"Rei. Kemana Meily? Dari tadi perasaan aku tidak melihat batang hidung nya?!" Tanya Ruby sesekali mengedarkan penglihatan nya.
"Tidak tahu kemana dia By, sedari tadi pun Aku mencarinya!" Seru Reina.
"Oh ya Rei, libur sekolah kau berencana pergi kemana? Atau di rumah aja?" Tanya Ruby meletakan handphone nya di atas meja dan merapikan alat tulis.
"Liburan kali ini keluarga Aku akan liburan ke Bali By! Kenapa.Kau mau ikut?!" Semangat terlihat di wajah Reina kala ingat besok akan pergi ke Bali, matanya berbinar saat hari libur tiba.
"Owh. Engga deh Rei!" Sahutnya dengan reaksi wajah lesu sesekali menggeleng-geleng kepala.
"Halo teman-teman ku yang cantik!" Teriak Meily terdengar lagi di pagi hari membuat Reina dan juga Ruby tidak tahu lagi harus menutup telinga dengan cara apa lagi.
"Baru datang sudah ribut, kebiasaan kamu Mei!" Tegur Ruby terdengar sarkas, tapi itu sudah biasa di antara mereka. Sikap Meily yang seperti itu bagi Ruby sudah biasa karena dengan itu, mereka seolah saling melengkapi.
"Apa yang sedang kalian ributkan di pagi buta seperti ini?". Seru Meily penasaran. Ruby menatap jengah dengan mulut suudzon Meily.
Pletaakkkk,,
"Aw sakit Rei!" Ringis Meily di pagi buta karena mendapatkan pukulan lumayan keras dari Reina
"Ya kau. Suudzon mulu jadi orang!" Seru Ruby terkikik geli, bahagia di atas penderitaan Meily.
"Sudahlah Mei. Lagipula pukulan tadi memang diperlukan agar otak mu tidak menggumpal!" Ledek Reina semakin tertawa. Ruby pun menatap dayang pada Reina dan Meily karena merasa sudah menjadikeluarganya sendiri. Hanya mereka teman yang tulus di antara semuanya tanpa mandang Ruby lahir dari keluarga mana.
Tapi tidak semua, hanya sebagian saja yang menjauhi Ruby, mungkin bukan menjauhi kata yang tepat, hanya saja memang tak ingin berteman dengan Ruby.
"Rei, Mei. Aku ke toilet dulu! Awas kaki mu!" Ruby bergegas berdiri, menahan ingin buang air kecil. Reina dan Meily pun menganggukkan kepala mereka bersamaan menandakan mengerti.
"Pergi dana!" Usir Meily mengibaskan kedua tangannya ke arah Ruby.
"Kalian tunggu di kantin saja. Nanti Aku ke sana!" Ucap Ruby setengah berteriak karena tubuh Ruby telah menjauh dari mereka berdua.
"Oke". Jawab serempak mereka berdua.
**
"Lihatlah bukankah itu Ruby?!" Tunjuk Resa dengan dagunya kala melihat Ruby lari terbirit-birit.
Ide licik pun sekita muncul di kepala mereka bertiga.
"Kalian sepemikiran kan denganku?!" Ujar Agatha menaikan kedua alisnya berulang kali.
Senyum misteri keluar dari bibir tanda akan melakukan sesuatu kepada Ruby.
Di Dalam toilet, Ruby sedang buang air kecil. setelah selesai, memegang kenop pintu kamar mandi hendak keluar tapi anehny pintunya tidak dapat dibuka atau di puter ke segala arah.
Ruby terus menggedor pintu karena dirinya tak dapat keluar dari sana
"Ssstttt"
Agatha meletakan telunjuknya di bibir agar semua orang terdiam dan menyuruh mereka keluar. Tania sengaja mengunci Ruby di dalam agar rencana mereka lancar.
BYURRRRR....
suara air tumpah dari atas pintu dan bersamaan dengan itu Ruby menengadah.
"Arrgghh" Teriakan dan jeritan hampir tidak jauh beda ke luar dari mulut Ruby.
Seluruh pakaian Ruby basah dan kotor, air yang di tumpahkan Agatha dan kedua teman nya ternyata bekas lap lantai yang sengaja di minta dari Office Boy.
" Siapa yang melakukan ini ?!"
Batin Ruby menahan amarah nya karena merasa ini telah keterlaluan.
Ruby terus menggedor pintu. "Apa ada orang di luar?" Teriak Ruby berkali-kali tapi tak ada yang menyahutinya.
Ruby mencoba membuka pintu kesekian kalinya, tapi tidak kunjung terbuka. Ruby mencoba lagi dan akhirnya pintu dapat terbuka sendiri tanpa harus di tarik-tarik seperti tadi.
Ruby menunduk tengah membersihkan baju namun suara cekikikan semakin terdengar di telinga. Ejekan dari banyak mulut pun semakin jelas.
