Bab 8.
Kyle melangkah memasuki kafe itu. Matanya menyapu ke setiap sudut kafe, mencari-cari seseorang yang akan ditemuinya malam ini. Tetapi orang yang membuat janji dengannya tadi belum tampak juga. Jam di tangannya menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh menit. Sudah telat sepuluh menit dari waktu yang dijanjikan.
Kyle berjalan ke salah satu sudut kafe itu dan memilih meja yang kosong. Lumayan banyak juga pengunjung di kafe itu malam ini. Sambil menunggu, Kyle mengeluarkan sebatang rokok dari saku bajunya dan menyalakannya. Seorang pelayan datang dan Kyle memesan segelas kopi hangat dan segelas es jeruk.
Kyle baru mengantar Claire pulang ke rumah tadi, sekeluarnya dari kantor. Lalu Kyle pun diijinkan pulang ke rumahnya sendiri untuk mandi dan beristirahat. Tetapi telepon genggamnya berbunyi dan setelah diangkat, ternyata dari Tracy.
“Kyle, kau sedang ada di rumah?” tanya Tracy.
“Iya, kenapa?” balas Kyle sambil menduduki sofa di ruang tamu. Ia bersiap-siap membaca selembar koran.
“Kau bisa keluar menemuiku sebentar lagi?”
“Memangnya ada apa?” tanya Kyle sambil membolak-balik lembar koran itu.
“Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu. Sesuatu yang pasti akan membuatmu tertarik.”
“Hmm…, kalau itu mengenai dirimu, tidak ada lagi yang bisa membuatku tertarik,” tolak Kyle.
“Ini bukan mengenai diriku, Kyle,” beritahu Tracy. “Tapi ini mengenai Tuan Raven.”
“Raven?” Kyle menyebut nama itu. Ia teringat pada Claire. Kalau ini mengenai Tuan Raven, pasti Claire juga ingin tahu, pikirnya.
“Iya. Ternyata Tuan Raven tidak sebaik yang aku sangka, Kyle. Selama seminggu bekerja padanya, kupikir ia pria yang sopan dan tidak macam-macam. Karena ia jarang sekali bicara denganku kecuali kalau ada perlu berkaitan dengan pekerjaan. Tetapi temuanku hari ini membuatku cukup terkejut dan pandanganku seketika berubah terhadapnya.”
“Ohya?” Kyle tertarik. “Jadi, temuan apa itu?”
“Sebaiknya kita bertemu sebentar lagi. Aku sedang bersiap-siap untuk pergi. Setengah jam lagi kita ketemu di Kafe R, okey?”
Kyle melirik jam di ruang tamu, pukul setengah delapan malam. Itu berarti pukul delapan ia dan Tracy akan bertemu di Kafe R.
“Baiklah kalau begitu,” putus Kyle.
Itu adalah rekaman pembicaraan mereka tadi lewat ponsel. Kalau tadi Tracy menyuruhnya bertemu sekedar untuk berbincang-bincang, Kyle tak bakalan mau, karena ia sudah tidak ada perasaan apa-apa lagi terhadapnya. Tetapi ini berkaitan dengan Raven, dan segala hal mengenai Raven selalu ingin diketahui oleh Claire, pikirnya.
Rokok di tangan Kyle hampir habis ketika orang yang ditunggunya itu muncul. Ia berjalan ke arah meja Kyle setelah melihat Kyle ada di sana.
“Hai…!” Tracy mengambil tempat duduk di depan Kyle. Meja itu berukuran persegi panjang, cukup untuk memuat empat orang.
“Kau telat,” kata Kyle sambil mematikan puntung rokoknya ke asbak.
“Iya, sedikit,” jawab Tracy lalu langsung menyeruput minuman es jeruk di depannya. “Ini untukku kan?” tanyanya.
Kyle tak menjawab. Dengan nada ingin tahu ia balas bertanya, “Sekarang, mana temuanmu itu? Katamu, mengenai Tuan Raven kan?”
