About Aaron

Saat ini, tepat dihadapan Aaron duduk terdapat beberapa bodyguardnya. Mereka semua menunduk takut ke arah Aaron, sedangkan Aaron menatap semuanya dengan datar.

"Mohon maaf Tuan, seluruh anggota sudah kami kerahkan untuk mencari keberadaan Nyonya Zia, namun kami tidak berhasil menemukan beliau. Semua cctv sudah kami cek, bahkan cctv bandara juga sudah kami cek. Hasilnya kosong, tidak ada tanda-tanda keberadaan Nyonya Zia, Tuan" ucap salah satu lelaki yang bertubuh kekar itu.

Rahang Aaron kini mengeras, ia berdiri dengan tegas lalu berjalan mendekati bodyguard itu. Disana ia mencengkram kerah baju bodyguard tersebut.

"Saya membayar kalian dengan begitu mahal! Apa dengan pekerjaan ini tidak bisa kalian lakukan?! Sialan!" selanjutnya ia melepaskan cengkraman itu secara kasar. Aaron kembali duduk sembari memijat pelipisnya [Kemana kamu Zia?...] batinnya lirih.

"Tetap teruskan pencariannya! Jangan sampai saya mendengar bahwa kalian menyerah untuk mencarinya! Jika perlu, cari sampai keluar negeri!" Titahnya.

"Pergilah!" lanjutnya.

Sudah seminggu ini, Aaron tidak istirahat dengan cukup. Setiap hari dia selalu mencari dan bertanya-tanya kemana istrinya itu pergi. Bahkan urusan perusahaan sedikit dia abaikan, baginya yang terpenting sekarang adalah keberadaan istrinya bahkan dia tidak peduli jika suatu saat dia bangkrut akibat kelalaian yang terpenting baginya bukanlah perusahaan ataupun kepopulerannya melainkan istri dan calon anaknya. Merekalah yang terpenting dan terutama bagi Aaron.

Semenjak satu Minggu kepergian Zia, Aaron semakin dikenal dengan kekejamannya! Berita tentang perginya Zia bahkan sudah sampai telinga ke awak media dan semua tentu saja bertanya-tanya tentang apa yang terjadi antara pasangan couple mereka itu?.

Isu perceraian bahkan sudah berkeluaran kesana kemari, namun Aaron dengan tegas membantah isu itu. Hanya dengan beralasan bahwa istrinya sedang berlibur berhasil membuat berita yang sempat memanas, kini mulai mereda.

Didalam ruang kerjanya Aaron duduk dikursi kebesarannya sembari menatap bingkai foto pernikahannya yang ada di meja kerjanya itu. Ya! Semenjak kepergian Zia, semua foto-foto yang ada didalam ruangan kerjanya itu sudah dia ganti dengan foto-foto pernikahan dan beberapa foto Zia yang telah ia cuci. Bahkan dimansion itu sudah dipenuhi dengan foto-foto pernikahan.

Yang paling mengejutkannya lagi, Aaron sudah tidak menerima kerja sama dengan perusahaan lain jika yang datang untuk bertemu dengannya adalah seorang wanita! Ia akan menolak dan meminta agar laki-laki saja yang bertemu dengannya. Sekertarisnya juga sudah diganti dengan laki-laki! Aaron benar-benar menjaga jarak dengan wanita-wanita diluaran sana hanya demi dan untuk Zia seorang. Dia sudah bertekad bahwa hanya Zia yang dapat mengubahnya, bahkan hanya Zia seorang yang bisa mengubah seorang Aaron Jay Alexander. Dan yang paling terpenting adalah pemilik hatinya hanyalah Zia! Semua yang ada pada dirinya adalah milik Zia tanpa terkecuali! Dan jelas pasti jika kepergian Zia membawa semua yang Aaron miliki. Hati dan segalanya telah Zia bawa. Dan kini, hati yang tertinggal hanyalah hati iblis! Hati kekejamannya semakin meningkat semenjak kepergian Zia. Apalagi Zia membawa calon buah hati mereka!

"Kamu Kemana Zia? Sudah seminggu aku mencari-cari dirimu namun tidak mendapatkan titik terang sedikitpun" tatapannya masih terkunci dibingkai foto itu. [Kenapa aku begitu bodoh? Bisa-bisanya aku menyia-nyiakan wanita seperti Zia dan bisa-bisanya aku melakukan hal keji dan semenjijikan itu! Bodoh kau Aaron! Bodoh! You are the stupidest man in this world!] batinnya.

