Revin menampar keras pipi Agatha sehingga menimbulkan bekas merah di pipinya, Revin berpikir jika dia dalang dibalik semua ini karena terlihat dari gerak geriknya, senyum smirk nya terlihat namun nampak tak jelas, hanya Revin yang menyadarinya. Revin bisa mengenali sifat seseorang hanya dengan melihat matanya.
Tidak ada perlawanan dari Agatha hanya terdengar isak tangis palsu darinya, Revin sangat muak dengan air mata buaya nya itu.
" Revin !". Bentak Nameera.
" Apa yang kamu lakukan, dia adikmu, kenapa kamu menamparnya hah ?". Sentak Nameera
" Adik ku ? dia ?". Tunjuk Revin kasar kepada Agatha dengan nada keras.
" Mommy harus tahu, dari dulu dia bukanlah adikku, hanya Ruby adik perempuan ku satu-satunya tidak ada yang lain !".
Pernyataan Revin menambah suasana di dalam rumah semakin tegang.
" Revan pun sama seperti ku !". Ujar Revin kembali.
" Kenapa kalian tidak berpikir panjang sebelum membawa dia ke rumah hmm ?! akhirnya apa yang kami takutkan memang terjadi !". Ujar Revin menatap mereka bergantian.
" Dari dulu aku dan Revan hanya bisa menuruti dan menghormati setiap keputusan yang kalian buat, kami tidak pernah membantahnya, tidak sedikitpun karena kami percaya semua keputusan yang kau buat adalah benar !". Oceh Revin terus berbicara tanpa henti.
" Aku benar-benar kecewa, apakah hanya sebesar ini kepercayaan kalian kepada adikku ?!". Lirih Revin menyembunyikan air matanya yang mulai menetes dengan kedua telapak tangannya.
" Ah hahahaha, awalnya aku selalu berpikir pengusaha besar sepertimu sudah dapat membedakan mana yang tulus dan juga mana yang palsu". Tawa ejek Revin dengan sunggingan di sebelah bibirnya.
" Tch, ternyata salah besar ! benar yang aku temui, setiap orang tak dapat sama dalam dua profesi !". Revin sedikit mendecih seolah sengaja dia tak memfilter ucapan nya.
" Jaga ucapan mu itu ". Bentak Luis menahan amarahnya sejak tadi.
mereka terdiam dengan semua ucapan yang terlontar dari mulut Revin, tidak ada celah untuk bisa menjawab semua yang terlontar.
" Dengarkan aku baik-baik, kalian membuang sebuah berlian hanya demi batu kerikil yang tak berarti !". Revan berdiri membalikkan badannya berjalan keluar rumah, tapi langkahnya terhenti sesaat dan membalikkan tubuhnya kembali.
Revin menatap nyalang kedua mata orang tuanya.
"Jangan menyesal, kadang tidak semua orang mendapat kesempatan kedua !". Ucap revin berlalu pergi.
Malam yang seharusnya penuh kebahagiaan berubah senyap sunyi seperti tak bertuan. Semua orang yang berada dalam rumah itu satu persatu berlalu pergi.
Senyum bangga dan bahagia terpaut jelas pada wajah Agatha, akhirnya rencana yang dia rencanakan jauh hari akhirnya berjalan dengan mulus sesuai yang di harapkan.
" Akhirnya pergi !". Batin Agatha bersorak ria.
***
Malam tragis itu berlalu meninggalkan bekas mendalam bagi keluarga Smith.
Revin pergi meninggalkan rumah tanpa pamit dengan membawa rasa kecewa pada keluarga nya , mencoba mencari keberadaan sang adik berharap masih belum terlalu jauh, hujan deras tidak membuat seorang Revin menyerah. Menerobos terus berlari menuju jalan yang sangat sepi tapi tak kunjung menemukan gadis kesayangannya.
" Rubyy ". Teriak Revin berulang kali memanggil nama adiknya.
Revin berteriak terus menerus di bawah hujan seperti orang gila, terus mencari dan mencari, otaknya penuh dengan nama ruby.
" Kamu harus baik-baik saja Al, kaka mohon bertahanlah ". Lirih revin. " Maaf ". Revin terus meracau menyalahkan dirinya sendiri.
***
Pagi hari di dalam sebuah gedung menjulang tinggi terdengar langkah kaki cepat dengan terburu-buru tak peduli dengan tatapan penuh yang di layangkan oleh karyawan.
" Apa kau telah menemukannya Max ?!". Tanya seseorang duduk membelakangi Max.
" Maaf tuan, saya belum menemukannya ". Jawab max dengan tubuh bergetar ketakutan.
Dia membalikan kursinya menghadap max dengan tatapan penuh.
" Apa cctv yang berada di sana sudah kau periksa ?". Tanya nya lagi.
" Sudah tuan !". Jawab max menundukkan kepala, entah apa yang menarik pada lantai itu.
" Terus cari, jangan menghubungiku jika belum ada kabar mengenai dirinya !". Titahnya setengah mengancam.
" Baik, laksanakan tuan Esten !".
***
hufffhhhhh
" Dimana kau ria ku ?!". Ya, dialah Ronald Esten yang selama ini membantu Ruby mengelola perusahaan. Ronald terus berbicara pada dirinya sendiri, berbagai macam cara telah dilakukannya tapi tidak menemukan sedikitpun jejak.
Tapi itu tidak membuatnya untuk segera menyerah, Ronald mengerahkan semua anak buahnya, mengirim mereka ke segala penjuru agar tidak melewatkan sedikitpun keberadaan dari ruby.
