Disebuah cafe, Zia duduk melamun sembari meminum teh miliknya, samar-samar ia mendengar bisikan-bisikan dari orang-orang yang duduk tak jauh darinya.
"Bukankah dia adalah Nyonya Zia William?".
"Dia kan calon istri Tuan Aaron ya?".
"Dia sangat cantik! Cocok dengan Tuan Aaron yang juga tampan! Benar bukan?".
"Iya, dia sangat cantik! Aku tak menyangka bahwa pada akhirnya Tuan Aaron mendapatkan pawangnya!".
"Aku juga tak menyangka, sekelas elit seperti Nyonya Zia dapat menaklukkan hati es milik Tuan Aaron".
Zia yang mendengar itu hanya terkekeh kecil [Tidak tahu saja kalian bahwa kami menikah tanpa adanya cinta] Batinnya.
"Ya Tuhan! Bukankah itu Tuan Aaron?".
"Pasti dia datang untuk bertemu dengan Nyonya Zia!".
Mendengar itu membuat Zia mencari-cari orang yang sedang disebut-sebut oleh orang-orang, dia terkejut ketika lelaki itu duduk tepat didepannya.
Zia menelan salivanya dengan paksa [Kenapa dia bisa ada disini?].
"Saya ada disini karena jelas saja saya ingin bertemu denganmu" jawab Aaron yang seolah dapat mendengar isi hati wanita cantik itu.
Wanita itu terkejut, namun dia tak melihatkannya didepan lelaki itu [Bagaimana bisa dia...?].
Sebelah kening lelaki itu terangkat "Kenapa diam saja? Cepat makan agar kamu bisa ikut dengan saya!".
"Kemana?".
Aaron membuang nafasnya kasar "Makan saja! Tidak perlu banyak tanya!".
***
Zia berdiri bingung, Aaron membawanya ke toko perhiasan yang sangat terkenal dikota itu. Dia hanya berdiri diam sedangkan Aaron sibuk dengan memilih-milih perhiasan yang akan ia berikan untuk Zia. Lelaki itu pertama memilih cincin pernikahan, lalu kalung, anting, dan gelang. Semuanya full berlian dan emas! Harganya jelas begitu mahal! Dan tentu saja itu adalah limited edition, itu dimiliki hanya beberapa orang yang ada di beberapa negara.
Setelah itu, lelaki itu membawanya ketempat fitting baju pengantin, disana dengan begitu ahlinya Aaron memilihkan gaun yang begitu cantik dan pas melekat ditubuh ramping nan indah milik Zia. Walaupun Aaron dingin dan datar, tapi perlakuannya terhadap Zia begitu lembut. Etss! Tapi tunggu dulu! Zia tak akan mungkin bisa luluh! Dia sudah tahu bahwa lelaki ini pasti memiliki rencana buruk terhadapnya!.
Setelah semuanya selesai, Aaron membawanya ketepi pantai untuk melihat betapa indahnya sunset sore ini. Lelaki itu masih dengan gayanya, kedua tangannya berada di masing-masing saku sedangkan wajahnya menampilkan raut kedataran tinggi.
Zia fokus kedepan, setiap kali dia melihat laut, pasti dia akan selalu terpikir tentang kedua orangtuanya yang sudah hilang selama kurang lebih tujuh tahun lamanya.
[Aku benar-benar yakin bahwa kalian pasti masih hidup! Aku yakin itu!] batinnya.
Aaron menatapnya begitu intens [Setelah aku membuatmu kembali dengan orangtuamu, aku akan pergi meninggalkanmu agar supaya kamu bisa hidup dengan mereka sesuai keinginanmu. Aku tak ingin kamu hidup dengan lelaki yang tidak akan pernah kau cintai, begitu sebaliknya].
Ternyata tujuan Aaron menerima pernikahan itu hanya dengan niat membantu, setelahnya ia akan meninggalkan wanita itu. Tanpa dia tahu, mungkin saja nanti ia sendiri akan jatuh dalam cinta istrinya begitu juga dengan Zia.
***
"Zia! Ini mama sayang! Bukalah matamu!" ucap seorang wanita.
Sang empu perlahan membuka matanya, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang berada dihadapannya sekarang "Papa? Mama?".
