Mendapat masalah.

.

.

.

Ferdinan mengikuti Mentari hingga kerumahnya. Rumah kecil yang ia beli dengan uang peninggalan orang tuanya. Itupun sudah sangat bersyukur bagi Mentari.

"Ini rumahmu?" tanya Ferdinan. Mentari mengangguk.

"Jelek dan kecil," jawab Mentari.

"Gak apa-apa yang penting ada tempat berteduh," ucap Ferdinan.

"Terimakasih, ya. Sudah mau mengikuti aku sampai sini," ucap Mentari.

"Iya. Sama-sama, aku pulang," pamit Ferdinan.

"Fer!" panggil Mentari. Ferdinan menghentikan langkahnya kemudian menoleh.

"Untuk mu," ujar Mentari. Lalu memberikan kotak berisi kue yang ia bawa tadi.

"Kalau mau, makanlah. Kalau tidak mau, buang saja," ucap Mentari.

"Terimakasih," ucap Ferdinan.

"Aku pulang," katanya berpamitan. Mentari mengangguk.

Setelah itu Ferdinan pun pergi tanpa menoleh lagi. Mentari memilih masuk kedalam rumah.

"Sepertinya dia pria yang baik," gumam Mentari.

Kemudian iapun melaksanakan pekerjaannya, yaitu membereskan rumah dan sebagainya. Baru setelah itu ia mandi dan beristirahat.

Ferdinan tiba di mansion. Ia turun dari motornya yang sudah terparkir.

"Sudah pulang?" tanya Marshanda mamanya Ferdinan.

"Hmmm," jawab Ferdinan.

"Ya sudah langsung mandi sana, setelah itu kita makan," ucap Marshanda.

Ferdinan menyerahkan kotak berisi kue pemberian Mentari. Marshanda pun membukanya.

"Kamu beli, sayang?" tanya Marshanda.

"Seseorang memberikannya kepadaku Ma," jawab Ferdinan tanpa menoleh. Karena ia sudah berjalan menaiki tangga.

Marshanda tersenyum melihat putranya sudah mau berteman dengan seseorang. Karena yang ia tau, putranya sulit sekali bergaul dengan orang lain. Bahkan teman pria sekalipun.

Marshanda mengambil satu dan mencicipinya, "enak."

Satu kata yang keluar dari mulut wanita berusia 38 tahun itu. Tapi bila dilihat dia seperti baru berusia 20an tahun.

Bila ia berjalan dengan putranya, orang mengira bahwa mereka adalah kakak adik.

Ferdinan meletakkan tas miliknya diatas ranjang, ia berbaring sejenak diatas ranjang tersebut. Tangannya ia rentangkan keatas.

"Aneh. Kok aku bisa nyaman bila berdekatan dengannya," gumam Ferdinan.

Oya. Alasan Ferdinan menolak setiap perempuan dekat dengannya. Karena ia mengidap suatu penyakit kulit yang tidak bisa bersentuhan dengan perempuan. Sebab itulah ia menjadi tertutup pada orang disekitarnya.

Ferdinan tersenyum, kemudian secara perlahan-lahan matanya pun terpejam. Sementara sang mama yang sudah menunggu untuk makan pun merasa heran. Karena sudah hampir satu jam Ferdinan belum juga keluar dari kamarnya.

Marshanda yang penasaran pun segera kekamar putranya. Marshanda hanya menggeleng kepala saat melihat putranya tertidur tanpa melepas sepatu dan pakaian seragam sekolah.

Marshanda tidak ingin mengganggu pun segera kembali ke meja makan. Tadinya ia ingin makan bersama putranya. Tapi tidak jadi.

Sementara Mentari sedang menemui Bu Aminah untuk melihat jualan kuenya.

"Ehh. Nak Mentari," ucap Bu Aminah.

"Bagaimana Bu? Apa kuenya laku?" tanya Mentari.

"Laku atuh, Nak. Wong kuenya uenak kok," jawab Bu Aminah.

"Alhamdulillah ya Bu," ucap Mentari.

"Iya. Besok dibanyakin ya, Nak. Baru 2 jam saja kuenya sudah ludes semua," kata Bu Aminah sembari menyerahkan uang hasil penjualan kue tersebut.

"InsyaAllah Bu," ucap Mentari.

