Kembali bertemu.

.

.

.

Ferdinan pun membawa Mentari masuk kedalam mobil. Setelah membukakan pintu dan mempersilahkan Mentari untuk masuk. Ferdinan pun mengitari mobil kekursi kemudi.

"Bagaimana? Sudah agak baikan?" tanya Ferdinan. Mentari mengangguk.

Ferdinan pun menghidupkan mesin mobilnya dan mulai bergerak meninggalkan tempat itu. Sesekali Ferdinan melihat kearah Mentari yang ternyata sudah tertidur.

"Aku janji, tidak akan membuatmu sedih lagi," gumam Ferdinan. Ferdinan menghentikan mobilnya dipinggir jalan, ia membenarkan posisi kursi agar lebih nyaman untuk Mentari tidur. Kemudian Ferdinan mengecup kening Mentari serta bibirnya.

Entah kenapa bibir itu menjadi candu untuknya. Kemudian Ferdinan tersenyum lalu meneruskan perjalanan.

Sementara di apartemen...

"Bagaimana permainanku?" tanya Brandon.

"Loe benar-benar hebat. Gua suka," jawab Siska sambil mengelus pipi Brandon. Brandon tersenyum.

"Lanjut yuk," ajak Brandon. Siska tersenyum dan mengangguk.

"Tidak ada wanita yang bisa menolak pesonaku," batin Brandon disela-sela permainannya.

Selang satu jam keduanya sudah terkapar ditempat tidur.

"Mau mandi bersama?" tanya Brandon.

"Nanti saja, gua masih capek," jawab Siska.

Tapi Brandon tidak peduli terus mengangkat tubuh Siska. Siska memekik tapi sedetik kemudian Siska melingkarkan tangannya dileher Brandon.

"Nakal banget sih," ucap Siska dengan nada dibuat-buat manja.

"Habisnya kamu gemesin sih," kata Brandon. Kemudian meletakkan Siska didalam bathtub yang sebelumnya sudah diisi air dan sabun.

Keduanya bukan hanya sekedar mandi tapi juga bermain didalam bathtub tersebut.

"Aku dengan semua yang ada padamu," ucap Brandon. Kata-kata yang sering ia ucapkan saat bersama wanita.

"Gua juga," kata Siska.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Keduanya pun keluar dari dalam apartemen milik Brandon.

Saat diparkiran, sekali lagi mereka dipertemukan. Kali ini Siska yang terlebih dahulu melihat Mentari bersama Ferdinan.

"S*al, ternyata anak itu muncul kembali, lihat saja, apa yang akan gua lakuin kepadanya," batin Siska. Tangannya sudah terkepal erat.

"Ternyata kalian benar-benar punya hubungan?" tanya Siska saat ia mendekati Mentari dan Ferdinan.

Mentari tidak menjawab, dan hanya menoleh ke Ferdinan.

"Kalau iya kenapa?" tanya Ferdinan.

"Gua akan buat loe hancur, dan gua akan sebarin foto loe," ancam Siska.

"Bagaimana dengan ini?" tanya Mentari memperlihatkan video Siska bersama beberapa orang pria.

"Darimana loe dapat video itu?" tanya Siska gelagapan.

"Itu tidak penting," jawab Mentari.

Ya diam-diam Mentari sudah mencari tahu tentang Siska dan kesehariannya. Tapi siapa sangka, Mentari mendapatkan video tersebut.

"Loe ....." Tunjuk Siska pada Mentari.

Kemudian Siska maju hendak menampar Mentari. Tapi dengan cepat Mentari menangkap tangan itu dan memelintirnya.

"Aww...!" Jerit Siska saat tangannya dipelintir.

"Aku bukan Mentari yang dulu yang gampang kalian tindas," ucap Mentari sambil berbisik ditelinga Siska.

Siska seketika merinding melihat raut wajah Mentari yang berubah seperti penuh dendam.

"Apa benar dia Mentari? Mengapa sekarang begitu menyeramkan," batin Siska.

"Aku bisa saja menghancurkan sekarang. Tapi itu kurang seru. Aku ingin main-main terlebih dahulu. Semua orang yang telah membully aku dulu akan menerima balasan yang sama denganku," bisik Mentari ditelinga Siska.

