FLASHBACK ON
" Semuanya telah selesai tuan !". Lapor pemuda 30thn an kepada tuannya.
" Baiklah, siapkan semuanya jangan sampai ada yang tertinggal ". Ucap nya.
Seorang pria tengah duduk di kursi kerjanya, dia baru saja selesai meeting dengan klien nya yang berasal dari Jerman. Sudah 3 hari dia berada di sana dan hari ini waktunya untuk pulang kembali ke negaranya dan di bantu oleh sang asisten kepercayaan.
Jakson Abraham, seorang pengusaha asal Irlandia, usia nya sekitar 52thn an. Dia ditinggal istri nya saat masih terbilang muda, tidak pernah terlintas dalam dirinya untuk menikah lagi, karena menurutnya tidak ada yang bisa menggantikan mendiang istrinya, keluarga Jakson hanya bisa menerima keputusan darinya.
Sementara di saat mereka tengah dalam perjalanan menuju bandara, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seperti menyiratkan kesedihan seseorang. Jakson terus menatap keluar menyapu segala arah, gemercik hujan terdengar jelas di telinga, Jakson memejamkan kedua mata dengan nyaman.
Asisten yang biasa disampingnya tidak ikut pulang karena masih membereskan berkas-berkas untuk kerjasama dengan kliennya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedikit tinggi karena mungkin jalanan terlihat kosong di tengah malam yang sepi. Namun lebatnya hujan dan gelapnya malam membuat pengemudi mobil perlahan merendahkan kecepatan karena jalanan tidak terlalu jelas terlihat
Ckitt,, BRRUUUKKKK
Rem dadakan yang di lakukan sopir membuat seseorang yang terpejam begitu nyamannya menjadi terusik.
" Kenapa ?". Tanya jakson kaget.
Guratan ketakutan dan terkejut tersirat pada dahi pengemudi itu, dia melihat kebelakang menatap majikannya. Jakson yang melihat ekspresi yang ditunjukan sopirnya itu langsung membuka pintu belakang mobil, tidak menunggu lama Jakson pun keluar dari sana diikuti supirnya.
" Astaga !". Jakson terkejut dengan keadaan orang di depannya, seorang gadis kecil terkulai tak berdaya, darah terus mengalir dari bagian tubuhnya.
" Cepat kita bawa dia ke rumah sakit !". Jakson begitu khawatir melihat keadaan gadis kecil itu, dia memeluknya begitu erat.
Pemandangan yang seperti itu jarang sekali muncul, supirnya hanya tersenyum sembari mengemudi mobil dengan hati-hati, sesekali dia melihat kebelakang menggunakan kaca yang tergantung setia di depannya.
Rumah sakit ini lah yang di tuju Jakson, rumah sakit temannya yang jarak dari tempat kejadian lumayan dekat.Jakson merasa entah kenapa melihat gadis ini dirinya begitu khawatir.
" Bagaimana keadaan nya Frans ?". Tanya Jakson
Ekspresi Frans menandakan bahwa keadaanya tidak baik.
" Keadaanya kritis Jak !". Frans memberitahukan keadaan Ruby dengan sangat jelas.
" Bawalah dia ke Irlandia Jak, di sana dia bisa mendapatkan perawatan yang intensif dengan peralatan yang dapat mempercepat kesembuhan nya, di sana alat-alat sudah canggih dan efektif !". Saran Frans.
Di malam itu keberangkatan ke Irlandia segera di persiapkan, Jakson menghubungi anak buahnya menyiapkan Jet pribadi miliknya karena jika memakai pesawat umum tidaklah memungkinkan.
FLASHBACK OFF
**
Ruby masih terbaring di atas kasurnya, dengan selang infus yang masih tertancap di lengan.
" Istirahatlah, kamu pasti lelah ". Jakson berdiri sembari menyelimuti tubuh ruby, cupp , sebelum pergi dia mengecup dahi Ruby dengan lembut dan berlalu pergi.
Suasana Irlandia begitu nyaman dan tentram, perawatan Ruby di lanjutkan di rumah Jakson. Setiap hari, dokter keluar masuk ke kamarnya, mereka begitu telaten merawat Ruby.
Jakson begitu menyayangi Ruby, Dia memerintahkan semua dokter merawatnya dengan hati-hati, sedikit kesalahan akan membuat mereka kehilangan pekerjaan.
Perawatan yang sangat begitu intensif membuahkan hasil yang memuaskan. Kesembuhan Ruby perlahan meningkat, tiga bulan berlalu ruby yang terbaring di atas kasur kini sudah sehat bugar.
Selama tinggal di rumah kakek Jakson dia tidak tinggal sendiri , selama ini kakek Jakson selalu menemaninya, semua tugas kantor nya dia kerjakan di rumah dan selama itu pun kakek jakson tidak melangkahkan kaki nya keluar rumah, dia dengan setia menemani ruby.