“Ah, sabar dong,” Tracy mengeluarkan sesuatu dari dalam handbag-nya. “Ini dia!” Ia menyerahkan benda yang diambilnya itu pada Kyle yang ternyata selembar foto.
Kyle memperhatikan foto itu, dan keningnya langsung berkerut.
“Itu adalah Tuan Raven yang sedang berbaring bukan?” Tracy tersenyum.
“Lihatlah, ia kelihatan cool dan macho dengan bertelanjang dada seperti itu. Apalagi ia tidak tahu kalau sedang difoto secara diam-diam. Perhatikan wajahnya yang tertidur pulas, dan juga bingkai foto besar di dinding, di belakang ranjang yang ditidurinya. Di bingkai itu ada foto seorang wanita yang amat sexy dan cantik. Kau tahu siapa wanita yang berpose genit itu?”
Kyle menghela nafas, “Dia adalah Rachel, sekretaris Tuan Raven yang kaugantikan,” katanya perlahan.
“Jadi, wanita di bingkai foto itu adalah Rachel?” tanya Tracy tak percaya.
“Maksudmu, Tuan Raven menghabiskan malam bersama sekretarisnya itu?”
“Inilah yang dijelaskan oleh foto ini,” kata Kyle. “Begitu melihatnya, aku langsung tahu kalau pria di dalam foto ini sedang berbaring di ranjang seorang wanita yang merupakan pemilik rumah ini. Claire pernah mengajakku melihat-lihat ke dalam kamar Raven ketika aku berkunjung ke rumahnya. Saat itu Raven sedang ada di kantor. Dan aku ingat betul di kamar Raven tidak ada bingkai foto besar seorang wanita seperti ini. Ini juga bukan kamar Raven. Tatanan kamarnya adalah tatanan kamar seorang wanita,” Kyle berkata-kata sendiri.
“Ternyata pikiranmu sama seperti aku!” kata Tracy. “Mulanya aku sedikit ragu, kamar siapakah ini? Tetapi setelah mendengar penjelasanmu, aku baru tahu kalau ternyata ini adalah kamar Rachel, dan Tuan Raven pernah bersama dengannya. Pintarnya ia bersikap sopan terhadapku dan juga terhadap setiap klien wanita yang kami temui di setiap pertemuan, seolah-olah ia pria yang baik juga dingin terhadap wanita. Tapi ternyata, Tuan Raven juga ingin bersenang-senang…,” Tracy tersenyum-senyum sendiri. “Kenapa ia tidak pernah mengajakku? Rasanya aku akan sangat berbahagia bila bisa bersama dengan pria segagah dan setampan ini satu malam saja….”
Kyle mendehem, dan Tracy tertunduk malu, menyembunyikan rona wajahnya yang memerah.
“Dari mana kaudapatkan foto ini, Tracy?” tanya Kyle bagai teringat.
“Oh, foto ini terselip di antara berkas-berkas yang tidak digunakan lagi oleh Rachel. Ketika aku membereskan laci meja kerja Rachel di kantor tadi, secara tak sengaja foto ini terjatuh ke lantai. Aku memungutnya, dan melihatnya dengan heran dan ingin tahu. Mulanya aku tidak begitu mengerti maksud foto ini. Tetapi setelah aku pikirkan lama sekali, baru aku beranikan diri untuk menebak. Ini adalah foto perselingkuhan Tuan Raven.” (Kalau benar Tuan Raven berselingkuh, memangnya ia mengkhianati siapa? Soalnya ia kan tidak punya pacar atau istri?)
Tracy mengamati foto itu lagi dan tersenyum simpul.
“Aku minta foto ini ya?” Kyle mengambil foto itu dari tangan Tracy. “Akan kutunjukkan pada Claire nanti, dan ia pasti akan terkejut melihatnya.”
“Memangnya apa untungnya bagimu?” tanya Tracy.
Kyle tak menjawab.
“Oh, aku tahu,” Tracy mencoba menebak. “Kau ingin hubungan antara Nona Claire dan Tuan Raven menjadi tidak baik gara-gara foto ini kan?”
