Dianiaya.

.

.

.

Mentari membuka matanya. Ia menatap sekeliling dan merasa asing.

"Ini dimana? Tadi aku diparkiran untuk mengambil sepeda. Mengapa ada disini?" batin Mentari.

"Sudah sadar loe?" tanya Siska. Ketiganya pun mendekat kearah Mentari yang masih terlihat lemah.

"Apa yang kalian lakukan kepadaku?" tanya Mentari.

"Hahaha. Pertanyaan macam apa itu?" tanya Aprilia.

"Dengar ya cewek kismin. Mulai sekarang loe jauhi cowok gua, Ferdinan. Kalau tidak, loe terima sendiri akibatnya," ancam Siska.

"Tapi aku tidak pernah dekat-dekat dengan Ferdinan. Aku hanya secara tidak sengaja bertemu dengannya dan jalan bersama. Itupun tidak terlalu dekat," jawab Mentari.

"Aku tidak peduli, yang penting jauhi Ferdinan, mengerti...!" Bentak Siska.

"Hajar aja Sis," ucap Priscilla mengompori.

Siska kemudian menjambak rambut Mentari. Dan membenturkan kepalanya Kedinding gudang tersebut. Kening Mentari pun berdarah. Kembali ia tidak sadarkan diri.

Siska dan kedua sahabatnya pun pergi dari tempat itu.

Sementara Ferdinan sedang menunggu Mentari diparkiran. Ia melihat sepeda Mentari masih ada disitu. Dan tidak bergerak sama sekali. Ferdinan yakin kalau Mentari belum pulang.

Ferdinan kembali masuk kekelas. Dan tidak mendapati siapa-siapa disana. Ferdinan kembali ketempat parkir. Dan menemukan tas milik Mentari tergeletak ditanah.

"Apa yang terjadi dengan Mentari? Tadi aku tinggal sebentar ke toilet, tapi dia sudah tidak ada," batin Ferdinan.

Ferdinan mencoba menghubungi Mentari, tapi ia baru sadar tidak mempunyai kontak Mentari.

"Dimana kamu sebenarnya, Mentari?" batin Ferdinan.

Ponsel Ferdinan pun berdering pertanda panggilan masuk. Ferdinan melihat ponselnya yang ternyata dari sang Mama.

"Halo Ma," jawab Ferdinan.

"Halo sayang, cepat kerumah sakit. Papamu kecelakaan," ucap Marshanda dengan nada gemetar.

"Baik Ma, Mama tenang saja ya, Papa tidak akan kenapa-kenapa," ucap Ferdinan.

Ferdinan pun segera pergi kerumah sakit. Tas Mentari pun ikutan dia bawa. Ferdinan seperti orang gila membawa motornya. Dengan kecepatan tinggi tanpa menghiraukan bahaya yang mungkin bisa saja menimpa dirinya.

"Bagaimana keadaan Papa, Ma?" tanya Ferdinan saat sudah berada di rumah sakit.

"Belum tau, dokter masih memeriksanya didalam," jawab Marshanda yang masih menangis sesenggukan.

Ferdinan pun memeluk Mamanya dan berusaha untuk menenangkan nya.

"Mama tenang saja, ya. Papa akan baik-baik saja," ucap Ferdinan sambil mengusap lembut pundak sang Mama.

"Kemana sebenarnya Mentari? Apa yang terjadi padanya?" batin Ferdinan.

Dalam pikirannya masih memikirkan nasib Mentari, yang belum ia ketahui sekarang ada dimana?.

"Fer!" panggil Marshanda. Tapi Ferdinan seperti tidak mendengar.

Marshanda meleraikan pelukannya. Dan melepaskan diri dari pelukan putranya itu.

"Ferdinan!" panggil Marshanda lagi.

"Ah, ya Tari, ada apa?" tanya Ferdinan.

"Siapa Tari, Nak?" tanya Marshanda curiga.

"Bukan ... Bukan siapa-siapa," jawab Ferdinan mengalihkan pandangannya kearah lain.

Marshanda semakin curiga melihat tingkah anaknya itu. karena tidak biasanya dia seperti itu.

"Ada apa sebenarnya? Bicara sama Mama," tanya Marshanda.

"Sebenarnya Mentari murid baru di sekolah kami, dan aku merasa nyaman berdekatan dengannya. Tapi tadi saat aku pergi ke toilet. Saat aku kembali ke parkiran, dia sudah tidak ada. Sementara sepedanya masih ada dan tas nya tergeletak ditanah," jawab Ferdinan.

