"Wajah nya selalu membuat ku kesal". Geram Tania pada Ruby, dia langsung berdiri dan mendorong meja kasar.
"Sepertinya dia harus di beri pelajaran Tan ! Tch, apa dia tidak tahu jika teman kita yang satu ini adalah putri dari tuan Smith ?!".
Ucapan Resa yang seperti itu membuat Agatha merasa di atas angin, senyum bangga dan penuh benci terhadap Ruby semakin membuncah.
"Benar apa kata Kau Res, kita harus beri dia pelajaran !". Tukas Agatha menampilkan senyum smirk nya.
Dilain sisi Didalam kelas, Ruby hanya terdiam melihat ke arah jendela kelas dengan tatapan kosong nya. Dia masih merasa tidak habis pikir dengan kaka angkatnya nya itu, kenapa dia bisa berubah drastis jika sedang berada di sekolah.
"Tapi sudah lah, hidupnya ini !". Gumam nya dalam hati sembari menghela nafas kasar.
Disela lamunan, Ruby terusik dengan suara temannya yang melengking membuat kepalanya pening.
"I'M COMING BABY" Teriak Meilu berlari ke dalam kelas membuat telinga Ruby sakit.
"Meily apa kau tidak bisa bicara dengan suara biasa saja hmm ?!" Sarkas Reina karena terkejut dengan teriakan Meily.
Reina dan Ruby pun saling lempar tatap dan akhirnya tersenyum penuh kejahilan.
"Biasa, By " Bisik Reina di telinga Ruby dengan menahan geli.
"Laksanakan !" Sigap Ruby dan menahan tawa nya.
Meily berlari ke arah temannya dan siap duduk, tapi sebelum dia duduk Ruby sudah terlebih dahulu menarik kursi singel itu.
BRUKKKK,
suara terjatuh dan ringisan pun terdengar bersamaan.
"Aw" Ringis Meily menahan rasa sakit di pantatnya.
"Haha, enak bukan ?!" Tawa renyah dari teman-teman nya pun menggema, memenuhi ruang kelas.
"Yaaak kenapa kau menarik kursinya ? Apa tidak ada kerjaan hah ?!" Teriak meily sinis pada Ruby dan masih terduduk di lantai dengan wajah di tekuk.
"Sakit ya Mei ? hahahahahaha " Reina menahan tawa sedari tadi namun kini dia langsung terbahak-bahak melihat temannya jatuh.
"Hahaha maaf, tangan aku gatal sudah lama tidak narik kursi kamu Mei ! " Tawa menggelegar di dalam kelas pun mengundang penasaran tetangga sebelah sehingga terlihat mereka nongol dari balik jendela.
"Aisshh sial ! Awas saja kau ya, aku balas nanti !"
"Tapi nanti saja jika ingat hahaha ?! " ancam Meili diiringi tawa jengkel.
...**...
Pembelajaran telah usai, Ruby berjalan ke depan gerbang sekolah bersama kedua teman nya karena di sana supirnya telah menunggu.
Ruby sangat dekat dengan Pak Alan karena dengan sikap yang dimiliki Ruby membuat sang supir pun nyaman.
"Pak Alan". Teriak Ruby melambaikan tangannya.
Ruby menghampiri Pak Alan sambil menunduk kan kepalanya singkat memberi salam, itulah kebiasaan Ruby, sopan kepada yang lebih tua dan yang berhak menerima atas kebaikannya.
Interaksi Ruby dan supirnya itu tak luput dari penglihatan murid-murid yang berada di parkiran. Banyak bisik-bisik mengarah pada nya saat ini, tapi tak membuat Ruby jengah akan itu. Mungkin penghuni sekolah berpikir jika Ruby hanya anak seorang supir, terlihat dari interaksinya antara dirinya pada sang supir layak nya pada orang tua.
"Tch anak supir ya ?!" Decih Tania. Ruby melirik ke arahnya tanpa bicara sedikit pun. Meily dan Reina yang hendak membalas di cegah lebih dulu oleh Ruby sampai mereka mencebik kesal.
"Sudah Pak kita berangkat saja, yuk !" Ruby melirik pak Alan yang sedari tadi memandang tidak enak pada nya.
"Pak ayo kita pulang, kenapa melamun ?! "Ucap Ruby sekali lagi lalu mengibaskan tangannya di depan wajah pak Alan.
"Mari non" Sadar Pak Alan kemudian membuka pintu untuk nya.
"Mei, Rei, aku pulang duluan ya ! bye bye " Lambaian tangan Ruby dari dalam mobilnya di balas oleh kedua teman nya.
"Ok By hati-hati " Seru mereka serentak masih melambai tangan.
...**...
