" Apa kalian dengar apa yang direncanakan nya ?". Ucap Brayn di balik earphone nya.
" Kemari lah kita bahas perlahan di tempatku, mumpung dia juga ada di sini ". Ajak seorang pria di seberang sana.
" Oke, aku berangkat sekarang, tunggu !". Seru Brayn melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia sudah terbiasa dengan mengemudi seperti itu, semua orang tidak akan menyangka jika Brayn memiliki hobi seperti itu dengan penampilan yang terbilang cupu.
Brayn sengaja merubah penampilannya di luar rumah dengan gaya cupu, dia sungguh muak dengan kelakuan semua wanita yang melihat nya seperti hewan yang sedang kelaparan.
Beda lagi jika dia sedang di arena balapan, gaya yang acak-acak menambah ketampanan nya.
**
Di perusahaan RA COMPANY sedang riuh para karyawan menyambut kedatangan wakil CEO perusahaannya, bukan hanya wanita yang terpesona dengan ketampanan wakil CEO nya tapi juga tatapan iri terlihat dari para kaum pria yang menyaksikan betapa tampan nya Wakil CEO mereka.
Kedatangan Revan di sambut meriah oleh para pekerja di sana, dari arah pintu lobi terlihat kedatangan Revan, Revin dan Ronald. Mereka bagaikan pangeran dari sebuah kerajaan, hawa yang mendominasi memancar kan aura seorang pemimpin. Wajah datarnya tidak hilang, menurut mereka wajah datarnya memperkuat ketampanan nya.
" Selamat datang pak Revan ".Ucap serempak dari para karyawan yang menyambut kedatangannya, mereka sejenak menunduk menghormati atasan nya dan kembali tegap.
" Ayo kita ke atas, di sini terlalu bising ". Keluh Revin yang sedari tadi mendengar karyawan di sana mengelu-elukan ketampanan mereka dan bisik-bisik yang terdengar di telinganya membuat Revin risih.
" Ayo, ruangan mu ada di lantai 30". Ajak Ronald.
Ra Company memiliki 30 lantai, perusahaan yang menjulang tinggi itu begitu mencolok dari perusahaan lainnya. lantai 30 khusus ruangan CEO dan wakilnya dan Lift nya pun khusus.
" Apa ini ruangan baru ku ?". Tanya Revan menganga melihat ruangan yang sangat megah, sesampainya mereka di lantai atas, mereka di suguhkan dengan pemandangan yang sangat indah.
Ruby mendesain bangunan ini dengan tangannya sendiri, di ruangan masing-masing lengkap dengan kamar tidur dan kamar mandi pribadi dan di luar ruangan terdapat dapur bernuansa Spanyol.
" Kamu bisa mulai kerja hari ini Van, aku tinggal kebawah dulu, ada yang harus aku urus". Pamit Ronald kepada mereka yang masih tak bergeming dari kekagumannya dan di jawab hanya dengan anggukan.
" Waah ka, apa benar ini nyata ? Coba cubit aku ka !" . Revin begitu tak percaya jika dirinya sekarang bisa menginjakan kakinya di perusahaan ini.
Sudah sejak lama dia ingin berkunjung ke perusahaan megah itu, tapi tak pernah bisa karena di saat mereka menghubungi pihak dari Ra Company untuk mengajukan kerjasama, pasti mereka hanya bertemu di luar kantor, itu pun dengan kepercayaan dari Ronald sendiri.
" Aww ". Revin
" Ini bukan mimpi Vin, ini nyata". ucap Revan duduk di kursi yang sekarang menjadi miliknya.
" Ini sangat menakjubkan" . Batin Revan
" Pergilah Vin, sekarang sudah siang, kamu juga harus kerja bukan ?! ". Ucap revan
" Oke kak, aku pergi dulu tapi nanti aku kesini lagi jika pekerjaan di kantor ku selesai !". Pamit Revin
Mereka semua sudah pergi menyisakan Revan seorang diri, dia duduk melamun di kursi tempat kerjanya.
" *G*adis nakal dimana kamu sekarang ?". Batin Revan dengan wajah sedih nya.
Lamunan Revan terganggu dengan suara ketukan pintu.
tok,,,,tok,,tok
" Maaf pak, saya mengantarkan berkas yang harus bapak pelajari ". Suara wanita terdengar di luar pintu.
" Masuklah !". Seru Revan, wanita itu pun masuk dengan menahan banyak berkas di tangan sehingga wajahnya tertutup oleh tumpukan berkas.