"Kamu menyukai nya?" tanya Marshanda.

"Mama?!"

Marshanda tersenyum, "Mama yakin kalau kamu menyukainya," jawab Marshanda.

"Sudahlah, gak usah dibahas. lebih baik kita fokus pada keselamatan Papa," ucap Ferdinan. Padahal pikirannya tidak bisa menghilang dari memikirkan Mentari.

Pintu ruang operasi pun terbuka. Karena keadaan pasien cukup parah, jadi langsung dibawa keruangan operasi.

"Bagaimana keadaan Papa saya dok?" tanya Ferdinan.

"Alhamdulillah, Pak Ferdy selamat. Dan operasinya berjalan lancar. Karena kepalanya terbentur dengan keras membuat ia harus dioperasi," jawab dokter.

"Syukurlah," jawab Ferdinan dan Marshanda berbarengan.

"Oya, tolong diurus administrasi nya, karena sebentar lagi Pak Ferdy akan dipindahkan keruang perawatan," ucap dokter tersebut.

Ferdinan langsung kebagian administrasi, untuk mengurus biayanya.

"Fer, sebaiknya kamu pulang saja dulu, biar Mama yang menjaga Papamu," kata Marshanda.

"Tapi Ma ...."

"Bilang pada pelayan untuk menyiapkan pakaian ganti untuk Papa dan Mama," potong Marshanda.

Ferdinan tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah mamanya. Ferdinan pun pulang ke mansion dengan pikiran yang masih tertuju kepada Mentari.

"Mengapa pikiran ku selalu padanya?" batin Ferdinan.

"Mentari sebenarnya apa yang terjadi padamu?" batin Ferdinan.

Ferdinan pulang ke mansion dengan mengendarai motornya.

Saat diperjalanan, hampir saja ia tertabrak mobil karena pikirannya kurang fokus.

"Aish, ada apa denganku," gumam Ferdinan.

Kemudian ia melanjutkan perjalanan menuju mansion. Setibanya di mansion. Ferdinan buru-buru masuk kedalam rumah.

"Bik...." panggil Ferdinan dengan berteriak.

"Iya tuan muda, ada apa?" tanya pelayan yang bernama Darsih.

"Bik, tolong siapkan pakaian untuk Papa dan Mama, sekarang," perintah Ferdinan.

"Baik tuan muda, saya akan siapkan," jawab Darsih.

Ferdinan kemudian naik keatas kekamarnya. Ia ingin mandi, setelah itu baru kembali ke rumah sakit.

Sementara didalam gudang...

Siska dan kedua temannya datang lagi, mereka menyiksa Mentari dengan brutal. Jeritan kesakitan menggema diruangan itu.

"Apa salahku pada kalian? Mengapa kalian memperlakukan aku seperti ini?" tanya Mentari.

Tapi ketiga gadis itu seperti kesetanan, mereka terus menyiksa Mentari.

"Salahmu adalah, karena kamu dekat dengan Ferdinan," ucap Siska sambil mencengkram erat rahang Mentari.

"Akh...." jerit Mentari. Mentari hanya bisa menangis.

Ia teringat lagi saat disekolah yang terdahulu. Ia juga di bully hampir setiap hari oleh rekan sekelasnya.

"Ya Tuhan, mengapa nasibku seperti ini? Aku tidak minta terlahir seperti ini Tuhan," batin Mentari.

"Kau cabut saja nyawaku Tuhan, jangan siksa aku seperti ini. Aku tidak sanggup," batin Mentari.

Semua itu hanya bisa Mentari ungkapkan dalam hati. Ia sendiri tidak tahu salahnya apa? Mengapa setiap ia bersekolah selalu diperlakukan seperti ini?.

Karena sudah tidak sanggup lagi. Mentari pun pingsan. Siska dan kedua temannya terlihat sangat senang.

"Mari kita pergi," ajak Siska. Ketiganya pun pergi dari tempat itu.

Disisi lain...

Ferdinan baru selesai mandi. Saat ini ia sedang berpakaian santai. Dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit lagi.

Ferdinan pun keluar dari kamarnya, dan berjalan menuruni tangga.

"Bik!" panggil Ferdinan.

"Iya tuan muda," sahut Darsih.