Kedua orang itu mengangguk beriringan dengan Zia yang langsung memeluk mereka.
Seorang lelaki baya melepas pelukannya dengan pelan, ia menatap putrinya dengan senyuman manisnya "Kamu sudah dewasa! Putri kesayangan papa dan mama sebentar lagi akan menikah!".
"Zia tidak menyangka bahwa Zia bisa melihat papa dan mama lagi".
Wanita baya itu mengelus rambut putrinya "Ingat ya sayang, kamu harus setia dengan suamimu nanti! Jangan meninggalkannya dan cintailah dia layaknya suamimu! Mama tahu sangat sulit untuk mencintai seseorang dengan paksa, namun mama yakin bahwa putri mama adalah wanita hebat! Wanita baik! Dan jangan mengeluarkan kata perceraian walaupun kalian dalam masalah besar, mengerti?".
"Zia mengerti mah".
Wanita itu mengangguk lalu tersenyum, Lelaki baya itu juga begitu "Janji dengan papa mama ya?" ucapnya dengan uluran jari kelingking menandakan membuat sebuah janji.
Zia tersenyum lalu membalas uluran jari kelingking itu "Zia janji!".
Kedua orang itu tersenyum lalu perlahan menghilang, membuat Zia histeris "Papa mau kemana? Mama jangan tinggalkan Zia!".
Panggilannya tetap nihil, kedua orang itu sudah hilang tak terlihat.
"Jangan!!!".
Sontak dia terbangun, pandangannya kini sudah berada ke berbagai sudut suarang itu. Ternyata itu hanyalah sebuah mimpi! Tapi ternyata itu terasa begitu nyata?
Dia menarik nafasnya begitu panjang "Ternyata hanya mimpi! Aku mengira itu nyata..." dia terhenti sejenak ketika mengingat janji yang mereka buat dalam mimpi itu.
"Apa arti mimpi itu?".
Dia pun mengubah posisinya menjadi duduk bersandar, lalu dia mengambil bingkai foto yang berisi dirinya dan kedua orang tuanya. Dia menatap foto itu dengan seksama [Walaupun cuman sebuah mimpi, tapi Zia janji bahwa Zia akan menepati janji itu!]. Batinnya.
Walaupun dia tak yakin dengan pernikahannya, akan tetapi dia akan menepati dan menjalankan janji yang sudah dia janjikan didalam mimpi itu. Yah walau hanya sebatas mimpi, tapi tetap saja! Itu mungkin petunjuk yang diberikan oleh sang pencipta.
Ketika sedang melamun, ponselnya berdering menandakan ada yang sedang menghubungi dirinya. Dengan segera dia pun mengangkat sambungan itu.
{Hallo?}.
{Zia? Ya Tuhan! Apa benar kau akan menikah?} ucap seseorang diseberang sana.
Walaupun tidak dilihat, Zia mengangguk {Hm, kenapa?}.
{Tidak menyenangkan! Apa kau tidak akan mengundang sahabatmu ini? Ck!}.
Zia pun terkekeh {Haha! Aku bercanda! Jangan sampai kau tidak datang! Aku akan memenggal kepalamu!}.
Diseberang sana seorang itu juga ikut terkekeh {Of course my friend! Aku akan datang! Demi dan untuk sahabatku yang cantik ini! Sahabatku yang sebentar lagi akan mengganti status menjadi Nyonya Zia Alexander atau istri dari Tuan Aaron Alexander!}.
{Kamu ada-ada saja! Aku menunggu kedatanganmu!}.
{Of course!}.
Percakapan itu memakan waktu hampir dua jam lamanya, maklum perbincangan para ciwi-ciwi jadi sudah jelas jika pembahasan mereka akan sangat begitu panjang!.
[Apakah ini memang sudah menjadi takdirku Tuhan? Apakah aku memang akan berakhir menjadi istri seorang Aaron Alexander? Jika benar, maka aku mohon kepadamu, jangan membuat pernikahanku nanti hancur. Aku memohon kepadamu agar teruslah membuat pernikahanku bahagia selalu tanpa adanya masalah yang datang. Amin] batinnya berdoa. .
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Anniza Tsatsa TjicubyYee
leo?????
2023-11-29
0