Kraak ... Suara retakan tulang terdengar, membuat Ferdinan juga merasa ngeri.

"Aaaaaakkh...!" Teriakkan Siska melengking membuat Brandon bergidik melihatnya.

"Ini belum seberapa," ucap Mentari menendang paha Siska.

Sekali lagi Siska menjerit kesakitan. Bukan hanya itu, Mentari juga mematahkan sebelah kaki Siska. Hingga Siska tidak sadarkan diri.

Mentari mengeluarkan jarum perak dan menusukkan jarum tersebut dikepala Siska. 10 menit kemudian Mentari mencabut jarum tersebut.

Kemudiaan Mentari menghampiri Brandon yang masih terlihat pucat. Mentari dengan mudahnya menusukkan jarum tersebut dikepala Brandon. Dan seketika Brandon tidak sadarkan diri.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Ferdinan saat mendekati Mentari.

"Membuat ia melupakan kejadian beberapa menit yang lalu," jawab Mentari santai.

"Mari pergi," ajak Mentari.

Tapi sebelum itu ia menghubungi Ambulans untuk segera datang. Kemudian Mentari dan Ferdinan masuk kedalam apartemen. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Apa saja kegunaan jarum perak itu?" tanya Ferdinan yang memang tidak tahu tentang jarum akupunktur tersebut.

"Banyak. Boleh dibilang multifungsi," jawab Mentari. Dan dibalas anggukan oleh Ferdinan. Kini mereka sudah berada didalam apartemen milik Mentari.

"Aku harus secepatnya bertindak," ucap Mentari.

"Kamu berhati-hati, ya. Aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa," kata Ferdinan.

"Tenang saja, aku bisa jaga diri kok, aku bukan Mentari yang dulu yang lemah dan tertindas," ucap Mentari.

Ferdinan segera memeluk Mentari dari samping. Karena posisi mereka saat ini sedang duduk berdampingan di sofa.

"Aku mencintaimu," ucap Ferdinan. Mentari mengangguk.

"Aku juga mencintaimu," jawab Mentari.

"Oya, aku masak dulu ya. Pasti kamu sudah lapar. Mau kopi?" tanya Mentari.

"Mau, tapi jangan asin lagi, ya," jawab Ferdinan. Seketika Mentari tertawa dan itu menular ke Ferdinan.

Mentari pergi kedapur, pertama-tama ia membuatkan kopi untuk Ferdinan. Setelah itu iapun mulai memasak untuk mereka makan siang. Sebenarnya sudah terlewat, karena sudah menjelang sore.

Sementara Siska dan Brandon dibawa kerumah sakit. Saat Brandon sadar ia tidak mengingat kejadian barusan. Yang ia ingat hanya sebelum mereka bertemu dengan Mentari dan Ferdinan, saat ia membawa Siska ke apartemen miliknya dan bercinta disana.

"Apa yang terjadi?" tanya Satrio saat mendapat kabar bahwa putrinya masuk rumah sakit. Brandon pun tidak bisa menjawab. Karena ia memang tidak mengingat kejadian itu.

"Saya tidak tahu Om, yang saya ingat, saya dan Siska bercinta di apartemenku," jawab Brandon.

Plaak ... Satu tamparan mendarat dipipi Brandon. Brandon sampai memalingkan wajahnya kearah lain.

"Om, saya sungguh tidak ingat kejadian itu, saat saya sadar sudah berada disini," jawab Brandon merasa tidak terima diperlakukan seperti itu.

"Lalu bagaimana putriku bisa patah tulang? Kaki dan tangannya patah...!" tanya Satrio sambil membentak Brandon.

"Cctv," ucap Brandon tiba-tiba.

Satrio pun menghubungi bawahannya untuk meminta rekaman cctv tentang kejadian beberapa jam yang lalu.

Setengah jam kemudian, Satrio menerima rekaman cctv di apartemen tersebut. Satrio memicingkan matanya karena tidak ada yang berlaku. Semua nampak tenang-tenang saja. Tidak ada yang mencurigakan, tidak ada kegaduhan sama sekali.

"Aneh," gumam Satrio setelah melihat rekaman cctv tersebut.

"Tidak ada apa-apa yang terjadi, tapi kenapa putriku seperti ini?" batin Satrio.