"Apa sudah siap semua?" tanya Ferdinan.

"Sudah, tuan muda. Saya simpan diruang tamu," jawab Darsih.

"Oya bik. Malam ini saya tidak pulang. Saya akan menunggu papa dirumah sakit," kata Ferdinan.

"Baik, tuan muda," ucap Darsih.

Ferdinan pun kembali ke rumah sakit. Kali ini ia mengendarai mobil sport miliknya.

Setelah keluar dari gerbang, Ferdinan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sehingga tidak butuh waktu lama ia sudah datang ke rumah sakit.

Ferdinan masuk tanpa mengetuk pintu. Dilihatnya sang Mama sedang duduk dikursi dekat ranjang rumah sakit.

Kepalanya disandarkan disisi ranjang tersebut. Tangannya mengelus-elus lengan suaminya.

"Bagaimana keadaan Papa?"

.

Baca ini harus sedikit bersabar. Karena dari awal pemeran wanitanya lemah. Tapi nanti dia akan menjadi kuat. Demi untuk membalaskan dendamnya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

Berharap Thor jadikan Mentari wanita yang tangguh lagi jenius Serta untouchable women.

2024-03-30

2

Siti Julaeha

Siti Julaeha

kasihan mentari selalu bully biar sabar

2024-03-20

1

Pendi

Pendi

jancok author cari sensasi

2024-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula.
2 Mendapat masalah.
3 Dianiaya.
4 Berhasil kabur
5 Dikeluarkan dari sekolah.
6 Aku kembali.
7 Cewek dingin
8 Gadis tangguh.
9 Dibuat kagum
10 Mengobati
11 Tidak ada yang lain
12 Sembuh
13 Siapa?
14 Kembali bertemu.
15 Mendatangi rumah sakit.
16 Balas dendam selanjutnya
17 Balasan
18 Tetangga
19 Menemui Aminah.
20 Membawa Aminah kembali
21 Memang kamu siapanya?
22 Aku bukan yang dulu.
23 Aji mumpung.
24 Pembukaan.
25 Dihadang.
26 Nyonya parasit
27 Menemui Siska.
28 Tidak terbukti.
29 Semut juga bisa menggigit.
30 Hanya sentilan kecil.
31 Jangan memandang rendah.
32 Hanya sedikit pelajaran.
33 Mengamuk.
34 Seperti di teror.
35 Seperti orang linglung.
36 Permainan baru dimulai.
37 Belum kapok juga.
38 Tidak akan memberi muka.
39 Giliran selanjutnya.
40 Undangan makan siang.
41 Couple.
42 Kedatangan Jenny.
43 Balasan setimpal.
44 Kekompakan dua sahabat
45 Berbagi.
46 Bertemu musuh lama
47 Mengambil alih
48 Part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55.
56 Part 56
57 Part 57
58 part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 part 68
69 Episode 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal mula.
2
Mendapat masalah.
3
Dianiaya.
4
Berhasil kabur
5
Dikeluarkan dari sekolah.
6
Aku kembali.
7
Cewek dingin
8
Gadis tangguh.
9
Dibuat kagum
10
Mengobati
11
Tidak ada yang lain
12
Sembuh
13
Siapa?
14
Kembali bertemu.
15
Mendatangi rumah sakit.
16
Balas dendam selanjutnya
17
Balasan
18
Tetangga
19
Menemui Aminah.
20
Membawa Aminah kembali
21
Memang kamu siapanya?
22
Aku bukan yang dulu.
23
Aji mumpung.
24
Pembukaan.
25
Dihadang.
26
Nyonya parasit
27
Menemui Siska.
28
Tidak terbukti.
29
Semut juga bisa menggigit.
30
Hanya sentilan kecil.
31
Jangan memandang rendah.
32
Hanya sedikit pelajaran.
33
Mengamuk.
34
Seperti di teror.
35
Seperti orang linglung.
36
Permainan baru dimulai.
37
Belum kapok juga.
38
Tidak akan memberi muka.
39
Giliran selanjutnya.
40
Undangan makan siang.
41
Couple.
42
Kedatangan Jenny.
43
Balasan setimpal.
44
Kekompakan dua sahabat
45
Berbagi.
46
Bertemu musuh lama
47
Mengambil alih
48
Part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55.
56
Part 56
57
Part 57
58
part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
part 68
69
Episode 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!