"Kalau begitu aku mau belanja, Bu," ucap Mentari.

"Silahkan ambil sendiri, kalau tidak cukup uang bisa ngutang dulu," kata Bu Aminah.

Mentari tersenyum. Ia merasa bersyukur dipertemukan dengan orang baik seperti Bu Aminah.

Setelah selesai belanja, Mentari pulang kerumahnya.

Keesokan harinya seperti biasa, Mentari mengantar kue sebelum pergi ke sekolah. Kali ini ia membuat kue lebih banyak dari kemarin. Setelah itu baru ia pergi kesekolah dengan sepeda yang selalu menemaninya kemana-mana.

Sementara di mansion keluarga Prianggoro. Ferdinan sedang sarapan bersama keluarganya.

"Fer, teman kamu beli dimana kue yang kemarin?" tanya Marshanda.

"Dia bikin sendiri Ma," jawab Ferdinan.

"Kue?" tanya Ferdy sang papa.

"Yang semalam Papa makan itu loh," jawab Marshanda.

"Masih ada Ma?" tanya Ferdinan.

"Kalau gak salah masih ada satu didalam kulkas," jawab Marshanda.

Ferdinan pun bangkit dari duduknya dan berjalan kearah kulkas. Ia melihat ada satu potong kue, dan mencicipinya.

"Ternyata memang enak, pantas saja Mama suka. Dan tidak terlalu manis, lumer di mulut," gumam Ferdinan. Lalu melahap habis kue tersebut.

Ferdinan pun berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi kesekolah. Dengan mengendarai motor, Ferdinan menancap gas agar secepatnya tiba di sekolah.

"Lima menit lagi pintu gerbang akan tertutup," gumam Ferdinan saat ia sudah tiba disekolah.

Kebetulan Mentari pun baru selesai menyimpan sepedanya. Beberapa pasang mata melihat keduanya dari kejauhan.

"Kue pemberianmu enak. Terimakasih," ucap Ferdinan saat keduanya ingin masuk.

"Mamaku dan Papaku juga suka," ucap Ferdinan lagi.

"Syukur deh kalau begitu. Aku pikir orang kaya seperti kalian tidak menyukainya," ujar Mentari.

"Awas saja loe cewek miskin," ucap Siska sambil mengepalkan tangannya.

"Bagaimana kalau nanti pulang sekolah kita kerjain dia," usul Aprilia.

"Ide bagus, mari masuk kelas," ajak Siska.

"Dia tidak tahu berurusan dengan siapa?" tanya Priscilla.

"Yang pasti, dia akan mendapat masalah bila berurusan dengan gue," jawab Siska.

Siska tersenyum sinis. Banyak rencana jahat bersarang di otaknya.

Bel sekolah pun berbunyi pertanda akan segera dimulai pelajaran. Siswa siswi segera masuk kedalam kelas masing-masing. Hanya Mentari yang masuk terlebih dahulu.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa Bu Fitri.

"Selamat pagi Bu guru," jawab mereka serentak.

"Hari ini kita ujian dadakan," kata Bu Fitri.

"Huuuu" teriak mereka semua. Hanya dua orang yang terdiam, yaitu Ferdinan dan Mentari.

"Jangan bilang kalian tidak belajar," kata Bu Fitri.

"Ibu tidak bilang kemarin-kemarin," ucap siswa 1.

"Haruskah Ibu bilang dulu baru kalian mau belajar?" tanya Bu Fitri.

"Bukan begitu Bu, setidaknya kalau Ibu kasih tau. Kita bisa siap-siap," ucap siswa 2.

"Baiklah, sekarang kalian kerja soalan yang sudah Ibu bagikan, Ibu beri kalian waktu 90 menit dari sekarang," ucap Bu Fitri.

"Baik Bu," jawab mereka serentak.

Mentari pun mulai fokus menjawab soalan yang diberikan oleh Bu Fitri.

"Aku harus semangat," gumam Mentari dengan pelan, agar tidak terdengar murid lain.

Ferdinan sesekali menoleh ke Mentari. Hal itu tidak luput dari pantauan Siska dan kedua temannya.

"Awas saja loe cewek s*alan, akan gue buat loe dikeluarkan dari sekolah ini," batin Siska sambil mengepalkan tangannya kuat dibawah meja.

