" Hikss,,,hiksss,,,hikss ka ". Suara tangisan memenuhi gendang telinga mereka yang berada di sana.
Ada rasa kecewa di dalam hati Ruby, kenapa orang tua nya berubah seperti ini, apa saja yang di katakan Agatha kepada mereka, kenapa semarah ini ? Batin Ruby sakit.
" Dengarkan ini baik-baik, mulai saat ini RUBY ALDERIA SMITH bukan lagi bagian dari keluarga ini !".
Pernyataan itu membuat jantung Ruby berdetak tak karuan, tubuhnya bergetar karena rasa takut, kepalanya pun berdenyut sakit karena tangis.
" Keluar dari rumah ini sekarang juga !". Usir Luis menyeret tangan Ruby keluar rumah dan disaksikan ratusan mata melihat kejadian yang membuat nya meringis.
" Tidak dad, tidak jangan seperti ini ku mohon dad hiksss,,,hiksss maaf kan aku kumohon dad !".
" Pergi ". Bentak Luis.
" Mom ". Mata Ruby terus mengeluarkan cairan bening yang tak kunjung surut tapi tak membuat mommy nya luluh.
" Pergi, apa kau tuli hah ?!". Seringai licik menghiasi bibir Agatha.
**
Sementara di lain tempat seseorang terus mondar-mandir merasa resah entah kenapa, hatinya merasakan sakit, sakit sekali, dadanya sesak tak kunjung mereda.
" Ada apa ini, kenapa dadaku terasa sesak sekaki ?!". Batin Revan merasakan sesak di dadanya.
Revan segera menghubungi keluarganya, khawatir tersirat dalam dirinya takut sesuatu terjadi kepada mereka dan dia mengingat Revin yang sedari tadi belum menghubunginya.
CALLINGG,,,,,
" Sial kenapa tidak ada yang menjawab, ada apa ini ? ". Gumam Revan resah terus menghubungi mereka satu persatu.
" Ruby pun sama, tidak biasanya dia seperti ini ". Bingung Revan sedari tadi karena semua orang tidak bisa di hubungi.
tuttttt,,,,tutttttt,tuttttt
" Hallo ka ?!". Sahut Revin di seberang sana.
" Vin, apa kau sudah sampai di rumah ?". Tanya Revan dengan nada resah.
" Belum ka, perjalananku sangat macet dan aku masih jauh dari rumah ka ". Keluh revin di seberang sana.
" Ada apa ?". Tanya Revin.
" Bukan apa-apa, hanya saja perasaan kaka tidak nyaman sedari tadi, apa tadi Ruby sempat menghubungi kamu Vin ?". Duduk Revan menenangkan dadanya yang terus merasa sesak.
" Sudah ka, tenanglah, mungkin dia sedang menikmati acara nya !". Ucap Revin menenangkan kakaknya.
" Semoga semuanya baik-baik saja ". Ucap revan.
" Kaka tutup telponnya, hati-hati di jalan, jika sudah sampai kabari kaka jangan lupa ". Diseberang sana Revin mengiyakan perintah kakaknya itu.
" Sshh kenapa sakit sekali, apa mungkin tubuhku terlalu lelah ?!". Revan berjalan menuju ke arah tempat tidurnya dengan masih merasakan sesak di dada, dia mencoba merebahkan dan mengistirahatkan tubuhnya.
Tidak lama Revan berbaring, matanya mulai terpejam perlahan, kantuk yang dirasakan tidak bisa di tahan. Revan akhirnya tidur dengan nyenyak nya.
**
" Maaf mom dad, maaf karena aku membuat keluargamu merasakan malu, maaf karena aku terlalu manja padamu, maaf tidak bisa membanggakan kalian, maaf merepotkan kalian selama ini, maaf karena aku juga tidak bisa membalas semua kasih sayang kalian, maaf maaf maaf hikss,hiksss,,,hikss. Maaf karena aku tidak bisa menjadi anak yang baik untuk kalian, tapi percayalah aku tak sekotor itu hikss hiksss !". Isak Ruby sampai bicara pun terputus putus.
Ruby berlari keluar gerbang dengan menunduk dan di sela langkah nya menuju gerbang, Ruby melihat pak Alan menangis menyaksikan kekacauan di dalam sana.
" Jaga mereka untuk ku pak ". Pinta Ruby kepada Pak Alan. Sebelum pergi, Ruby memeluknya sangat erat.
" Terima kasih dan maaf ". Ucap lirih di sela peluknya.
" Terima kasih selalu menjagaku, mengantarku kemanapun aku pergi, terima kasih telah bersedia menjadi orang tua kedua ku !". Ruby memegang kedua tangan pak Alan dan mengelusnya, tangan pak Alan bergetar dan Ruby menatapnya dan ternyata pak Alan menangis di dalam tunduk nya.
" Dan maaf aku selalu merepotkan mu ". Ruby berlalu pergi dari sana menuju jalan yang terasa sepi, sangat senyap tidak seperti biasanya.