Kyle tersenyum tipis. Tracy memang pintar menebak. Dihirupnya kopi hangatnya yang tergeletak di meja sambil memperhatikan foto itu. Kartu as Raven ada di tangannya sekarang. Bayangkan bagaimana reaksi Claire nanti bila ia melihat foto ini? Berarti semua prasangka buruknya terhadap Raven akhir-akhir ini akan terbukti.
“Kalau hubungan mereka menjadi tidak baik, itu berarti menguntungkan bagimu?” Tracy menebak ingin tahu.
Senyum Kyle menghilang. “Nona Claire selalu menganggap Tuan Raven adalah pria yang terbaik di dunia,” katanya dengan nada sedikit cemburu. Sambil menghela nafas panjang ia melanjutkan, “Sebenarnya, setelah sekian lama mendampingi Nona Claire, aku bisa merasakan kalau Nona Claire memendam perasaan yang dalam terhadap Tuan Raven. Tapi entah mengapa, ia tidak berani mengungkapkannya, padahal kalau mungkin, Nona Claire bisa meminta Tuan Raven untuk menikahinya. Tuan Raven pasti tidak akan menolak, karena aku yakin Tuan Raven juga menyukai Nona Claire. Sewaktu meninjau kamarnya, aku melihat di kamar Tuan Raven tidak ada foto wanita lain selain foto Nona Claire di waktu remaja. Dan foto mereka berdua yang sedang berpelukan. Jadi aku yakin kalau Nona Claire pastilah wanita yang amat berarti baginya. Artinya, mereka sama-sama saling menyukai tapi tidak ada satu pun dari mereka yang berani berterus terang duluan.”
“Lalu, kenapa Tuan Raven berbuat seperti ini?” Tracy menunjuk foto itu.
“Aku juga tidak tahu,” Kyle mengangkat bahu.
“Apa kau menyukai Nona Claire?” tanya Tracy tiba-tiba.
“Kenapa kau berpikir demikian?” balas Kyle cepat. Hatinya terasa berdebar ditanya seperti itu.
Tracy tersenyum hambar. “Selama seminggu bekerja di hotel dan setiap hari bertemu denganmu yang selalu mendampingi Nona Claire dengan setia, ke mana pun ia pergi. Dan melihat caramu memperlakukannya, sikapmu, gerak-gerikmu setiap bersama dengannya, semua itu menunjukkan gelagat kalau kau memperhatikan dan perduli padanya. Kau mendampinginya bukan karena menjalankan tugasmu semata, tetapi lebih daripada itu. Aku dapat melihatnya dengan mata hatiku. Betulkan perkataanku ini?” berondong Tracy.
Kyle merasa perasaannya dibongkar habis-habisan oleh Tracy. Perasaan sukanya terhadap Claire, yang selama ini selalu disimpannya dengan hati-hati di dalam ruang hatinya. Sampai sekarang ia masih belum berani mengungkapkannya, takut gadis itu akan menolaknya. Bahkan kalau sampai gadis itu marah dan tidak memperkerjakannya lagi sebagai asisten pribadinya, maka ia tentu akan kehilangan gadis yang dicintainya itu.
“Nona Claire tidak mungkin membuka hatinya untukku, karena satu-satunya pria yang ada di hatinya hanyalah Tuan Raven,” Kyle mengeluh. Dadanya terasa sesak oleh rasa cemburu dan marah yang berkecamuk di situ.
“Ia sungguh beruntung,” kata Tracy dengan nada iri. Wajahnya menunjukkan ketidaksenangan. “Dicintai oleh pria seperti Tuan Raven, dan sekarang kau pun mencintainya. Ditambah lagi ia memiliki segalanya. Kekayaan melimpah yang diwarisi dari papanya, jabatan tertinggi di perusahaan, penghormatan dari semua pegawainya, dan juga perhatian dari semua orang. Tapi yang terutama, ia dicintai sekaligus oleh dua pria seperti kalian, yaitu kau dan Tuan Raven.”