Tak berselang lama, sekertarisnya pun masuk "Mohon maaf Tuan. Meeting akan dimulai".

Aaron mengangguk dan berlalu dari sana tanpa membalas ucapan sekertarisnya itu.

***

"Zia, apa kau tidak ingin untuk melihat kota Melbourne ini?" tanya Zura. Zura tiba dimansion itu pada kemarin hari, ia tiba bersama Nico namun Nico langsung kembali karena memiliki pekerjaan penting.

Zia menggeleng "Tidak Zura, apa kau lupa? Aaron pasti sedang mencariku! Kau tahu juga jika dia tidak akan mungkin untuk melepaskan ku dan juga kau tahu betul aku melakukan semua ini agar bisa terlepas dari lelaki sialan itu!" balasnya.

Zura pun mengangguk paham "Aku lupa" ia menjedanya lalu mengelus perut Zia yang mulai sedikit membuncit walau belum terlihat "Lalu bagaimana dengannya nanti? Bagaimana jika suatu saat nanti dia bertanya tentang ayahnya?".

Zia pun ikut mengelus perutnya dengan helaan nafas yang ia Hela panjang "Entahlah Zura, aku belum terpikir sampai kesana".

Zura mengerut, ia mengangguk tanpa bertanya lagi. Ia tahu betul bagaimana suasana hati Zia saat ini, apalagi wanita itu sedang hamil, sudah pasti moodnya akan berubah-ubah!.

[Apakah Aaron baik-baik saja saat ini?] ia membatin lalu menggeleng setelah menyadari pikirannya itu "Tidak!".

Hal itu membuat Zura terkejut "Ada apa denganmu?".

Zia sadar dan langsung menatap Zura "Tidak".

"Kau sangat aneh!" kening Zura mengerut kebingungan.

Berpindah ke belahan dunia lain, Alyssa sudah seminggu ini memilih untuk tidur dikamar yang sempat ditempatinya. Semenjak kembali, Nick dan Alyssa langsung kembali ke mansion lama mereka, dimana Zia tinggal dan tumbuh dewasa ditempat itu.

Selama seminggu pula, Alyssa tak pernah melepaskan bingkai foto milik putrinya itu, ia mungkin akan melepaskannya jika akan mandi, makan ataupun aktivitas yang membuatnya tak bisa memegang bingkai itu. Namun, kemana pun ia pergi ia tak pernah lupa untuk membawa foto itu.

Dalam kamar itu, Alyssa duduk di balkon kamar sembari menatap bingkai foto tersebut [Sudah satu Minggu sayang! Papa dan lainnya tidak mendapatkan titik terang tentang keberadaan dirimu. Kamu dimana sayang? Mama begitu merindukanmu! Kembalilah Zia! Mama ingin sekali bertemu denganmu...mama harap...kamu baik-baik saja] batinnya.

***

"Belum Tuan, kami sama sekali belum menemukan celah!" ucap anak buahnya.

Nick menghela nafas kasarnya sembari memijat pelipisnya [Pergi mana dia?]. Dia pun kembali menatap para anak buahnya "Tetap lakukan pencariannya, jika perlu carilah sampai keluar negeri".

Semuanya serentak mengangguk hormat "Sesuai perintah anda Tuan".

Nick hanya mengangguk, dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa putrinya bersembunyi sedetail ini? Sebenarnya siapa yang membantu putrinya dalam persembunyiannya? Benar-benar membingungkan! Pikirnya.

To be continued...

{Note: Halo! Terimakasih atas dukungannya ya! Jujur saja ini adalah novel pertama author yang mendapatkan cukup banyak peminat! Sekali lagi terimakasih! Itu adalah suatu kebanggaan bagi author!

Maaf jika ada salah kata dalam penulisan ya! See you all guys!}.

Sebagai informasi, author akan berusaha untuk update setidaknya dua sampai tiga kali dalam sehari ya! Jika satu hari tidak ada update, artinya author sedang mengalami kendala ataupun masalah ya!

Terpopuler

Comments

Maya Lara Faderik

Maya Lara Faderik

terbaik Thor lanjutkan aku tetap menyokong MU ,.tapi aku ingin membahas Aaron dulu ya Thor ,..kali ini aku beri 👌👌good pada Aaron walaupun menyebalkn namun ia laki laki setia begitulah Aaron jangan buat aku kecewa dengan mu kepergian Zia pun ulahmu juga ,..namun aku salut padamu kerana menjaga jarak pada wanita .. perjuangkanlah mencari Zia sampai dapat terima kasih kerana menyesal Aaron...💯👌👌

2023-11-30

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!