Di dalam perjalan pulang, Pak Alan hanya memandang Ruby dari kaca spion depan, gerak-gerik Pak Alan mengusik Ruby yang tengah bersantai.
"Ada apa pak ? cantik ya hahaha !" Goda Ruby sembari mengedipkan mata kanannya.
Pak Alan hanya bisa tersenyum dengan sikap nona mudanya itu, dia selalu merasa gemas jika nona nya mulai jail. Rasa syukur terucap dari pak Alan karena memiliki nona yang begitu baik.
Mobil yang di tumpangi Ruby telah sampai di depan rumah megah dengan pekarangan yang begitu luas.
"Sudah sampai " Seru Pak Alan keluar membukakan pintu mobil.
"Terimakasih pak " Ucap Ruby tersenyum manis.
Pak Alan mengangguk senang, Ruby tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah berjasa.
Ruby berjalan ke dalam rumah nya, dengan ceria khas seorang anak kecil.
"Mommy aku pulang" Teriak Ruby menggelegar di seisi ruangan rumah nya.
"Ya ampun Sayang, jangan teriak seperti itu, sakit telinga kaka !". Protes Agatha tak suka dengan sikap manja Ruby. Tapi sang pemilik nama tak menghiraukannya.
"Bukan nya kaka tadi masih di sekolah ? Sshh bisa sampai secepat itu ?! ". Ucap Ruby tidak menghiraukan kekesalan Agatha.
"Tidak sopan, kenapa akhir-akhir ini sikap mu seperti ini Al ?!". Bentak Agatha tidak terima Ruby mengacuhkan nya.
Suara pijakan terdengar keras, terlihat mommy Nameera menuruni anak tangga.
"By kamu kenapa datang dari sekolah berteriak seperti itu ?!". Tegur tegas Nameera.
Ruby tidak suka kepura-puraan seperti Agatha yang hanya ingin di anggap baik dan sopan di depan orangtuanya. Pikir Ruby mungkin hanya itu yang harus dilakukan Agatha, menjadi anak baik keluarga Smith agar dapat menyingkirkan dirinya dengan cepat.
"Iya mom maaf ". Peluk Ruby manja kepada mommy nya dan tak lupa melirik Agatha yang sedang tersenyum puas karena di bela oleh Nameera.
"Jangan seperti itu lagi, bersikaplah dewasa By !" Ucap Nameera mengelus punggung Ruby.
"Contohlah Kakak mu Agatha, lihatlah dia sangat sopan sekali !". Ucap Nameera sembari melepas pelukan Ruby dan melirik Agatha. Agatha tersenyum puas saat dirinya harus dijadikan contoh oleh mommy nya.
"Akan tiba By, kamu tidak kan pernah lagi merasakan pelukan itu, tunggu sebentar lagi !". Hati Agatha benar-benar busuk, bagaimana dia bisa merencanakan itu.
Agatha selalu berpikir keras, bagaimana cara menyingkirkan Ruby dengan membuatnya terusir dari rumah.
"Sudah-sudah, pergilah ke kamar mu dan langsung bersihkan tubuh mu, sana!" Ucap Nameera menyuruh putri bungsunya pergi ke kamar.
Ruby berjalan dengan wajah yang berubah muram di tekuk karena kesal, bukan karena mommy nya, tapi kesal karena tingkah Agatha yang penuh kepalsuan.
Sesampainya di dalam kamar, Ruby merebahkan tubuhnya di atas kasur king size nya yang empuk dengan mata terpejam memikirkan bagaimana kehidupan kedepannya jika seperti ini. Ruby merasa Agatha seolah benar-benar ingin menyingkir kan nya.
"Aku harus memberitahu orang rumah sikap Agatha, apa tidak masalah ?!" Lamunannya menerawang menatap ke atas langit-langit kamar.
"Sepertinya tidak perlu , mereka mungkin tidak akan percaya kepada ku ! Terus buat apa juga, tidak ada untung nya memberitahu kenakalan Agatha ?!"
Pikiran Ruby bergelut terus di dalam kepalanya sampai tak terasa gadis itu terlelap dalam tidurnya tanpa mengganti pakaian sekolahnya terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Ani Maryani Naryani
ya klau ibu yg bijak harus di selidiki dulu apakah benar anak nya yg salah jangan di bodohi dengan cerita yg tak benar itu cuma mengadu domba supaya kasih sayang nya cuma untuk dia sendiri
2024-01-16
0
Ay
contoh ibu yg buruk ya seperti ini suka membandingkan dengan yglain,,, gak ada otak
2022-09-26
3
Thyn Jhe
judul.y mafia girl tp mc.y..goblok girl
2022-09-12
1