Melbourne, Australia.
Zia kini sudah tiba di Melbourne, ia langsung pergi ke mansion yang sudah disediakan oleh Azura dan juga Nico. Di mansion itu sudah di lengkapi dengan berbagai kebutuhan yang mungkin akan Zia butuhkan. Bahkan Azura dan Nico tak tanggung-tanggung untuk melakukan penjagaan yang begitu ketat agar supaya siapapun itu tidak akan pernah bisa untuk mendekati Zia.
Para maid menunduk hormat setelah kedatangan Zia "Welcome Madam".
Zia hanya tersenyum simpul, dia mengikuti arah berjalan salah satu maid yang akan mengantarkannya di kamar utama yang berada dilantai dua menggunakan lift. Mansion yang disediakan oleh sahabatnya benar-benar mewah! Bahkan dia merasa nyaman akan itu.
Sesampainya dikamar itu, Zia langsung membereskan semua isi kopernya. Setelah itu, ia pun menghubungi Azura guna untuk mempertanyakan kapan sahabatnya itu akan datang berkunjung?.
{Zia? Apa kau sudah tiba di Melbourne?} tanya Zura diseberang sana.
Zia mengangguk {Ya, terimakasih atas bantuanmu Zura!}.
Zura terkekeh geli {Jangan berterimakasih Zia! Sudah kukatakan bukan? Kau sudah aku anggap sebagai saudaraku!}.
{Tetap saja aku harus berterimakasih kepadamu}.
{You're welcome! Bagaimana keadaanmu sekarang? You're fine, right?}.
{Ya, Aku baik}.
{Kandunganmu?}.
{Same}.
{Syukurlah}.
Zia menghela nafas beratnya {Zura, kapan kau akan kemari? Aku sangat bingung, bukankah kau tinggal di Sydney? Kenapa kau malah mengirimku ke Melbourne?}.
Diseberang sana terdengar kekehan dari wanita cantik itu {Ahh! Aku lupa mengatakannya kepadamu. Aku melakukan itu agar supaya Aaron tidak dapat menemukanmu! Apa kau sudah lupa? Nico dan Aaron berteman! Otomatis dia tahu bahwa aku tinggal di Sydney!}.
Zia mangut-mangut paham {Kamu benar, lalu? Kapan kau akan kemari?}.
{Kau sabar saja Zia, aku harus menunggu situasinya membaik. Jika sekarang, aku tidak bisa. Bisa saja aku kebobolan dan berhasil membuat Aaron bertemu denganmu. Apakah kau ingin akan itu?} jelas Zura.
{Haha! Kau benar!}.
Diseberang sana, Zura menghela nafasnya dengan malas {Zia, aku harap kau bisa menjaga diri disana! Dan juga aku berharap kau bisa merawat bayimu nanti. Aku hanya berkunjung sebulan sekali. Dan ya! Jika kamu menginginkan sesuatu, katakan saja kepada maid atau bodyguard yang ada disana}.
Zia mengangguk "Azura, kau tidak perlu mengkhawatirkan diriku. Apa kau juga lupa? Tujuh tahun lebih aku hidup sendiri! Dan masalah bayiku, kau tenang saja. Aku akan menjaganya dengan baik}.
Berpindah ke belahan dunia lain, tepatnya di mansion Aaron. Suasana di mansion itu sudah sangat kacau! Terlebih lagi, Nick dan juga Alyssa sudah tiba disana. Dan kabar kepergian putri mereka membuat suasana semakin memanas. Sejak tadi, Nick tak hentinya memukul dan mencaci maki lelaki yang berstatus suami dari putrinya.
"SAYA TIDAK AKAN PERNAH UNTUK MEMAAFKANMU AARON! TIDAK AKAN PERNAH!" Ucapnya kasar setelah puas memukul lelaki itu. Bahkan Aaron sudah terbujur lemah dengan berbagai luka dan lebam yang berada di tubuhnya.
"Aku benar-benar minta maaf pa. Aku menyesal!...Aku berjanji bahwa aku akan be-...".
"SAYA TIDAK MEMBUTUHKAN MAAFMU ITU!" Nick menjedanya, lalu berjongkok dihadapan Aaron "Kau! Kau telah membuatku begitu kecewa denganmu! Apa kau pikir putriku adalah jalangmu? Sehingga kau hanya memanfaatkan tubuhnya sebagai pemuas nafsumu itu?!".
Aaron menggeleng, baru saja ingin berucap Jordan sudah mendahuluinya "Selama kau belum menemukan Zia, jangan berharap untuk datang bertemu atau datang meminta bantuan dari papa, mama maupun Nick dan juga Alyssa!" tegas Jordan.
Keempat orang itu langsung pergi dari sana meninggalkan Aaron yang masih terbujur lemah dilantai. Semalam ini ia tidak tidur! Dan pagi ini ia mendapatkan berbagai pukulan dan cacian yang diberikan oleh Nick dan juga Jordan.