"Loe sudah menarik perhatian cowok gue, maka bersiaplah untuk menerima balasan dari gue," batin Siska lagi.

Akhirnya Siska tidak fokus dalam pelajaran. Karena di otaknya hanya tersimpan rencana-rencana jahat.

Waktu satu jam sudah terlewati, Siska belum menjawab satupun soalan yang diberikan oleh guru. Hanya karena ia anak pemilik sekolah ini. Jadi tidak ada yang berani menegurnya. Para guru masih sayang dengan pekerjaan mereka.

Mentari sudah selesai menjawab semuanya, sekarang ia ingin menyerahkan kertas jawaban ke meja guru. Di susul oleh Ferdinan yang juga sudah selesai.

Waktu berlalu, hingga kini jam pelajaran sudah usai. Mereka semua bersiap-siap untuk pulang.

Saat tiba di tempat parkir, seseorang memukul Mentari dari belakang. Hingga tidak sadarkan diri.

.

Kalau suka dukung ya. Semoga kalian semua tidak kecewa. Maklum saja aku ini baru belajar.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

ko jahat banget

2024-05-10

1

Rianti Dumai

Rianti Dumai

mesti'a mentari punya ilmu beladiri'a Thor,,,

2024-03-04

1

Riza Atty

Riza Atty

jangan terlalu di siksa mentarinya

2024-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula.
2 Mendapat masalah.
3 Dianiaya.
4 Berhasil kabur
5 Dikeluarkan dari sekolah.
6 Aku kembali.
7 Cewek dingin
8 Gadis tangguh.
9 Dibuat kagum
10 Mengobati
11 Tidak ada yang lain
12 Sembuh
13 Siapa?
14 Kembali bertemu.
15 Mendatangi rumah sakit.
16 Balas dendam selanjutnya
17 Balasan
18 Tetangga
19 Menemui Aminah.
20 Membawa Aminah kembali
21 Memang kamu siapanya?
22 Aku bukan yang dulu.
23 Aji mumpung.
24 Pembukaan.
25 Dihadang.
26 Nyonya parasit
27 Menemui Siska.
28 Tidak terbukti.
29 Semut juga bisa menggigit.
30 Hanya sentilan kecil.
31 Jangan memandang rendah.
32 Hanya sedikit pelajaran.
33 Mengamuk.
34 Seperti di teror.
35 Seperti orang linglung.
36 Permainan baru dimulai.
37 Belum kapok juga.
38 Tidak akan memberi muka.
39 Giliran selanjutnya.
40 Undangan makan siang.
41 Couple.
42 Kedatangan Jenny.
43 Balasan setimpal.
44 Kekompakan dua sahabat
45 Berbagi.
46 Bertemu musuh lama
47 Mengambil alih
48 Part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55.
56 Part 56
57 Part 57
58 part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 part 68
69 Episode 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal mula.
2
Mendapat masalah.
3
Dianiaya.
4
Berhasil kabur
5
Dikeluarkan dari sekolah.
6
Aku kembali.
7
Cewek dingin
8
Gadis tangguh.
9
Dibuat kagum
10
Mengobati
11
Tidak ada yang lain
12
Sembuh
13
Siapa?
14
Kembali bertemu.
15
Mendatangi rumah sakit.
16
Balas dendam selanjutnya
17
Balasan
18
Tetangga
19
Menemui Aminah.
20
Membawa Aminah kembali
21
Memang kamu siapanya?
22
Aku bukan yang dulu.
23
Aji mumpung.
24
Pembukaan.
25
Dihadang.
26
Nyonya parasit
27
Menemui Siska.
28
Tidak terbukti.
29
Semut juga bisa menggigit.
30
Hanya sentilan kecil.
31
Jangan memandang rendah.
32
Hanya sedikit pelajaran.
33
Mengamuk.
34
Seperti di teror.
35
Seperti orang linglung.
36
Permainan baru dimulai.
37
Belum kapok juga.
38
Tidak akan memberi muka.
39
Giliran selanjutnya.
40
Undangan makan siang.
41
Couple.
42
Kedatangan Jenny.
43
Balasan setimpal.
44
Kekompakan dua sahabat
45
Berbagi.
46
Bertemu musuh lama
47
Mengambil alih
48
Part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55.
56
Part 56
57
Part 57
58
part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
part 68
69
Episode 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!