Klekk..
Pintu terbuka, Ruby berdiri dengan tatapan kosong namun siapa sangka kekosongan itu malah banyak sekali kemarahan yang tertahan.
"Hay Ruby" Sapa Resa berdiri di depan Ruby tanpa malu.
"Bagaimana? Apa kejutan dari kami memuaskan mu?" Seru Agatha. Tatapan kesal benar-benar terpancar dari permukaan wajah Ruby.
"Sebenarnya ada salah apa aku kepada mereka?!" Batin Ruby bertanya.
Brakk
Dobrakan pintu keras dan nyaris lepas dari tempatnya itu membuat siapapun terundang untuk melihat.
"Yaak. Sialan! Jalang tidak tahu diri!" Teriakan sarkas Meily tentu mengejutkan khusunya ketiga orang pembully tidak tahu malu di dalam sana.
"Jalang? Jalang kau bilang. Bocah sialan?!" Tania tidak terima dan hendak memukul Meily namun Reina menahan.
Meily mendekat
"Pasti mereka biang keladinya bukan. By?!" Tunjuk Meili kasar kepada Agatha and the geng dengan tatapan tajam begitupula telunjuknya yang masih mengarah pada mereka.
Agatha dan kedua teman nya melirik sinis dan pergi dengan acuh nya dan tanpa rasa bersalah.
**
" Ruby. Jangan diam saja! Pukul saja mereka, bodoh sekali kau ini! Untuk apa memiliki keahlian beladiri kalau tidak di manfaatkan?!" Reina benar-benar kesal namun sembari membantu Ruby mengeringkan rambut.
"Malas! lagian untuk apa aku bersikap seperti itu! Sama saja kalau aku meladeni mereka. Orang-orang gila seperti itu tidak bermanfaat kalau di biarkan akan menjadi sampah dengan bau busuk melebihi bangkai. Biarkan saja! Jangan repot-repot menghamburkan energi dan tenaga!"
Reina dan Meily kembali hanya bisa menahan kesal akan teman nya yang selalu saja abai.
**
Agatha hanya tau sisi Ruby yang baik, lemah lembut, ceria dan manja. Tidak terlihat sama sekali Ruby yang memiliki kemampuan dalam beladiri dan mandiri dari segi apapun tanpa menyusahkan kedua orang tuanya. Untuk itu membuat Agatha berani dan bebas menjelekkan Ruby di depan orang tuanya dan juga kedua kakak nya.
Agatha pun selalu mengadukan Ruby yang tidak-tidak saat di sekolah kepada Nameera. Hal yang di adukan Agatha pun bahkan sama sekali tidak pernah Ruby lakukan, padahal dirinya sendiri yang suka cari masalah namun pengaduan itu seakan Ruby lah pelaku nya.
Agatha mengadukan jika Ruby selalu menggoda murid laki-laki, sampai dari masalah di kantin yang membuat temannya terjatuh dan tertumpah makanan di atas nampan yang di bawanya, padahal itu Agatha sendiri yang melakukan hal seperti itu.
**
FLASHBACK ON
"Reina..Meily.....!!". Teriak teman satu kelas mereka. Mereka berlari ke dalam kantin menghampiri Reina dengan nafas yang tak beraturan.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya mereka berdua bingung.
"Itu...eum itu apa.. itu si Ruby..!!". Lapor mereka terengah-engah memegang dadanya sembari menunduk tanda menyesuaikan nafas mereka. Belum juga menyelesaikan laporan, Reina dan Meily sudah tak ada di hadapan mereka.
Reina dan Meily berlari sekencang mungkin takut Ruby kenapa-napa, soalnya dari tadi tak kunjung datang menemui mereka. Mereka langsung menuju ke toilet tempat Ruby berada.
Sesampainya mereka di toilet, wajah kaget, kesal,geram tercampur. Hingga akhirnya Meily Berteriak menunjukan kekesalannya.
FLASHBACK OFF
|
|
LIKE
KOMEN
VOTE
FAVORITE
Othor Rekomendasikan juga nih Novel yang lainnya, tidak kalah seru dan Menarik lohh guys. Penuh dengan Emosi dan juga intrik. Romance nya juga adaaa teman-teman!!!
Jangan Lupa Mampir, yesss
Mafia Girls 2 ( Triplets of Red Pheonix )
The Future King
DamnxRich
Kembalinya Sang Bos Mafia
Cinta Yuma
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Cata Leya
ruby ni trllu goblog..mkny di tindas mulu
2022-11-27
2
Abidagani
musuh dalam selimut ini namanya..
2022-03-17
0
Yusmi Julianty Chin-aga
ini mah namanya bukan males meladeni,emang bego.
perasaan di mna2 gak bakal ada org yg diam aja kalo udah di gituin,apalgi kyk posisi ruby sama agatha yg beda status,bisa kali ceritanya jngan trlalu ngada2
2022-01-18
0