" Simpanlah di meja sana, saya akan segera pelajari ". Tunjuk Revan ke arah meja sofa yang terdapat di ruangannya.
Revan menatap wanita itu dengan intens. Cantik, tinggi dan tubuh yang semampai begitu sangat sempurna. Setelah semua berkas itu tersimpan di atas meja, wanita itu melangkah maju menghampiri Revan.
" Perkenalkan saya Jasmine William ". Ucap Jasmine memperkenalkan dirinya.
" Baiklah jika begitu, mohon bantuannya". jawab Revan dengan wajah dinginnya.
" Jika anda butuh apa-apa bisa langsung hubungi saya Jika begitu saya pamit undur diri ". Ucap Jasmine.
" Ya ampun dia juga dingin ? oh tidak, pak Ronald saja sudah cukup jangan di tambah lagi ". Batin Jasmine meringis karena bekerja dengan atasan yang begitu serius.
***
Di mansion Abraham, Ruby sedang serius menatap layar laptop yang berpangku di pahanya dengan earphone menempel di telinga.
" Mari bermain !". Ucap Ruby dengan semangatnya dan senyum pun menghiasi bibir nya.
" Mainkan !". Ucap serempak di balik earphone milik Ruby.
Ruby telah membicarakan rencana ini saat di taman waktu lalu. Dia hendak melanjutkan apa yang menjadi keinginan nya, mungkin tidak hanya keinginannya saja, namun juga keinginan dari ketiga teman nya.
Bisnis ini pun akan lebih mengasah kemampuan mereka, Untuk itu mereka hendak mencobanya. Menjadi seorang hacker mungkin sudah biasa untuk mereka, untuk itu mereka mencoba menciptakan virus sistem namun juga bersamaan dengan itu, mereka menciptakan anti-virus nya.
Langkah pertama, mereka berempat masuk ke dalam sistem perusahaan yang berada di kota Irlandia. Perlahan tapi pasti mereka mencoba memainkan sistem dalam perusahaan yang telah terjamah, itu membuktikan jika sistem perusahaan yang telah jamah memiliki sistem perangkat yang lemah dan itu sangat berbahaya.
Ruby dan juga yang lain nya pun menawarkan jasa mereka. Walaupun tidak mudah tapi mereka tetap berusaha agar perusahaan di sana memakai jasanya, bagaimanapun caranya yang penting itu bersih.
Jari-jemari manis milik mereka semua terus sibuk dengan keyboard nya, cepat gesit dan teliti itulah kepandaian mereka.
" DONE !". Ucap serempak dari mereka berempat.
" Bagaimana ?!". Tanya Ruby.
" Wah hebat sekali virus ini, beberapa perusahaan ingin memakai jasa kita !". Senang Savira di seberang sana dengan berjingkrak ria di atas kasur.
" Jangan senang dulu kau Savira ! aku pun dapat beberapa perusahaan ingin memakai jasa kita ". Rayzen menimpali.
" Yaak, kalian ini selalu saja tidak ada yang mau mengalah ". Kesal Brayn heran dengan kelakuan mereka yang satu sama lain tidak mau kalah.
" Kami biasa saja padahal Brayn !". Seru Rayzen.
" Sudah-sudah kalian ini kenapa berisik sekali !". Lerai Ruby.
" By, permainan ini sangat luar biasa ! ini baru permulaan, tidak terbayang jika telah matang ". Senang Savira di sana.
" By, berapa perusahaan yang kau dapatkan ?". Tanya Savira dan didengarkan dengan seksama oleh Brayn dan Rayzen
" Sedikit Vi tapi lumayan lah ". Sahut Ruby dengan nada lesunya.
" Kau ini selalu saja menjawab seperti itu. lumayan kamu itu luar biasa nya kami ". Ketus Savira.
" Betul sekali ". Timpal. Rayzen.
" Berisik !". Sahut Ruby.
Perbincangan mereka selesai dengan Ruby menutup nya dengan kesal karena mereka sangat bising sekali membuat telinganya sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Lindot
next🥰
2023-12-20
0
Mella Soplantila Tentua Mella
waaaah gila rubby hebaaaaaat bangaaat😁😁😁😁😁
2022-10-18
1
Yusmi Julianty Chin-aga
ini defenisi anak manja,bisa punya perusahaan sndiri,lulus dngan cepat,tau gtu aku mnja aja dari dlu biar gk miskin
2022-01-18
0