Aaron hanya bisa menangis saat itu, asal tahu saja. Baru sekarang lelaki itu menangis! Bahkan baru sekarang dia mendapatkan perlakuan seperti itu. Tapi, baginya ini semua adalah karma untuknya. Dia pantas mendapatkan itu atas semua perlakuannya kepada Zia.
***
Didalam kamar tersebut, Alyssa duduk di ranjang milik putrinya sembari memandang bingkai foto yang berada dalam kedua tangannya, ia memandang foto itu dengan sendu "Kamu tumbuh dengan baik sayang! Bahkan sangat cantik!...Mama sangat berharap bertemu dan memelukmu seerat mungkin! Bahkan mama ingin menebus semua waktu yang sudah hilang, tapi...ketika mama kembali, mama harus menelan kecewa atas perginya dirimu...kamu pergi dalam keadaan hamil sayang! Kamu sedang membawa cucu mama...kamu pergi kemana sayang?..." ucap lirihnya.
Sedangkan dimansion yang sama, namun berbeda ruangan. Ketika orang itu duduk di sofa ruang tamu. Bella sedari tadi hanya diam, matanya sembab akibat menangis terus-terusan.
"Nick, aku benar-benar minta maaf atas apa yang Aaron lakukan. Aku sudah gagal untuk mendidiknya Nick! Aku benar-benar minta maaf! Tolong jangan menjauhiku dan Bella, aku akan membiarkanmu melakukan apa yang kau ingin lakukan kepada kami. Ak-...".
"Untuk apa kau meminta maaf Jordan? Yang brengsek disini bukan kamu! Melainkan putramu itu!" ia menjedanya, kemudian menghela nafas panjangnya "Aku tidak akan menjauhimu maupun Bella, tapi tidak dengan Aaron. Aku tidak akan pernah Sudi untuk bertemu dengannya sebelum dia menemukan putriku ".
Jordan mengangguk "Terimakasih Nick, aku juga akan melakukan hal yang sama denganmu. Aku akan membiarkan Aaron menanggung semua ini sendiri, aku mungkin akan membantu Aaron, tapi aku tidak berjanji akan itu".
Nick menatap Jordan dengan serius "Aku tidak membutuhkan apapun! Yang aku butuhkan sekarang ini adalah putriku! Tujuh tahun aku tidak bertemu dengannya! Dan disaat aku kembali? Dia sudah pergi dari sini! Dan semua ini gara-gara lelaki sialan itu!" umpat Nick secara kasar.
Bella menundukkan kepalanya, tiba-tiba lintasan pertemuan pertamanya dengan Zia muncul dibenaknya. Ia menangis dalam diamnya.
Jordan pun yang sadar akan itu memilih untuk merangkul pundak istrinya "Mama tenang oke? Papa tahu mama sedih dan begitu kecewa kepada Aaron, tapi jangan sampai mama membantunya oke? Biarkan dulu dia berjuang sendiri dan biarkan dia sadar dan betul-betul berubah" jelasnya untuk menenangkan istrinya.
Sedangkan ditempat lain, Aaron duduk dilantai bersandar dibagian sisi kasur dengan tangannya yang sedang menggenggam bingkai foto pernikahannya dengan Zia.
Ia menatap bingkai itu sembari terisak "Aku benar-benar menyesal Zia...aku minta maaf atas semua yang aku lakukan kepadamu...aku salah! Aku adalah lelaki brengsek! Lelaki pengecut!..."Isaknya.
Hidupnya gini sudah pergi dibawa oleh Zia! Bahkan cintanya juga dibawa oleh Zia, wanita itu membawa segalanya dari dirinya. Segalanya! Sehingga membuat Aaron tak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk melakukan aktivitas apapun sudah lelah ia lakukan. Mungkin hari-harinya seterusnya akan seperti itu, dan mungkin akan selalu seperti itu. Dimana sekarang semua orang menjauhinya atas apa yang dia lakukan. Mau menyesal sudah terlambat! Aaron selalu terpikir akan perkataan Nico tempo hari, bahwa dia akan menyesal dan dia akan merasakan bagaimana ditinggal pergi oleh wanita yang dia cintai. Dan sekarang semua ucapan Nico benar-benar terjadi! Seharusnya pada saat itu Aaron mendengarkan Nico, namun karena sikap angkuh nya itu, kini membuatnya merasakan semuanya.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Maya Lara Faderik
boleh aku katakan padan muka kau Aaron ,jangan sombong dengan perasaanmu terutama nya isterimu sendiri ,siapa kata tidak ada kata cinta sedangkan pekerjaan jadi mafia pun terlahir dari cinta kalau bukan kau bukanlah ketua mafia disegani kerana cinta pada pekerjaan itulah membuat dirimu terpengaruh begitu juga dengan wanita terlebih lagi zia adalah isterimu ,..
2023-11-30
1