Para pelayan yang melihat keakraban Ruby dengan tuan nya merasa sangat senang, mereka tidak menyangka seorang Jakson Abraham dapat bersikap lemah lembut kepada orang asing, dia yang bukan orang asing pun tidak pernah mendapat perlakuan yang seperti itu.
Semenjak istrinya meninggal, Jakson hanya mempunyai satu ekspresi yaitu sikap dinginnya yang sudah terkenal, baik itu di rumah maupun di perusahaan nya.
Kehadiran Ruby merubah suasana rumah bak istana itu menjadi cerah, bagaikan sang mentari yang enggan meninggalkan sang tuan.
Peristiwa yang lalu merubah semua sifat Ruby yang ceria menjadi dingin dan tidak banyak bicara, tapi itu berlaku jika berhadapan dengan orang asing yang sama sekali tidak di kenalnya. Ruby selalu berhati-hati menghadapi siapapun yang berpapasan dengannya, Ruby seperti seorang psikologi yang bisa mengetahui seseorang hanya dari sorot mata dan gerak tubuhnya.
tok,, tok,, tok
" Sayang ayo turun, makan malam nya sudah siap ". Panggil Jakson mengetuk kamar Ruby.
" Sebentar lagi Ruby kebawah ". Sahut Ruby dengan teriaknya.
" Kakek tunggu di bawah, cepatlah sedikit, dari tadi kamu belum makan sayang ". Jakson langsung pergi dari depan pintu kamar Ruby menuju meja makan yang telah tersedia banyak sekali masakan kesukaan Ruby.
Tidak lama Jakson terduduk, Ruby segera turun menghampirinya.
" Selamat malam kakek ku yang tampan ". Senyum Ruby merekah. Jakson masih tampan di usia nya hampir berkepala lima namun Ruby tetap memanggil dia dengan sebutan kakek.
" Malam sayang, ayo duduk dan makanlah ! kamu pasti lapar ". Ujar Jakson.
Pelayan menarik kursi untuk Ruby duduki.
" Terimakasih !". Ucap Ruby kepada pelayan tadi. Pelayan itu pun hanya menganggukkan kepalanya.
Pelayan bahagia dengan sikap Ruby karena Ruby selalu menghargai pekerjaan mereka, Ruby tidak pernah lupa mengucapkan maaf dan terimakasih kepada mereka.
Ruby telah mengetahui siapa Jakson Abraham itu, mulai nyaman dengan kedekatannya dengan kakek Jakson, Ruby pun menceritakan peristiwa yang menimpanya sampai dimana Ruby berada di tengah jalan yang sepi diiringi hujan deras.
Selama Ruby tinggal di Irlandia, tidak ada seorang pun yang Ruby hubungi termasuk Esten, dia sengaja tidak memberitahunya karena takut mereka tambah khawatir dengan keadaannya.
***
JERMAN
BRRAAAKKK
" Hanya mencari seorang gadis kecil saja kalian tidak mampu ?!". Revan sangat marah dengan anak buahnya, selama beberapa bulan ini mereka tidak menemukan sedikitpun jejak dari Ruby.
Selama ini Revan dan Revin terus tanpa henti mencari adik kesayangannya dengan segala cara, tidak peduli dengan keadaanya sekarang mereka tidak menghiraukannya, bentuk tubuh yang tidak terawat terpampang nyata, tidak peduli dengan mata yang memandang mereka.
Apartemen milik Revan dan Revin berada di kota Z, mereka memutuskan untuk tinggal di sana dan mengembangkan perusahaan cabang milik keluarganya.
Wajah mereka berdua tersirat rindu terhadap Ruby, lelah, begitulah keadaan mereka saat ini.
" Ma, af tuan !". Mereka berlutut meminta ampunan kepada Revan yang tengah marah karena ketidakmampuannya.
" Pergilah !". Usir Revin.
Mereka semua keluar satu persatu dengan langkah terburu-buru. Sikap Revan dan Revin menjadi dingin dan sangar semenjak peristiwa itu.
tokk,, tokk,, tokk
Suara ketukan pintu terdengar kembali.
" Maaf tuan, di depan ada seorang laki-laki mencari anda !". Lapor seorang pelayan.
" Siapa ?". Tanya Revin.
" Saya tidak mengenalnya, maaf bibi kembali ke bawah lagi !". Pamit pelayan tersebut menutup rapat pintu ruang kerja Revan.
Revan dan Revin segera turun melihat siapa yang sedang mencarinya.
" Maaf tuan, ada yang bisa kami bantu ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
rubby kasih kbr ke kaka kakamu doong...kasian mereka berdua😥😥😥😥
2022-10-18
1
Renireni Reni
beeuntung ruby ketemu org yv baik...berpengaruh lgi...
2021-11-08
0
Oi Min
Ternyata Jackson sdah opa2....tp g apa2..... Selama dia jga mnyayangi Ruby dg tulus
2021-05-19
2