Satrio kebingungan, ingin lapor polisi saksi dan bukti tidak ada. Sedangkan Brandon juga tidak terlibat.

"Aaahh...." Satrio membanting ponselnya kelantai.

Sehingga ponsel yang tidak bersalah pun menjadi korban. Dokter dan suster datang saat mendengar teriakkan tersebut.

"Ada apa?" tanya dokter.

"Tidak ada apa-apa," jawab Satrio.

Dokter melihat ponsel dilantai yang sudah pecah pun hanya bisa menghela nafas. Sebagai seorang dokter, ia harus ekstra sabar dalam menghadapi orang-orang seperti Satrio.

"Maaf, Tuan. Kalau bisa jangan berteriak. Karena ini rumah sakit, nanti mengganggu pasien lain," ucap dokter dengan hati-hati.

"Jangan mengajari ku. Lakukan saja pekerjaanmu," kata Satrio dengan angkuhnya.

"Baik, saya permisi," ucap dokter itu dengan nada sopan.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

Jessica & satrio msh ada balasan lain

2024-04-30

1

Isabela Devi

Isabela Devi

itu baru sedikit Jessica

2024-03-21

1

X'tine

X'tine

lest's play Satrio... wkwkwk... dari anakmu dulu baru dirimu...

2024-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula.
2 Mendapat masalah.
3 Dianiaya.
4 Berhasil kabur
5 Dikeluarkan dari sekolah.
6 Aku kembali.
7 Cewek dingin
8 Gadis tangguh.
9 Dibuat kagum
10 Mengobati
11 Tidak ada yang lain
12 Sembuh
13 Siapa?
14 Kembali bertemu.
15 Mendatangi rumah sakit.
16 Balas dendam selanjutnya
17 Balasan
18 Tetangga
19 Menemui Aminah.
20 Membawa Aminah kembali
21 Memang kamu siapanya?
22 Aku bukan yang dulu.
23 Aji mumpung.
24 Pembukaan.
25 Dihadang.
26 Nyonya parasit
27 Menemui Siska.
28 Tidak terbukti.
29 Semut juga bisa menggigit.
30 Hanya sentilan kecil.
31 Jangan memandang rendah.
32 Hanya sedikit pelajaran.
33 Mengamuk.
34 Seperti di teror.
35 Seperti orang linglung.
36 Permainan baru dimulai.
37 Belum kapok juga.
38 Tidak akan memberi muka.
39 Giliran selanjutnya.
40 Undangan makan siang.
41 Couple.
42 Kedatangan Jenny.
43 Balasan setimpal.
44 Kekompakan dua sahabat
45 Berbagi.
46 Bertemu musuh lama
47 Mengambil alih
48 Part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55.
56 Part 56
57 Part 57
58 part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 part 68
69 Episode 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal mula.
2
Mendapat masalah.
3
Dianiaya.
4
Berhasil kabur
5
Dikeluarkan dari sekolah.
6
Aku kembali.
7
Cewek dingin
8
Gadis tangguh.
9
Dibuat kagum
10
Mengobati
11
Tidak ada yang lain
12
Sembuh
13
Siapa?
14
Kembali bertemu.
15
Mendatangi rumah sakit.
16
Balas dendam selanjutnya
17
Balasan
18
Tetangga
19
Menemui Aminah.
20
Membawa Aminah kembali
21
Memang kamu siapanya?
22
Aku bukan yang dulu.
23
Aji mumpung.
24
Pembukaan.
25
Dihadang.
26
Nyonya parasit
27
Menemui Siska.
28
Tidak terbukti.
29
Semut juga bisa menggigit.
30
Hanya sentilan kecil.
31
Jangan memandang rendah.
32
Hanya sedikit pelajaran.
33
Mengamuk.
34
Seperti di teror.
35
Seperti orang linglung.
36
Permainan baru dimulai.
37
Belum kapok juga.
38
Tidak akan memberi muka.
39
Giliran selanjutnya.
40
Undangan makan siang.
41
Couple.
42
Kedatangan Jenny.
43
Balasan setimpal.
44
Kekompakan dua sahabat
45
Berbagi.
46
Bertemu musuh lama
47
Mengambil alih
48
Part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55.
56
Part 56
57
Part 57
58
part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
part 68
69
Episode 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!