebut.

Mentari tidak meneteskan airmata sedikitpun. karena ia ikhlas dan tidak ingin membebani jalan kedua orang tuanya ke surga.

"Kami pamit pulang ya Pa, Ma. Lain kali aku dan Ferdinan datang lagi kesini," ucap Mentari berpamitan.

"Kamu tidak sedih?" tanya Ferdinan saat mereka meninggalkan makam tersebut.

"Sedih, tapi aku tidak ingin menangis," jawab Mentari.

"Jangan sok tegar, luapkan apa yang saat ini kau rasakan," kata Ferdinan.

"Saat ini aku hanya butuh sandaran, aku butuh bahu yang kokoh untuk menopang tubuhku," ucap Mentari.

Ferdinan langsung memeluk tubuh Mentari. Perlahan Ferdinan mengelus rambut panjangnya.

"Jadikan aku sandaranmu," kata Ferdinan.

Seketika tangis Mentari pecah. Airmata yang sudah berusaha ia tahan ternyata tidak bisa. Sekuat apapun Mentari, hatinya tetap rapuh. Mentari menangis dalam dekapan Ferdinan.

"Jangan tinggalkan aku, berjanjilah jangan tinggalkan aku," ucap Mentari sesegukan.

"Tidak akan, aku janji akan menjaga dan melindungi mu sebisa ku," ucap Ferdinan.

Mentari masih terus menangis, "ternyata aku sangat rapuh."

"Tidak, kamu gadis kuat, gadis tangguh," ucap Ferdinan.

Mentari meleraikan pelukannya dan perlahan Ferdinan menghapus airmata Mentari.

"Mulai sekarang, tidak ada lagi airmata kesedihan. Yang ada hanya airmata bahagia yang akan aku berikan kepadamu," ucap Ferdinan.

"Sekarang kita pulang," kata Ferdinan. Mentari pun mengangguk.

.

Terimakasih telah bersedia membaca novelku ini, meskipun tidak bagus.

Baca terus ya, semoga suka. Jangan lupa juga like dan komentarnya yang mungkin bisa memotivasi ku untuk terus menulis. kata-kata semangat, meskipun terdengar sederhana tapi sangat berarti buat aku. Jangan lupa juga gift serta vote kalau ada. Seikhlas kalian.

Terimakasih.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Dian Tricia

Dian Tricia

alurnya bagus banget,saya suka sekali😘

2024-03-21

1

Isabela Devi

Isabela Devi

kadang air mata bisa untuk mengungkapkan isi hati kita

2024-03-21

1

Siti Julaeha

Siti Julaeha

keren nopel nya/Slight//Drool//Drool//Drool//Drool/

2024-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula.
2 Mendapat masalah.
3 Dianiaya.
4 Berhasil kabur
5 Dikeluarkan dari sekolah.
6 Aku kembali.
7 Cewek dingin
8 Gadis tangguh.
9 Dibuat kagum
10 Mengobati
11 Tidak ada yang lain
12 Sembuh
13 Siapa?
14 Kembali bertemu.
15 Mendatangi rumah sakit.
16 Balas dendam selanjutnya
17 Balasan
18 Tetangga
19 Menemui Aminah.
20 Membawa Aminah kembali
21 Memang kamu siapanya?
22 Aku bukan yang dulu.
23 Aji mumpung.
24 Pembukaan.
25 Dihadang.
26 Nyonya parasit
27 Menemui Siska.
28 Tidak terbukti.
29 Semut juga bisa menggigit.
30 Hanya sentilan kecil.
31 Jangan memandang rendah.
32 Hanya sedikit pelajaran.
33 Mengamuk.
34 Seperti di teror.
35 Seperti orang linglung.
36 Permainan baru dimulai.
37 Belum kapok juga.
38 Tidak akan memberi muka.
39 Giliran selanjutnya.
40 Undangan makan siang.
41 Couple.
42 Kedatangan Jenny.
43 Balasan setimpal.
44 Kekompakan dua sahabat
45 Berbagi.
46 Bertemu musuh lama
47 Mengambil alih
48 Part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55.
56 Part 56
57 Part 57
58 part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 part 68
69 Episode 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal mula.
2
Mendapat masalah.
3
Dianiaya.
4
Berhasil kabur
5
Dikeluarkan dari sekolah.
6
Aku kembali.
7
Cewek dingin
8
Gadis tangguh.
9
Dibuat kagum
10
Mengobati
11
Tidak ada yang lain
12
Sembuh
13
Siapa?
14
Kembali bertemu.
15
Mendatangi rumah sakit.
16
Balas dendam selanjutnya
17
Balasan
18
Tetangga
19
Menemui Aminah.
20
Membawa Aminah kembali
21
Memang kamu siapanya?
22
Aku bukan yang dulu.
23
Aji mumpung.
24
Pembukaan.
25
Dihadang.
26
Nyonya parasit
27
Menemui Siska.
28
Tidak terbukti.
29
Semut juga bisa menggigit.
30
Hanya sentilan kecil.
31
Jangan memandang rendah.
32
Hanya sedikit pelajaran.
33
Mengamuk.
34
Seperti di teror.
35
Seperti orang linglung.
36
Permainan baru dimulai.
37
Belum kapok juga.
38
Tidak akan memberi muka.
39
Giliran selanjutnya.
40
Undangan makan siang.
41
Couple.
42
Kedatangan Jenny.
43
Balasan setimpal.
44
Kekompakan dua sahabat
45
Berbagi.
46
Bertemu musuh lama
47
Mengambil alih
48
Part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55.
56
Part 56
57
Part 57
58
part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
part 68
69
Episode 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!