**
Pernyataan dady nya meninggalkan rasa sakit yang mendalam pada hati Ruby.
Gadis cantik berjalan tanpa tujuan bahkan tidak membawa apapun dalam genggamannya, terus berjalan menjauh, itu lah yang di lakukan Ruby saat ini.
Tangisan terus memecah dan terus mengalir tanpa henti, Ruby masih menangis dalam lamunannya, rasa dingin mulai terasa dalam tubuh nya, angin berhembus serta suara petir bersahutan seperti akan turun hujan.
Ruby benar-benar meninggalkan rumah tanpa membawa apapun, bibir berdarah pun bekas tamparan sang dady tidak terasa sakit, hatinya terlalu sakit melebihi luka apapun.
Hujan mulai turun membasahi semua yang ada di permukaan, kilatan petir saling bertautan tapi Ruby enggan untuk berteduh, terus berjalan menjauhi rumah nya, mengikuti kemanapun kakinya melangkah, hatinya teriris tapi tak berdarah.
" Kaka, hiks,,hiksss,,,hikss ". Ruby terus memanggil kedua kakak nya sepanjang jalan.
**
" Terimakasih pak, ambil saja kembaliannya ". Ucap Revin terburu-buru.
" Ada apa ini kenapa sepi sekali, apa acara nya telah selesai ?!. Batin Revin heran melihat keadaan rumah nya terasa sangat sepi.
" Selamat malam tuan muda Revin !". Ucap serentak para pelayan yang terlihat sedang bersih-bersih.
" Bi Elle, apa acara nya sudah selesai bi ? dimana yang lainnya kenapa sepi sekali ?!". Revin terus bertanya kepada bi Elle selaku kepala pelayan di rumah nya, tapi pertanyaan Revin membuat semua orang tertunduk sedih.
Revin bingung dengan sikap para pelayannya malam ini, sejenak Revin mengarahkan pandangan nya kepada pak Alan yang sedari tadi berdiri menatap kosong entah kenapa.
" Pak Alan, pak, pak kenapa melamun, ada apa ?!". Tanya Revin menyadarkan lamunannya.
" Nona muda tuan ". Lirih pak alan menunduk.
" Ada apa sebenarnya ini pak, semuanya terlihat aneh ". Tutur Revin menghela nafas karena tak kunjung dapat jawaban darinya.
" Pak, pak hey kenapa dengan adik bungsuku pak, ada apa dengan Ruby ?!". Kibasan tangan Revin sekali lagi membuyarkan lamunannya.
Suara menggema memenuhi isi ruangan terdengar oleh Revin, suara sepatu menuruni tangga rumah dengan sangat cepat, tubuh Revin membeku seketika mendengar pernyataan itu.
" Tidak ada lagi yang bernama Ruby di dalam keluarga ini ". Teriak tegas Luis menatap tajam ke arah Revin sembari menuruni tangga rumah.
" Memangnya kenapa ?". Tanya kesal campur bingung Revin kepada ayahnya.
" Dia bukan lagi anak ku mulai sekarang ". Luis berhenti sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
" Hanya Agatha putri perempuan ku satu-satunya mulai sekarang, dia yang tidak bisa menerima keputusanku bisa keluar dari sini". Ujarnya tegas seolah mengusir, Luis masih setia mengangkat tangannya menujuk ke arah pintu.
tak,,,,tak,,,,takk
suara seseorang menuruni tangga dan ternyata Nameera sedang di pegang erat oleh Agatha. Sesampainya turun, Revin menghampiri mommy nya dan memeluknya erat.
" Mom ada apa, kemana Ruby ?!".
Heran Revin, mommy nya malah menjauhkan pegangan Revin dan sedikit memundurkan tubuh nya.
Revin terduduk menunggu seseorang menceritakan, sebenarnya apa yang terjadi ? Batin Revin berkecamuk. Nameera dengan derai air matanya penuh pedih dan kecewa akhirnya dia menceritakan semua apa yang terjadi di pesta Tadi.
Revin tak percaya sedikitpun dengan apa yang menimpa adiknya, dia tetap meneguhkan hatinya jika ini hanyalah rekayasa semata.
Agatha berdiri tidak jauh dari Nameera.Revin melihat terdapat guratan senang di keningnya Agatha, Revin marah, dia yakin jika ini ulah dari Agatha.
Revin beranjak dari duduk nya dan berdiri menghampiri Agatha.
pllaaaakkkk,
Tamparan keras terdengar, para pelayan pun puas dengan apa yang di lakukan Revin
" Kau !". Tunjuk Revin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
yanah
ikut nyesek sih thor 😭😭😭
2023-02-14
1
Mella Soplantila Tentua Mella
kasian rubby 😘😭😭😭😭😭😭
2022-10-18
0
✯𝒞𝒶𝓃𝓉𝒾𝓀𝒶𝓃𝒶
Ruby ngapain minta maap sih njg, kan dia ga salah hey!
Minta maaf sama aja kek dia tuh ngakuin klo emg dia salah.
2021-10-16
2