“Cinta memang bisa datang kapan saja, Tracy,” kata Kyle. “Juga tidak bisa dipaksakan. Jadi aku ingin suatu hari nanti Claire bisa membalas cintaku, bukan karena terpaksa, melainkan karena ia memang sudah bisa menyadari keberadaanku di sisinya.”
“Kau jangan terlalu berharap, Kyle!”
saran Tracy. “Kurasa, Nona Claire tidak cocok untukmu. Lagipula, nanti kau akan kecewa sendiri karena terlalu mengharapkannya.”
Tracy menatap Kyle serius, dan tiba-tiba tangannya bergerak maju menyentuh tangan Kyle yang ada di meja.
"Di kesempatan ini, aku ingin bicara terus terang padamu, Kyle. Ternyata sampai sekarang aku masih mencintaimu. Aku tidak bisa melupakanmu Juga tidak bisa menerima tindakanmu dulu yang lari begitu saja dariku. Tetapi akhirnya sekarang kita ketemu lagi secara tak sengaja, Kyle. Jadi jangan sia-siakan kesempatan ini. Bagaimana kalau kita jalani lagi bersama hari-hari kita yang indah seperti waktu kita di luar negeri itu? Kau bersedia kan, Kyle, menerimaku kembali?” Tracy meminta dengan penuh harap.
“Tidak, Tracy,” Kyle menarik tangannya, melepaskannya dari genggaman Tracy. “Aku tidak mungkin lagi kembali padamu,” katanya. “Aku sudah tidak ada perasaan apa-apa lagi terhadapmu. Bukankah dari dulu sudah kukatakan kalau ternyata aku merasa kau tidak cocok untukku, dan kita sudah sepakat untuk berpisah kan?”
“Tapi aku tidak pernah setuju, Kyle, dengan putusanmu itu. Kau yang sengaja lari dariku, dan kau memilih untuk pulang kembali ke negeri ini. Sebenarnya saat kutahu kau kembali lagi ke negeri ini, aku ingin menyusulmu segera. Tapi karena aku masih terikat kontrak kerja dengan perusahaan kita dulu, maka terpaksa kuselesaikan dulu kontrakku itu. Dan sekarang kau sudah ada di depanku, masakan harus kulepaskan lagi dirimu?”
“Aku sudah bilang berkali-kali, Tracy, aku tidak mungkin lagi kembali padamu!”
Kyle bangkit dari duduknya dengan gusar. “Kalau bukan karena ada hal penting mengenai Tuan Raven yang ingin kausampaikan padaku tadi, aku tidak akan mungkin membuat janji denganmu. Aku menyesal telah menemuimu hari ini. Kau terlalu banyak bermimpi!”
Kyle berjalan keluar dari kafe itu. Langkahnya tergesa-gesa. Ia ingin segera meninggalkan Tracy yang bergegas menyusulnya.
“Kyle, Kyle, tunggu!” Tracy berusaha memegang lengan Kyle yang berjalan di depannya, tapi Kyle mengibaskan tangannya dengan kasar. Melihat sikap Kyle itu, Tracy jadi berubah emosi.
“Kau akan menyesal Kyle, dengan kata-katamu tadi! Aku memang tidak bisa melukaimu. Tapi ingat dengan gadis yang telah merebut hatimu dariku itu! Jagalah ia dengan sebaik mungkin!” katanya berapi-api.
Kyle terpana mendengar ucapan dari Tracy itu. Sebelum ia bertanya apa maksud Tracy berkata demikian, gadis itu sudah pergi mendahului dirinya, dengan langkah setengah berlari.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
triana 13
like
2021-07-23
1
🌻Ruby Kejora
2 like mendarat
mari qt slg dukung. like balik novel q
the thunder's love
2021-02-15
1
Radin Zakiyah Musbich
Ceritanya seru kak 👍👍👍
ijin promo ya 🐞🐞🐞
jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"
kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,
jangan lupa tinggalkan like and comment 🐞🐞🐞🙏
2021-01-04
1