Dikota Z, Revan mengamuk memecahkan semua barang yang ada di dekatnya, marahnya sudah mencapai ubun-ubun. Berteriak terus berteriak melepaskan kekesalannya.
**
FLASHBACK ON
" Ka bangunlah ". Revin membangunkan Revan dari tidur lelap nya.
" Ka bangunlah ka ". Revin terus mengguncang tubuh kakaknya yang enggan membuka mata.
Revan terusik dengan suara yang sedari tadi mengganggu tidurnya. Perlahan Revan membuka matanya , dirinya masih belum sepenuhnya sadar. Revan tersentak melihat Revin, dirinya hanya bertanya kenapa Revin berada di sini ? Bukankah dia pulang lebih dulu.
Setelah kesadarannya terkumpul, Revan benar-benar tersentak untuk kedua kalinya melihat keadaan adiknya, ada apa ini? Batin Revan.
bugghhhhhh
pelukan Revin begitu keras, Revan tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya sampai dia pun terbaring kembali ke atas ranjang.
" Kaka ". Lirih Revin masih memeluk Revan dengan keadaan pakaian yang masih sama, terlihat acak acakan seperti orang gila, baju yang tadinya basah sudah mengering kembali.
" Ada apa Vin ?!". Khawatir Revan melepaskan pelukan Revin dan sedikit menjauhkannya agar dapat melihat wajahnya.
" Ruby kita ka !". Sendu Revin.
Revan menenangkan Revin yang sedari tadi menangis, Revan baru melihat Revin menangis karena sebelumnya Revin tidak pernah bersikap seperti ini. Terlihat sorot mata yang kosong dari Revin dalam keadaan terduduk di atas sofa.
Revin menceritakan apa yang terjadi kepada ruby dengan wajah di tekuk lesu, air mata yang menggenang masih setia mengalir dari matanya. sakit, sesak dadanya , tubuhnya bergetar menceritakan semuanya.
Rahang mengeras, wajah memerah menahan marah. Revan bergegas memerintahkan anak buahnya mencari keberadaan adiknya. barang-barang berserakan menjadi pelampiasan amukan Revan.
FLASHBACK OF
Setelah kejadian itu, Revan dan Revin memutuskan meninggalkan rumah nya, mereka tinggal di apartemen yang beberapa minggu lalu di belinya. Awalnya orang tua mereka tidak setuju, tapi mereka tidak pedulikan semua itu.
**
Tiga bulan telah berlalu dari kejadian yang menyakitkan hati seorang gadis manis dan juga ramah. Saat ini dia tengah berada di tempat yang dia pun tidak tahu sama sekali.
Ugghhhhhhhh
rintihan seorang gadis merasakan sakit di kepala, perlahan dia membuka mata, matanya perlahan terbuka dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dakan mata nya.
" Dimana aku ?!". Gumam nya.
Ya, dialah ruby yang terbaring selama tiga bulan ini tanpa ada yang tahu. dia terus mengedarkan pandangan sampai terdengar sura pintu terbuka.
" Syukurlah kamu telah sadar !". Senyum hangat penuh rasa syukur terlihat di wajahnya.
" Berbaringlah dengan nyaman, saya akan mengecek keadaan mu kembali !". Ucap dokter berjalan menghampiri Ruby yang masih terbaring lemas.
" Sungguh keajaiban, kondisinya mulai membaik". Ucap dokter yang masih memeriksa keadaan ruby.
" Terimakasih ". Ucap Ruby pelan dan tergagap.
" Tidak perlu berterima kasih, itu sudah kewajiban seorang dokter, jika begitu saya pamit ". Ucap dokter itu berlalu pergi.
" Apa kau baik-baik saja ? dimana yang sakitnya, katakan padaku ". Ucap orang itu mengelus lembut rambut ruby, ruby hanya menggelengkan kepalnya.
Perlakuan seperti itu mengingatkan dirinya akan kaka nya yang selalu mengelus lembut rambut ruby, ruby menangis pelan merasakan sentuhan itu.
" Kaka,,,,hiksss,,,hiksss,,,hikss ". Tangis Ruby pecah membuat orang tersebut heran sekaligus khawatir.
" Kenapa, apa ada yang terasa sakit ?!". Seru orang itu mengusap lembut air mata ruby yang tak kunjung surut.
Sehebat apapun, sepintar apapun, sepandai apapun, dia masihlah seorang gadis yang butuh kasih sayang orang terdekatnya.
Ruby menatap mata orang tersebut, dia seakan tau apa yang ingin di ucapkan Ruby.
JAKSON ABRAHAM
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Renireni Reni
siapa ituh yg nolongin ruby??revin sm revan masih percaya sm ruby👍👍👍
2021-11-08
0
Evhi'e Susantie
tor bawang nya kebanyakan😭😭
2021-09-09
1
Sahril Banong Potabuga Lasene
mknya klo udsh punya ank nga usah sok baik ambil ank lagi sok di jadikn kleuarga nah mana tau besarnya dia punya niatan jahat sma kluarga yg udah menolongnya krn nga semua ank angkt itu baik bisa liat kyk agatha usah di pungut dri jaman malah bikin trimah ksih bls budih malh hncurin kluarga baik, sih naik boleh juga rapi jgn juta trlalu baik liat ank jaman telaten ckup di bantu skdr sja atw bwa titipin pnti asuhn khn lebih trjamin prhatiin dri jauh sja usahkn jgn di bwah ke rumah krn blom tak yg di bawa itu bisa jdi parasit
2021-08-17
1